Orbit Satelit




Mengorbitkan sebuah satelit harus memperhitungkan bentuk orbit / garis edarnya,  ketinggiannya, dan sudut yang dibuat terhadap  katulistiwa bumi. Kebanyakan garis edar satelit  adalah melingkar, tetapi beberapa satelit  menggunakan orbit berbentuk lonjong di mana jarak satelit dari Bumi menjadi tidak tetap. Ketinggian dari suatu garis edar menentukan berapa lama periode revolusi satelit melingkari Bumi berapa banyak planet terlihat oleh satelit pada suatu waktu. Beberapa satelit mengorbitkan sepanjang garis katulistiwa. Dan  sebagian lagi memiliki orbit membentuk sudut terhadap garis katulistiwa. Beberapa  satelit bergerak searah jarum jam di sekitar Bumi ketika dilihat dari atas Kutub Utara, tetapi kebanyakan satelit bergerak berlawanan arah jarum jam. 

Orbit Geostasioner (GSO) di sekitar garis katulistiwa dapat ditempati satelit  pada  ketinggian khusus yang membuat satelit memiliki periode revolusi sama dengan periode  rotasi Bumi. Satelit ini tinggal di atas katulistiwa bumi terus menerus. Ketinggian GEO  adalah sekitar 5,6 kali jari-jari Bumi, atau sekitar 35.800 km. Penggunaan orbit ini  misalnya untuk kepentingan militer. 

Satelit pada Orbit Bumi Rendah (LEO) mengorbit bumi pada suatu ketinggian 2.000 km  atau lebih sedikit. Hampir tiap-tiap satelit masuk  orbit LEO setelah diluncurkan. Jika suatu misi satelit memerlukan suatu orbit selain LEO, harus menggunakan roket untuk  pindah ke garis edar akhir nya.  Satelit pada Orbit Bumi Medium ( MEO) mengorbit pada  ketinggian sekitar 10.000 km.  Penggunaan MEO pada umumnya oleh ilmu pelayaran dan satelit komunikasi. Contoh  milik Amerika Serikat NAVSTAR (pelayaran) dan Sistem Posisi Global ( GPS), milik  Rusia  GLONASS (pelayaran global dan Pengembaraan.  Semua satelit komunikasi  menggunanakan MEO.





1 komentar:

Flag Country

free counters