Home » , » Gugus Galaksi

Gugus Galaksi







Seperti halnya bintang-bintang berkelompok dalam galaksi, galaksi-galaksi juga berkelompok  membentuk gugus-gugus galaksi. Bima Sakti dan Andromeda beserta sekitar 25 galaksi  sekitarnya (termasuk Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil) membentuk sebuah gugus galaksi yang kita namakan Rumpun Lokal (lihat juga model 3D Rumpun Lokal). Gugus  galaksi pun bukannya hanya satu. Ada beribu-ribu gugus galaksi lain selain Rumpun Lokal.  Misalnya saja Gugus Virgo yang beranggotakan sekitar 2.500 buah galaksi. Gugus-gugus  galaksi yang saling berdekatan membentuk kelompok yang lebih besar lagi yang kita sebut  superkluster. Rumpun Lokal (gugus galaksi tempat Bima Sakti berada) bersama-sama dengan  gugus-gugus galaksi sekitarnya membentuk superkluster yang kita namakan Superkluster  Virgo. 

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Milton Humason dan Edwin Powell Hubble,  diperoleh kesimpulan bahwa galaksi-galaksi bergerak menjauhi Bumi (yang berarti menjauhi  Bima Sakti) dengan kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak galaksi tersebut. Semakin  jauh sebuah galaksi terhadap pengamat, semakin besar kecepatan menjauhnya. Hal ini  teramati dari spektrum galaksi-galaksi tersebut yang mengalami  pergeseran merah.  Ini adalah pembuktian dari teori kosmologi yang meramalkan bahwa alam semesta  mengembang. Dan galaksi-galaksi ini dibawa oleh ruang yang mengembang. Pengembangan  alam semesta inilah yang menyebabkan spektrum dari galaksi-galaksi yang berada semakin  jauh dari kita semakin besar pergeseran merahnya. Pergeseran merah yang disebabkan oleh  ruang yang mengembang ini disebut pergeseran merah kosmis (pergeseran merah ekspansi).  Dengan menganalisa spektrum cahaya galaksi, kita bisa mengetahui seberapa cepat sebuah  galaksi menjauhi kita dengan melihat seberapa besar pergeseran spektrum galaksi tsb.




Gambar 4. Galaksi-galaksi (titik-titik di peta) tidak tersebar merata, tetapi cenderung mengelompok membentuk  gugus-gugus galaksi. Sumber data (30.000 galaksi) diambil dari katalog galaksi (Image: Tsafrir S. Kolatt, Avishai Dekel)


Jika sekarang yang kita amati adalah galaksi-galaksi saling menjauhi, ini berarti pada masa  lalu jarak antar galaksi lebih dekat dibanding sekarang. Dan jika waktu kita telusur terus ke  belakang, kita akan tiba pada waktu ketika galaksi-galaksi itu saling bersentuhan, saling  bertumpuk menjadi satu. Dari sinilah lahirnya teori Dentuman Besar (Big Bang), yaitu teori  terbaik yang kita miliki sekarang ini untuk menerangkan awal dari alam semesta. Teori ini  menyatakan bahwa alam semesta bermula dari suatu keadaan terkompresi/terpadatkan  dengan kerapatan yang tak terhingga besarnya, dan mulai mengembang semenjak suatu  masa tertentu yang kita namakan Dentuman Besar. Dentuman Besar ini diperkirakan terjadi  sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu. Dari situlah seluruh materi ruang dan waktu berasal,  termasuk manusia. 



0 komentar:

Posting Komentar

Flag Country

free counters