Gerakan Kamera


Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh  karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:


  • Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati  objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di  kamera.
  • Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas  tripod.
  • Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika  kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
  • Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan  rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak  menjauh.
  • Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
  • Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
  • Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar  muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
  • Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika  memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai

Teknik Pengambilan Gambar


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan  perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika 
seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut: 

  1. Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. 
  2. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada  manual book. 
  3. Pahami kelebihan dan kekurangannya.
  4. Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan  apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan.
  5. Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti  baterai, mikrofon, kabel extension, dll.
  6. Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.


Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis  kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan  atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) 
yang telah diambil.

Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil  disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping  gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data  suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame

Bahasa Visual

Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar,  tingkat emosi, situasi dan kodisi objek.

Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:

  • Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat  sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit  dari sepatu.
  • Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu
  • Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian  dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau  sepasang kaki yang bersepatu baru
  • Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika  objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
  • Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika  objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya  saja (dari perut/pinggang keatas).
  • Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga  lutut.
  • Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
  • Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar  diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
  • Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar,  sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan  terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala  sampai lutut.
  • Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. 
  • Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut  terhadap lingkungannya.
  • One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
  • Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
  • Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
  • Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang


Pembagian berdasarkan format kamera video


1. Camcoder
Product Information
1/6" CCD imager with 290K effective pixels, 20X
optical zoom lens with 990X digital zoom, 2.5" touch
panel SwivelScreen LCD display, Memory Stick slot

2. Camcoder MiniDV
Product Information
1/6” Advanced HAD CCD imager with 340K effective
pixels, 20X optical zoom lens with 800X digital zoom,
Carl Zeiss Vario-Tessar lens, 2.5” touch panel
SwivelScreen LCD display

3. Camcoder DVD
Product Information
1/6" Advanced HAD CCD imager with 800K Pixel still
image capabilities, 20X optical zoom lens with 800X
digital zoom, Carl Zeiss Vario-Sonnar lens, 2.5" touch
panel Wide Hybrid LCD display

Teknik Penyuntingan Video


Teknik Linear dilakukan dengan memotong-motong bahan video yang diberi istilah klip dan disusun dengan menggunakan video player dan perekam (VCR-Video Cassete Recorder), bisa juga menggunakan dua player bila kita ingin memasukan effect, sehingga bisa diatur sesuai dengan potongan yang ada.

Teknik Non-Linear, serupa dengan linear kita memotong-motong klip dalam editing, tetapi jauh lebih mudahkarena tinggal drag and drop tanpa kerja dari nol, begitu juga untuk memasukan effect, kita tinggal drag and drop dengan effect yang sudah tersedia. Bahkan kita dapat mengatur dengan mudah durasi dari effect yang kita pakai.

Format dalam kamera video dibagi atas 2 bagian :

1. Analog format yang terdiri dari standar VHS,VHS -C, Super VHS, Super VHS-C, 8mm, Hi-8

2. Digital format yang terdiri dari MiniDV,Digital8, DVD Komputer yang dianjurkan untuk editing video terdiri dari :

1. PC sekelas P4 atau AMD Athlon, sebaiknya menggunakan teknologi Hyper Trading.

2. Capture Video Card dan Port, Contoh : Pinacle, Port Fire Wire IEEE 1394, USB2, digunakan untuk proses transfer dari camcoder ke PC.

3. Kabel Firewire atau USB

4. Harddisk, untuk pengolahan Video Intensif lebih baik menggunakan SCSI Harddisk, sedangkan untuk yang standar gunakan saja HDD serial ATA, Putaran HDD minimal 7200 rpm.

5. Sound Card, VGA card, CD-ROM dan CD-RW/DVD-RW

Performa video kamera (camcoder) dilihat dari :

1. Analisa gambar bergerak = kualitas gambar bergerak yang telah direkam

2. Titik lemah resolusi = menetukan nilai yang horizontal dan vertikal, dan hanya sedikit menguji warna warni

3. White balance = untuk daylight dan sinar lampu dengan menggunakan testchart yang telah distandarisasi dan selanjutnya melakukan penilaian true color

4. Menghitung noise = perbandingan antara signal dan noise power dituliskan dalam decibel (dB), semangkin tinggi nilai dBnya berarti semangkin tinggi noise distance dan sem akin baik pula gambar videonya

5. Cahaya sensitif = Berapa lama waktu yang dibutuhkan camcoder untuk menyesuaikan ulang kecerahan, semakin lama ulang waktu penyesuaian semakin buruk pula setting diafragma otomatisnya

6. Kompresi kontra kerugian = Perbedaan antara rekaman dengan aslinya

7. Kualitas gambar dalam uji ketahanan

Pengertian Observasi


Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Seorang peneliti harus melatih dirinya  untuk melakukan pengamatan. Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari masing-masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan adalah  observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
Menurut Nasution, ada beberapa  hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi, antara lain:
1)    Harus diketahu dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya ditempat-tempat pada waktu tertentu atau terjadi diberbagai lokasi?
2)    Harus ditentukan siapa-siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga benar-benar representatif?
3)    Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga relevan dengan tujuan penelitian.
4)    Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan izin pelaksanaan penelitian.
5)    Harus diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.

Pengertian Dokumen



Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya.
Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah foto dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan maksud tertentu, misalnya  untuk melukiskan kegembiraan atau kesedihan, kemeriahan, semangat dan situasi psikologis lainya. Foto juga dapat menggambarkan situasi sosial seperti kemiskinan daerah kumuh, adat istiadat, penderitaan dan berbagai fenomena sosial lainya.
Selain foto, bahan statistik  juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen yang mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat membantu sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Pengertian Wawancara


Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada peneliti.

Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:

1)    Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada pewawancara.
2)    Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v (check).

Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan, wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk ”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam  dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan mendalam.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam suksesnya wawancara yang dapat dilihat pada gambar berikut:

clip_image001










Menurut Nasution, ada beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam wawancara, antara lain: pengalaman, pendapat, perasaan, pengetahuan, pengeinderaan dan latar belakang pendidikan.
n2

Dalam pelaksanaan wawancara, sering kita temukan dilapangan adanya perbedaan persepsi pandangan tentang hal-hal tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian, antara peneliti dengan orang yang diwawancarai. Berdasar hal tersebut, yang perlu diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif naturalistik, ada dua istilah yaitu informasi emic dan etic. Informasi emic adalah informasi yang berkaitan dengan bagaimana pandangan responden terhadap dunia luar berdasar perspektifnya sendiri, sedangkan yang berdasar perspektif peneliti disebut informasi etic.





Pengertian Tes


Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi,  ada beberapa macam tes dan alat ukur.
1)    Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
2)    Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
3)    Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
4)    Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
5)    Tes minat  atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang  terhadap sesuatu.
6)    Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

Pengertian Angket (Kuesionare)


Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah  (a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai berikut:
1)    Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2)    Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3)    Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4)    Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
1)    Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.
2)    Tiap pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran definisi operasional, sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian.
Dalam kusioner, pertanyaan-pertanyaan yang diajaukan biasanya pertanyaan mengenai hal-hal sebagai berikut:
1)    Pertanyaan tentang fakta. Misalnya umur, pendidikan, status dan agama
2)    Pertanyaan tentang pendapat dan sikap, yang menyangkut masalah perasaan dan sikap respondsen tentang sesuatu
3)    Pertanyaan tentang informasi. Pertanyaan yang menyangkut apa yang diketahui oleh responden
4)    Pertanyaan tentang persepsi diri. Responden menilai perilakunya diri dalam hubungannya dengan orang lain.
Ditinjau dari segi cara pemakain kuesioner, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh peneliti, antara lain:
1)    Kuesioner digunakan dalam wawancara  tatap muka  dengan responden
2)    Kuesioner diisi sendiri oleh responden
3)    Wawancara melalui telepon
4)    Kuesioner dikirim melalui pos.
Bagaimana merumuskan/menyusun angket?, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1)    Pakailah bahasa yang sederhana yang dapat dipahami oleh responden.
2)    Pakailah kalimat yang pendek yang mudah difahami.
3)    Jangan terlampau cepat menganggap bahwa responden telah memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang masalah penelitian.
4)    Lindungi harga diri responden.
5)    Bila ingin menanyakan suatu perasaan atau tanggapan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, tanyakan terlebih dahulu hal-hal yang menyenangkan.
6)    Pertimbangkan pertanyaan bersifat langsung atau tidak langsung.
7)    Tentukan pertanyaan terbuka atau tertutup.
8)    Masukkan hanya satu buah pikiran dalam tiap pertanyaan.
9)    Rumusan pertanyaan jangan sampai memalukan responden. (lihat, Nasution, 2006:135-137)
Contoh Angket......
1)    Angket Terbuka, yaitu angket dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab
Contoh: Metode apa yang digunakan oleh Bapak/ibu  dalam pengajaran PAI dikelas?
a......................
b......................
c......................
d......................
2)  Angket Tertutup, apabila jawaban pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti.
Contoh: Apakah Bapak/Ibu senantiasa memeriksa hasil pekerjaan anak dikelas?
a.    Selau
b.    Sering
c.    Jarang sekali

3)    Angket semi terbuka, yaitu jawaban pertanyaan sudah diberikan oleh peneliti, tetapi diberi kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan responden
Contoh: Apa metode yang Bapak?Ibu gunakan dalam pengajaran PAI
a.    Diskusi
b.    Ceramah
c.    ............

Berdasar dari terbentuknya
§  Pilihan ganda
Contoh, seperti pada angket tertutup
§  Isian
Contoh seperti pada angket terbuka
§  Chek list
Contoh

No
Pertanyaan
Jawaban
1
Sebelum pelajaran dimulai diadakan absensi terhadap siswa
ya
tidak

§  Rating Skala
Contoh:
No
Item Pertanyaan

Alternatif Jawaban
Dimensi Kesadaran Diri
STS
TS
N
S
SS
1
Percaya diri bahwa saya merupakan orang yang memiliki kreatifitas dan mampu dalam melaksanakan tugas





2
Mengakui kekuatan dan kelemahan diri





3
Memikul tugas dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan 

Flag Country

free counters