Ilmuwan bingung ada benda yang bisa 'kabur' dari lubang hitam

Ilmuwan bingung ada benda yang bisa 'kabur' dari lubang hitam



Sampai saat ini, ilmuwan di dunia percaya bila tidak ada benda apapun di dunia yang mampu melesat mengalahkan kecepatan cahaya. Tetapi, nampaknya teori fundamental itu kini 'mental'.

Ilmuwan IFAE di Barcelona telah menemukan fenomena unik dan langka yang terjadi di sebuah lubang hitam yang terletak di pusat galaksi IC 310. Di luar prediksi para ilmuwan, dari pusat lubang hitam itu muncul pancaran sinar gamma. Padahal berdasarkan hukum Fisika tidak ada benda di alam semesta yang mampu melepaskan diri dari gaya tarik pusat lubang hitam, bahkan cahaya sekalipun.

"Tidak ada benda yang secara tiba-tiba dapat bergerak dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya dan melepaskan diri dari lubang hitam," ujar Julian Sitarek, salah satu ilmuwan IFAE, Daily Mail (28/11).

Oleh sebab itu, ilmuwan menyimpulkan bila sinar itu mampu lepas dari sedotan pusat lubang hitam tersebut karena mempunyai kecepatan super tinggi. Hal ini juga dibuktikan dengan jarak yang mampu ditempuh oleh sinar gamma tersebut dalam waktu singkat.

Berdasarkan pantauan ahli antariksa di Kepulauan Canary dengan menggunakan teleskop 'Magic', sinar gamma yang keluar dari lubang hitam tersebut mampu mencapai jarak 449 juta kilometer hanya dalam waktu 4,8 menit. Sementara untuk menempuh jarak itu, cahaya memerlukan waktu sekitar 25 menit.

Namun ilmuwan masih terus berupaya mencari tahu apakah benar sinar gamma tersebut lebih cepat dari cahaya atau ada hal lain yang memicu sinar tersebut bergerak dengan kecepatan tinggi. Untuk saat ini, ilmuwan IFAE masih beranggapan bila sinar gamma berkecepatan tinggi itu muncul setelah si lubang hitam menelan benda langit tertentu yang cukup kuat memicu pancaran 'kilat' sinar gamma.

Galaksi IC 310 adalah galaksi raksasa yang terletak di konstelasi Perseus dan berjarak 260 juta tahun cahaya dari bumi. Namun, bila memang benar ada benda yang mampu menembus kecepatan cahaya melarikan dari dari lubang hitam hal ini bisa dimanfaatkan oleh para ilmuwan untuk mengembangkan teknologi yang memungkinkan teleportasi atau bahkan perjalanan waktu.

Foto Autopsi Alien Diklaim Asli

Foto Autopsi Alien Diklaim Asli

Dipotret pada tahun yang sama dengan insiden Roswell pada 1947.


Pakar UFO, Tom Carey, mengklaim diberi foto-foto otentik alien oleh seorang agen intelijen Amerika Serikat (AS). Foto-foto itu diduga diambil setelah proses autopsi di Area 51, sebuah wilayah rahasia militer AS.

Laman Mirror, Sabtu 22 November, menyebut foto-foto yang dikirimkan dalam bentuk film itu telah diverifikasi oleh perusahaan Kodak, dibuat pada 1947, tahun yang sama terjadinya insiden Roswell di New Mexico.

Insiden Roswell merujuk pada kejadian jatuhnya sebuah balon udara pengintai milik Angkatan Udara AS, pada sebuah peternakan dekat Roswell di New Mexico. Seorang petugas humas Pangkalan Udara Militer Roswell, Walter Haut, mengeluarkan keterangan pers pada 8 Juli 1947.

Disebut bahwa personel dari Kelompok Operasi 509, telah menemukan sebuah piring terbang yang jatuh dekat Roswell. Tapi, belakangan militer memutuskan untuk menutupi temuan, dan mengatakan bahwa yang jatuh adalah sebuah balon pengintai milik angkatan udara.

Carey mengatakan kini telah menghubungi ahli sejarah Kodak, untuk mencari konfirmasi lebih lanjut dan mencari tanggal pengambilan foto. "Apa yang menarik adalah film itu diproduksi pada 1947," katanya.

"Itu adalah citra asli. Berdasarkan emulsi pada film, itu bukan sesuatu yang bisa disebut sebagai rekayasa photoshop seperti foto-foto modern," tambahnya.

Pesawat Antariksa Eropa Philae Kirimkan Data Komet Berlapis Es

Pesawat Antariksa Eropa Philae Kirimkan Data Komet Berlapis Es


Ratusan juta kilometer dari bumi, pesawat antariksa Eropa hari Rabu membuat sejarah dengan berhasil mendarat di permukaan komet yang berlapis es, berdebu dan sedang melaju kencang, aksi berani pertama yang dirancang untuk menjawab pertanyaan besar tentang alam semesta.

Namun, hari Sabtu (15/11), Badan Antariksa Eropa (ESA) mengatakan baterai Philae, penyelidik komet itu, habis, tetapi tidak sebelum mengirim bertumpuk-tumpuk data tentang sekitarnya ke Bumi.

ESA mengatakan Philae diangkat hari Jumat (14/11) sekitar 4 sentimeter dan memutar 35 derajat dalam upaya menariknya keluar dari tempat gelap sehingga panel suryanya bisa mengisi ulang baterainya yang habis. Belum jelas apakah rotasi yang sulit itu berhasil membawa panel-panel itu keluar dari tempat gelap.

Bahkan jika rotasi itu berhasil, mungkin diperlukan waktu beberapa minggu atau bulan sebelum Philae dapat mengirim sinyal baru. Pemeriksaan rutin sinyal akan berlanjut. Sinyal terakhir diterima Sabtu pagi.

Pesawat Antariksa Eropa Berhasil Mendarat di Komet

Pesawat Antariksa Eropa Berhasil Mendarat di Komet


Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil mendaratkan robot penyelidik di sebuah komet yang sedang melaju cepat setengah miliar kilometer dari Bumi.


Badan Ruang Angkasa Eropa ESA berhasil mendaratkan sebuah robot untuk menyelidiki sebuah komet berkecepatan tinggi yang meluncur dan berjarak 500 juta kilometer dari bumi. Eksplorasi ruang angkasa pertama yang bersejarah ini merupakan upaya menjawab pertanyaan tentang asal usul alam semesta.

Robot pendarat “Philae” hari Rabu (12/11) mendarat di komet yang dikenal sebagai “Komet 67P – Churyumov-Gerasimenko”, tujuh jam setelah berpisah dari pesawat antariksa Rosetta – kapal induk yang membawa robot “Philae” untuk mencapai tempat-tempat terjauh dalam tata surya.

Ketika memastikan keberhasilan pendaratan itu, Manajer Pusat Antariksa Jerman Stephan Ulamec menggambarkan kepada orang-orang yang berada di markas ESA bagaimana robot “Philae” menggunakan semacam harpun atau alat pencakar untuk menambatkan dirinya pada permukaan komet.
Robot pendarat Philae berhasil mendarat pada sebuah komet yang meluncur dengan kecepatan tinggi (foto: ilustrasi).

“Philae menyampaikan informasi pada kami. Pertama, Philae menyampaikan bahwa harpun-harpunnya sudah ditembakkan dan piranti pendaratan sudah dimasukkan kedalam pesawat, sehingga posisi Philae kini tepat di atas permukaan komet, dan Philae terus mengirim lebih banyak data kepada kami,” papar Stephan Ulamec.

Pendaratan itu merupakan puncak perjalanan selama 10 tahun dari bumi. Pesawat antariksa Rosetta telah mengorbit komet sejak benda angkasa itu masih berada sekitar enam milyar kilometer dari bumi, sejak bulan Agustus lalu. Kini setelah mendarat, Philae akan memulai serangkaian eksperimen ilmiah untuk mengetahui komposisi organik dan non-organik komet tersebut.

Misi itu dinilai beresiko karena belum diketahuinya kondisi permukaan komet dan adanya masalah dengan roket pendorong yang seharusnya menjaga supaya Philae tidak terpantul ke antariksa.

Foto-foto yang dikirim dari Rosetta ke bumi menunjukkan bongkahan-bongkahan kasar batu dan es di permukaan “Komet 67P – Churyumov-Gerasimenko”.

Para ilmuwan berharap Rosetta – nama yang diambil dari batu bertulis yang membantu ilmuwan membaca bahasa Mesir kuno – akan memberi lebih banyak petunjuk tentang komet-komet yang merupakan sisa-sisa pembentukan sistem tata surya kita.

Paolo Ferri – Kepala Misi Operasi Badan Ruang Angkasa Eropa – mengatakan pendaratan “Komet 67P – Churyumov-Gerasimenko” di sasarannya tampaknya mulus.

Badan Ruang Angkasa Eropa ESA merayakan pencapaian kosmik itu setelah bekerja keras melalui masa tegang selama tujuh jam, yang berawal ketika pendarat Philae dilepaskan dari Rosetta, sementara keduanya – Rosetta dan Philae – serta komet tersebut meluncur di antariksa dengan kecepatan 66 ribu km per jam.

Para pejabat ESA bertepuk tangan dan berpelukan di ruang misi tersebut di Darmstadt ketika memperoleh kepastian bahwa pesawat antariksa tidak berawak Rosetta berhasil melepas pendarat Philae yang seukuran mesin cuci, dengan berat mencapai sekitar 100 kilogram.


Kepala ESA menggarisbawahi rasa bangga Eropa yang berhasil mendarat di sebuah lebih dulu dari Amerika. Rosetta dan Philae kini meluncur bersama komet itu untuk melintasi matahari dan mulai meningkat kegiatannya dalam suhu yang semakin hangat.

Ilmuwan Eropa Pertimbangkan Pendaratan Pesawat Ruang Angkasa di Komet


Ilmuwan Eropa Pertimbangkan Pendaratan Pesawat Ruang Angkasa di Komet



WASHINGTON DC—Ilmuwan-ilmuwan ruang angkasa Eropa harus segera memutuskan apakah akan berupaya melakukan pendaratan pesawat ruang angkasa di sebuah komet untuk pertama kalinya.

Setelah melakukan penerbangan selama sepuluh tahun – pesawat ruang angkasa berbobot 100 kilogram itu yang dilengkapi dengan kamera dan instrumen-instrumen ilmiah, bersiap-siap melakukan operasi yang bisa berbahaya, tetapi jika berhasil bisa memberi petunjuk baru tentang asal usul sistem tata surya kita.

Pesawat pendarat Rosetta – yang bernama Philae – menghadapi sejumlah kendala, termasuk fakta bahwa komet “Churyumov-Gerasimenko”berada lebih dari 450 juta kilometer dari bumi. Ketika Rosetta untuk pertama kalinya mengirim foto-foto komet dari jarak dekat bulan Agustus lalu – setelah melakukan perjalanan selama hampir sepuluh tahun – para ilmuwan melihat bongkahan batu dan es, kata Direktur Penerbangan Andrea Accomazzo.

“Permukaan komet itu sangat kasar, dan tidak berbentuk. Kami telah melihat semua foto yang dikirimnya. Jika pesawat pendarat itu menyentuh sebuah batu besar – misalnya – atau mendarat di sebuah lereng berukuran dua atau tiga meter, pesawat pendarat itu bisa terguling. Ini sesuatu yang tidak bisa kita kontrol. Kita perlu nasib baik karena resikonya begitu besar,” papar Andrea.
Komet Churyumov-Gerasimenko yang berjarak 450 juta kilometer dari planet bumi (foto: dok).

Komet merupakan obyek antariksa yang sangat menarik karena merupakan sisa-sisa pembentukan planet pada tahap awal. Karena sebagian besar komet terdiri dari es, para ilmuwan mengatakan sangat mungkin komet membawa air ke bumi – bahkan benih-benih kehidupan.Data dari permukaan komet itu akan merupakan tambahan informasi menarik atas apa yang sudah diamati para ilmuwan dari jarak dekat, ujar Paolo Ferri – kepala misi operasi Badan Ruang Angkasa Eropa.

“Kita tidak mau hanya melakukan pengukuran, memotret, mengukur gas dan debu dari jarak jauh. Kita ingin sampai di permukaan dan mengatakan kepada Rosetta : inilah tampilan sesungguhnya. Ini merupakan hasil ilmiah yang luar biasa,” jelas Ferri.

Jika berhasil melakukan pendaratan, pesawat ruang angkasa Philae akan memulai sembilan percobaan ilmiah untuk mengetahui komposisi organik dan non-organik komet tersebut.

Harald Krueger, kepala tim penyelidik eksperimen yang akan mengetahui struktur internal komet lewat gelombang suara, menjelaskan, “Alat ini memancarkan gelombang akustik lewat satu kaki dan gelombang itu bisa dideteksi pantulannya lewat kaki lainnya. Dengan begitu kita bisa mengetahui susunan bahan-bahan yang terdapat dalam inti komet itu”.


Para ilmuwan memperkirakan prosedur pendaratan akan memakan waktu sekitar tujuh jam, dan selama itu Philae bisa mengirim data ilmiah dan foto-foto yang lebih tajam ke bumi.

Astronot AS dan 2 Kosmonot Rusia Kembali di Bumi

Astronot AS dan 2 Kosmonot Rusia Kembali di Bumi


Oleg Artemiev, Alexander Skvortsov dan Steven Swanson, terjun dengan parasut dan mendarat dengan selamat di padang rumput Kazakhstan Kamis pagi (11/9).

Dua orang Rusia dan seorang Amerika kembali di Bumi setelah hampir enam bulan tingal di dalam Stasiun Antariksa Internasional, ISS.

Seuah kapsul Soyuz Rusia, yang membawa Oleg Artemiev, Alexander Skvortsov dan Steven Swanson, terjun dengan parasut dan selamat mendarat di padang rumput Kazakhstan Kamis pagi (11/9), beberapa jam setelah mengakhiri periode dalam ISS. 

Mereka telah digantikan oleh tiga orang awak baru, yaitu kosmonot Max Suraev, astronot Amerika Reid Wiserman dan Alexander Gerst dari Jerman, seorang anggota Badan Antariksa Eropa.

Tiga orang awak lagi akan tiba di stasiun antariksa yang mengorbit itu nanti bulan ini. Awak tersebut, antara lain Elena Serova, perempuan Rusia keempat yang terbang ke antariksa dan yang pertama sejak 1997.

2 Badai Matahari Menuju Bumi

2 Badai Matahari Menuju Bumi


Para pakar meramalkan sebagian komunikasi radio dan peralatan untuk mengetahui lokasi di Bumi atau GPS dapat terganggu.

Para ilmuwan di Dinas Ramalan Cuaca Antariksa Amerika disiagakan untuk dua badai matahari yang datang berturut-turut yang diperkirakan akan melanda Bumi dalam beberapa hari mendatang.

Para pakar mengatakan badai kuat demikian adalah biasa, tetapi dua badai berturut-turut adalah sangat jarang. Badai matahari terjadi karena ledakan-ledakan pada matahari melemparkan partikel-partikel matahari yang bermuatan magnet ke medan magnet Bumi.

Para pakar meramalkan sebagian komunikasi radio dan peralatan untuk mengetahui lokasi di Bumi atau GPS dapat terganggu.

Mereka mengatakan mereka tidak memperkirakan terputusnya penyaluran atau transmisi listrik di seluruh dunia, tetapi mereka mengatakan mereka akan mengawasi keadaan dengan seksama.

NASA Gagal Temukan Asteroid Berbahaya Dekat Bumi

NASA Gagal Temukan Asteroid Berbahaya Dekat Bumi


NASA telah ditugaskan Kongres untuk menemukan 90 persen obyek dekat Bumi yang secara potensial berbahaya dan sejauh ini hanya menemukan 10 persen.

Pejabat badan antariksa Amerika Serikat (NASA) bahwa lembaga itu telah gagal melaksanakan misi yang ditugaskan Kongres untuk mencari 90 persen asteroid yang potensial berbahaya dan terbang dekat Bumi.

Inspektur jenderal NASA, Paul Martin, pada Senin (15/9) mengkritik program Obyek Dekat Bumi NASA sebagai kurang memiliki staf dan dikelola dengan buruk. 

Dalam laporannya, ia mengatakan program itu sejauh ini menemukan hanya 10 persen dari asteroid dan obyek-obyek lain yang lebih besar dari 140 meter terbang di dalam wilayah berjarak 45 juta kilometer dari Bumi.

Program ini bertugas menemukan 90 persen dari obyek-obyek ini. Laporan inspektur jenderal tersebut mengatakan program itu sepertinya akan melewati tenggat 2020.

Sebagian besat obyek dekat Bumi secara tidak berbahaya hancur sebelum menghantam planet ini.

Namun sebuah asteroid yang relatif kecil meledak di atas Chelyabinsk di utara Rusia tahun lalu dengan kekuatan 30 bom atom. Lebih dari 1.000 orang terluka akibat pecahan benda yang beterbangan.

"Riset baru-baru ini menunjukkan bahwa peristiwa sejenis Chelyabinsk dapat terjadi setiap 30 sampai 40 tahun," ujar Kantor Inspektur Jenderal, menambahkan bahwa sebagian besar dampaknya akan terjadi di laut dibandingkan di wilayah-wilayah berpenduduk.

Para ahli sejarah yakin benda selebar 10 kilometer menghantam Bumi sekitar 66 juta tahun yang lalu di wilayah yang kini merupakan Meksiko, menewaskan hampir seluruh kehidupan di planet ini dan menyebabkan dinosaurus punah.

Sejak 1998, NASA telah menghabiskan sekitar US$100 juta untuk program-program untuk menemukan, mengevaluasi dan menanggulangi ancaman potensial dari benda antariksa.

Laporan tersebut membuat lima rekomendasi untuk meningkatkan upaya pendeteksian asteroid NASA, termasuk menambah setidaknya empat sampai enam pegawai untuk membantu mengelola program dan mengkoordinasi proyek-proyek dengan badan AS dan internasional dan dengan inisiatif-inisiatif yang didanai swasta.

Wakil Direktur NASA untuk bidang sains, John Grunsfeld mengatakan dalam surat kepada Martin bahwa ia berharap program Obyek Dekat Bumi (NEO) yang baru akan mulai bekerja pada 1 September 2015.

Astronot Amerika dan Rusia Tiba di Stasiun Antariksa

Astronot Amerika dan Rusia Tiba di Stasiun Antariksa


Pesawat antariksa Soyuz Rusia diluncurkan dari sarana Baikonur di Kazakhstan Kamis malam (25/9), membawa ke orbit Alexander Samokutyaev dan Elena Serova dari Rusia dan astronot Amerika Barry Wilmore.

Para astronot dari Rusia dan Amerika Serikat telah tiba dengan selamat di Stasiun Antariksa Internasional, ISS, hari Jumat (26/9).

Pesawat antariksa Soyuz Rusia diluncurkan dari sarana Baikonur di Kazakhstan Kamis malam (25/9), membawa ke orbit Alexander Samokutyaev dan Elena Serova dari Rusia dan astronot Amerika Barry Wilmore.

Serova adalah wanita Rusia yang baru ke-4 terbang ke antariksa dan yang pertama melakukannya sejak tahun 1997.

Awak yang baru ini akan tinggal di ISS selama enam bulan, bergabung dengan sebuah tim 3 astronot lannya yang sudah berada dalam ISS tersebut.


Ratusan Santri Sukoharjo Ikut Amati 'Bulan Darah'

Ratusan Santri Sukoharjo Ikut Amati 'Bulan Darah'



SUKOHARJO, JAWA TENGAH — Fenomena alam, Gerhana Bulan Merah atau 'Bulan Darah', tampak di Solo dan sekitarnya Rabu (8/10). Ratusan santri dengan menggunakan teropong mengamati fenomena tersebut dengan takjub dan menjadi sumber pengetahuan.

Fenomena alam, Gerhana Bulan Merah atau 'Bulan Darah', tampak di Solo dan sekitarnya Rabu (8/10). 

“Lha itu, kelihatan kan di teropong atau teleskop, ada warna merah agak oranye. Itu yang merah oranye bundar di atas pegunungan itu bulan. Kelihatan kan..silakan teleskop dimanfaatkan di dalam kubah maupun yang di luar ini. Posisi bulan ada di sana..lihat arah laser hijau ini..nah itu dia, kelihatan.”

Sekitar 100 santri pondok pesantren modern As Salam Sukoharjo tampak berkumpul di atap sebuah bangunan di dalam kompleks pondok tersebut, tak jauh dari perbatasan Solo-Sukoharjo, Rabu malam (8/10).

Di antara ratusan santri tersebut terpasang 4 buah teropong yang disambungkan ke peralatan antara lain laptop dan kamera. Sorotan sinar laser warna hijau tampak keluar dari teropong tersebut dan mengarah ke posisi bulan yang berada di atas pegunungan Lawu.

Para santri tersebut berteriak takjub ketika dari balik awan terlihat gerhana bulan dan berwarna merah darah atau 'Bulan Darah' ini.

Salah seorang santri, Karaniya, mengaku takjub dengan fenomena 'Bulan Darah' ini. 

“Rasanya takjub dengan adanya fenomena alam ini, keajaiban dari Allah SWT yang tak pernah berhenti. Yang menarik dari Gerhana Bulan kali ini, memang berbeda dengan gerhana di waktu sebelumnya, kalau biasanya gerhana bulan total kadang susah diamati, ini malah gerhana bulannya berwarna merah agak ke warna oranye..iya tadi sempat lihat fenomena 'Bulan Darah' ini.” tuturnya.

Pengamatan fenomena Gerhana bulan di ponpes ini mendapat dukungan peralatan dari Klub Astronomi Ponpes As Salam atau CASA. Selain melalui beberapa teropong, para santri juga bisa melihat fenomena gerhana bulan ini melalui layar laptop yang sudah tersedia di lokasi.

Juru bicara ponpes tersebut, AR Sugeng, saat ditemui di lokasi pengamatan tersebut mengatakan fenomena alam 'Bulan Darah' ini jarang bisa dilihat masyarakat secara kasat mata atau tanpa bantuan peralatan.

“Kita mendapat sebuah kesempatan langka, menyaksikan fenomena alam yaitu gerhana bulan total. Gerhana bulan pada saat ini, 8 Oktober 2014, satu-satunya gerhana bulan yang terjadi sebanyak 4 kali tahun ini yang bisa diamati secara bersama di Indonesia..dan ini gerhana terakhir untuk tahun ini yang bisa disaksikan di Indonesia. Kita mengadakan observasi bersama di observatorium CASA di Ponpes AS SALAM ini..dihadiri banyak pengunjung terutama dari para santri, mahasiswa, pelajar, para ustad dan kyai..ini kami dari komunitas atau Klub Astronomi ponpes As Salam atau CASA. Pengamatan kami saat ini, masih terjadi fase dari Gerhana Bulan atau 'Bulan Darah',” papar Sugeng.


Dari pantauan di lokasi tersebut, secara bergantian ratusan santri melihat fenomena alam ini melalui teropong. Ponpes ini juga menggelar shalat gerhana di dalam kompleks Pondok pesantren tersebut.


Warga Amerika Utara dan Asia Saksikan ‘Bulan Darah’

Warga Amerika Utara dan Asia Saksikan ‘Bulan Darah’


Orang-orang yang berada di Amerika Utara dan Selatan serta di sebagian besar Asia Timur hari Rabu (8/10) mendapat kesempatan menyaksikan gerhana bulan total langka yang dikenal sebagai bulan darah.

Permukaan bulan bersinar bercahaya dengan warna merah tembaga sewaktu Bumi lewat di antara matahari dan bulan, tidak lama sebelum matahari terbit di Amerika dan beberapa saat setelah matahari terbenam di Asia.

Warna merah itu merupakan hasil dari sinar matahari yang melewati atmosfer bumi, di mana sinar itu terurai sebelum dipantulkan oleh bulan.

Gerhana bulan kali ini adalah yang kedua dari keseluruhan empat gerhana bulan yang terjadi selama periode dua tahun. Gerhana berikiutnya akan terjadi pada tanggal 4 April dan 28 September tahun depan.

Tidak seperti gerhana matahari, gerhana bulan berlangsung selama beberapa jam dan terlihat di sebagian besar belahan Bumi. NASA mengatakan satu-satunya tempat-tempat di mana gerhana hari Rabu kemarin tidak terlihat adalah Afrika, Eropa, dan Brazil timur.

Masyarakat di berbagai negara mengadakan aksi nonton bersama gerhana itu, termasuk di China, Jepang, Australia, dan di negara-negara lainnya. NASA dan berbagai lembaga pengamat gerhana itu juga menyajikan siaran video langsung untuk menyaksikan fenomena tersebut.

Gerhana Bulan Merah Darah Akan Muncul Sore Ini

Gerhana Bulan Merah Darah Akan Muncul Sore Ini


Jika cuaca memungkinkan, gerhana bulan itu dapat terlihat di langit Amerika Utara, Australia, Amerika Selatan bagian barat dan beberapa bagian Asia Timur.


Gerhana bulan total, juga disebut "bulan merah darah" karena warnanya yang merah seperti tembaga, akan terlihat malam ini atau Rabu pagi untuk belahan dunia bagian utara, saat bulan melintasi bayangan Bumi. 

Gerhana total itu merupakan yang kedua dari empat pada periode dua tahun yang dimulai 15 April dan berakhir 28 September 2015. Fenomena yang disebut tetrad itu tidak biasa karena gerhana penuh itu terlihat di semua atau beberapa bagian Amerika Serikat, menurut pensiunan ahli astrofisika NASA, Fred Espenak.

Jika cuaca memungkinkan, gerhana bulan itu dapat terlihat di langit Amerika Utara, Australia, Amerika Selatan bagian barat dan beberapa bagian Asia Timur. Gerhana itu seharusnya mencapai totalitas sebelum matahari terbit di bagian utara, pada 6.25 pagi (1025 GMT).

Jika langit berawan, baik NASA.gov maupun Slooh.com akan melakukan siaran langsung di laman mereka. 

Gerhana terjadi ketika bulan melewati bayangan Bumi, yang disebut umbra.

Untuk memahami terjadinya warna merah, menurut Tony Phillips, ahli astronomi dari SpaceWeather.com, bayangkan kita berdiri di Bulan: "Di atas kepala ada Bumi, yang menyembunyikan matahari di belakangnya. Gerhana berjalan, dan Anda pikir Bumi akan betul-betul gelap, tapi pinggiran planet akan terlihat terbakar. Anda melihat setiap matahari terbit dan setiap matahari terbenam di dunia pada saat yang bersamaan," tulisnya dalam artikel di laman NASA.

Cahaya memancar ke dalam bayangan Bumi, mengisinya dengan pendaran berwarna tembaga yang membuat bulan tampak merah, ujarnya.

Seluruh gerhana akan terlihat dari Samudera Pasifik, wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengannya dan bagian timur laut Amerika Utara. Di sebelah timur, gerhana terjadi setelah bulan tenggelam. Gerhana itu tidak terlihat di Eropa, Afrika dan Timur Tengah, menurut NASA.

Komet Akan Dekati Mars, Peristiwa Sekali dalam Sejuta Tahun

Komet Akan Dekati Mars, Peristiwa Sekali dalam Sejuta Tahun




CAPE CANAVERAL, FLORIDA— Komet Siding Spring akan mendekati Mars dari bawah dan melesat tepat di depan planet itu Minggu sore waktu timur.

Sebuah komet seukuran gunung kecil akan melewati Mars dalam jarak dekat, Minggu (19/10), mendekati dalam jarak sekitar 140.000 kilometer dalam kecepatan 203.000 kilometer per jam.

Peristiwa ini adalah sangat langka, hanya terjadi sekali dalam satu juta tahun.

Lima kendaraan robotik penjelajah NASA di Mars telah diatur untuk menyaksikan komet Siding Spring membuat kunjungan pertama yang diketahui ke sistem tata surya bagian dalam. Demikian juga dengan sebuah pesawat antariksa Eropa dan sebuah pesawat antariksa India akan melingkari planet merah itu.

Pesawat pengorbit itu akan berupaya mengamati bola es yang akan datang itu, lalu bersembunyi di belakang Mars untuk melindungi diri dari potensi pecahan debu berbahaya dari ekor komet.

Terlindung oleh atmosfer Mars, kendaraan Opportunity dan Curiosity mungkin akan mendapatkan pandangan terbaik, meski badai debu di Mars bisa mengaburkan penglihatan.

Dinamai dari observatorium Australia yang mendeteksi komet itu pada Januari 2013, Siding Spring akan mendekati Mars dari bawah dan melesat tepat di depan planet itu Minggu sore waktu timur.

Dari Bumi, pandangan terbaik lewat teropong atau teleskop, akan didapat dari belahan Bumi Selatan, terutama Afrika Selatan dan Australia. Belahan Bumi utara akan sulit melihat Siding Spring meluncur dekat Mars.

Komet tersebut, dengan inti yang diperkirakan memiliki diameter sedikitnya 0,8 kilometer, itu datang dari Awan Oort jauh di pinggir sistem tata surya. Ia dibentuk dalam satu atau dua juta tahun pertama kelahiran tata surya sekitar 4,6 miliar tahun lalu dan, sampai sekarang, tidak pernah bergerak dekat ke matahari, hanya barangkali ke orbit-orbit Yupiter, Saturnus, Uranus atau Neptunus. Ia datang setiap satu juta tahun atau lebih.

Komet ini akan menjadi komet Awan Oort pertama yang dapat diamati secara rinci.


China Luncurkan Pesawat Tak Berawak untuk Orbiti Bulan

China Luncurkan Pesawat Tak Berawak untuk Orbiti Bulan


Program delapan hari itu dimaksudkan untuk mencoba teknologi yang akan digunakan dalam misi yang direncanakan pada 2017 untuk mengumpulkan sampel dari permukaan bulan.


China telah meluncurkan pesawat antariksa tak berawak untuk pertama kalinya dalam program antariksa negara itu, yang akan terbang mengitari bulan dan kembali ke Bumi.

Pesawat tak berawak itu diluncurkan Jumat pagi (24/10) dari pusat peluncuran satelit Xichang di provinsi Sichuan, China barat daya.

Program delapan hari itu dimaksudkan untuk mencoba teknologi yang akan digunakan dalam misi yang direncanakan pada 2017 untuk mengumpulkan sampel dari permukaan bulan.

Kantor berita resmi Xinhua mengatakan misi terbaru ini akan “memperoleh data eksperimen dan menguji coba teknologi memasuki kembali atmosfer Bumi.”

China telah meluncurkan dua pesawat yang mengorbiti bulan. Tahun lalu, China mendaratkan sebuah kendaraan di permukaan bulan. Kedua misi itu tidak dirancang untuk kembali ke Bumi.

Beijing berharap kelak akan dapat bersama Amerika Serikat dan Rusia sebagai negara-negara yang telah mengirim manusia ke bulan.

Beijing juga berencana mendirikan stasiun antariksa yang permanen sebelum 2020.


Pesawat Eksperimennya Meledak, Virgin Tetap Yakin Terbang Maret 2015



Tampaknya Virgin Galactic tak kenal menyerah untuk melancarkan ambisinya sebagai pesawat komersil yang membawa penumpangnya wisata ke ruang angkasa. Padahal sebelumnya, uji coba penerbangan SpaceShipTwo meledak di angkasa di gurun Mojave, California, Amerika Serikat.

Chief Executive Officer (CEO) Virgin Galactic, George Whitesides, mengungkapkan perusahaannya kini telah mempersiapkan pesawat baru yang akan mengudara tahun depan. Ini akan dilakukan setelah penyelidikan insiden kecelakaan SpaceShipTwo selesai.

"Pesawat ruang angkasa kedua semakin dekat dengan kesiapannya," ujar Whitesides kepada Daily Mail edisi Selasa 4 November 2014.

Lebih lanjut lagi, Whitesides mengatakan, pesawat baru tersebut sudah hampir selesai dirampungkan, yang dimana menunggu izin dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat.

Hal senada pun terlontar dari empunya Virgin Galactic yakni Richard Branson bahwa misi tersebut harus tetap terlaksana. Yang diharapkan, calon penumpang pesawat wisata ruang angkasa itu dapat segera merasakan sensasi berada di ruang hampa, seperti ruang angkasa, pada tahun depan.

"Kami benar-benar berpikir pada bulan Maret tahun depan kami akan berada di sana (ruang angkasa)," kata Branson.

Mengenai insiden kecelakaan SpaceShipTwo, Branson akan mencoba untuk menelurusi yang dianggap tidak beres dan segera memperbaikinya.

"Kami berhutang kepada pilot kita. Kami akan mencari tahu apa yang salah. Jika kita bisa mengatasinya, kita akan benar-benar yakin bahwa mimpi akan terus berlanjut," ungkapnya.

Pada uji coba pertama penerbangan SpaceShipTwo, co-pilot Michael Alsbury tewas, sedangkan pilotnya Peter Siebold mengalami luka berat yang kini masih dirawat di rumah sakit setempat.

Jumat pekan lalu, SpaceShipTwo meledak di udara yang menyebabkan puing-puingnya berserakan hingga 5 mil atau 8 kilomter di gurun Mojave, California. Gurun Mojave berjarak sekitar 95 mil atau 150 kilometer dari di utara Los Angeles, Amerika Serikat.

Sebanyak 700 calon penumpang yang dikabarkan telah memiliki tiket yang masing-masingnya senilai Rp3 miliar. Beberapa calon penumpang tersebut merupakan selebriti dunia seperti Katty Perry, Lady Gaga, dan Justin Bieber.

Penampakan UFO Bingungkan Warga AS


Penampakan UFO Bingungkan Warga AS



Penampakan yang diduga objek terbang misterius (UFO) kembali tertangkap di langit Colorado, Amerika serikat, baru-baru ini. 

Kali ini penampakan itu muncul dalam bentuk piringan bercahaya putih diabadikan warga Hooper, Colorado. Bahkan penampakan piringan bercahaya disebutkan sudah muncul dalam beberapa bulan lalu. 

Penampakan terakhir muncul pada Oktober lalu. Menurut salah satu warga pengamat UFO setempat, Judy Messoline, wilayah langit bukit San Luis di kota Colorado, memang sudah terkenal sebagai tujuan penampakan benda terbang asing. Banyak orang berbondong untuk menemukan objek terbang itu.

"Di area ini, mereka telah mendokumentasikan penampakan UFO sejak 1970-an," ujar Messoline kepada 9News sebagaimana dilansir IBTimes, Selasa 4 November 2014. Selain itu, kata dia, Colorado, juga dikenal sebagai lokasi aktivitas alien. 

Messoline mengatakan misteri UFO berbentuk piringan putih bercahaya telah muncul dalam beberapa kali kesempatan pada bulan lalu dan kadang melayang dekat di langit Colorado dalam beberapa menit. 

"Seringkali, cahaya itu muncul dalam beberapa menit, terdeteksi sampai ke langit selatan kemudian berhenti dan bercahaya di langit timur. Ini susah untuk dijelaskan," kata dia. 

Sementara laporan lain menunjukkan penampakan yang dimaksud itu kemungkinan balon udara, namun perilaku objek itu tak sama dengan perilaku balon pada umumnya. 

Penampakan objek UFO sudah sering muncul di AS. Misalnya pada Juni tahun lalu. Seorang saksi dari Pennsylvania mengaku melihat penampakan misterius di depan rumahnya. Objek terbang misterius berbentuk bola jeruk itu melayang 40 kaki di atas rumah saksi tersebut. 

Kesaksian itu pun kemudian dimasukkan dalam Mutual UFO Network (MUFON) dan terdaftar dalam kasus 61106 menyebutkan. Saksi saat itu mengaku tengah duduk di teras rumah pada dini hari dan kemudian tiba-tiba melihat penampakan cahaya terang asing itu. Laporan menyebutkan gambar asing itu sempat direkam selama 40 detik sebelum lenyap dari pandangan. 

"Cahaya itu sangat terang, membuat saya sampai tak bisa meihat lampu depan saya. Saya melanjutkan langkah ke jalan depan rumah untuk melihat itu," ujar saksi yang tak disebutkan namanya.

Penampakan UFO berbentuk segitiga juga terlihat oleh puluhan orang pada pertengahan bulan lalu. Menurut laporan dari 10 orang saksi itu, yang semuanya laki-laki, mereka melihat UFO berbentuk segitiga. Ada 3 buat UFO yang melayang saat mereka sedang berada pabrik batubara di sepanjang jalan Winifrede Hollow, dekat Marmet. Marmet merupakan sebuah kota yang berada di Kanawha County, Virginia, AS.

Penampakan di Virginia didaftarkan di Mutual UFO Network (MUFON) dengan nomor kasus 60631.

Pesawat Virgin Meledak, Penyelidik: Mungkin Salah Kopilot

Pesawat Virgin Meledak, Penyelidik: Mungkin Salah Kopilot


Teka-teki meledaknya pesawat SpaceShiptTwo pada Jumat pekan lalu, lambat laun terkuak. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) mengatakan, kopilot yang tewas tersebut diduga salah dalam mengendalikan pesawat.

Dilansir Los Angeles Times, Selasa 4 November 2014, kopilot SpaceShipTwo yakni Michael Alsbury, diduga terlalu awal dalam membuka kontrol aerodinamis pada pesawat ruang angkasa tersebut.

"Dia (Alsbury) duduk di kursi yang tepat. Namun, dia membuka tuas yang mungkin telah menyebabkan ekor pesawat ruang angkasa itu naik dan menciptakan hambatan, yang dikenal dengan feathering," ungkap ketua investigator dari NTSB, Christopher Hart.

Menurut NTSB, tindakan prematur tersebut dilakukan sebelum SpaceShipTwo meledak di angkasa dan puing-puingnya berserakan di gurun Mojave, California.

"Kesalahan pilot mungkin menjadi penyabab utama kecalakaan itu," kata Hart.

Untuk melengkapi dugaan tersebut, NTSB akan menyelediki pilot SpaceShipTWo yang selamat dari tragedi nahas tersebut, yaitu Peter Siebold. Namun, untuk saat ini pihak penyelidik belum bisa mewawancarai Siebold yang masih dirawat secara intensif di rumah sakit setempat akibat luka parah yang dideritanya.

NTSB pun ikut melibatkan pihak lain yang tergabung dalam kelompok kinerja manusia untuk menyelidiki kecelakaan tersebut. Diperkirakan lembaga tersebut membutuhkan waktu setidaknya satu tahun lamanya untuk menyelesaikan penyelidikan.

Namun, CEO Galactic George Whitesides sedikit mengabaikannya dengan mengaku telah merancang sebuah pesawat baru yang akan rampung pada akhir tahun dan disiapkan dapat mengudara pada Maret 2015.

Dalam program yang diagendakan Virgin Galactic dengan pengalaman wisata ke ruang angkasa tersebut, setidaknya ada sekitar 700 calon penumpang yang telah mengantre dengan nilai tiket sebesar Rp3 miliar. Diantara calon penumpang tersebut, terdapat para pesohor dunia macam Katty Perry, Lady Gaga, dan Justin Bieber.

Flag Country

free counters