James
melihat adanya empat langkah dalam proses terjadinya suasana emosional yakni :
1.
kejadian itu di pahami
2.
impuls bergerak dari sistem saraf pusat ke otot, kulit, dan organ dalam
3.
sensasi yang disebabkan perubahan bagian-bagian tubuh tersebut yang disalurkan kembali ke otak
4 .impuls balik itu kemudian ddi pahami oleh otak,
dan setelah di
kombinasikan dengan presepsi stimulus pertama
menghasilkan objek
dirasakan secara emosional.
Menurut
Peter Salovey dan John D. Meyer, terdapat empat tahapan keterampilan emosi
untuk mencapai kecerdasan emosi. Masing-masing dari empat tahapan kecerdasan
emosi itu memiliki empat hal. Berikut penjelasannya masing-masing.
Tahap
1. Persepsi, penilaian, ekspresi emosi. Tahap pertama ini terdiri dari empat
hal :
•
Mampu mengenal emosi secara fisik, rasa,
dan pikir. Artinya seseorang mampu mengenali emosi yang terwujud dalam ekspresi
fisik, dalam perasaan yang dirasakan, dan yang ada dalam pikiran.
•
Mampu mengenal emosi pada orang lain,
desain, karya seni dan lainnya melalui bahasa, bunyi, penampilan dan perilaku.
Artinya, selain mampu mengenali emosi orang lain, juga mampu mengenali emosi
yang tergambar dalam sebuah cerita atau musik, mengenali emosi yang
diekspresikan tokoh dalam lukisan dan lainnya.
•
Mampu mengekspresikan emosi secara tepat
dan menunjukkan kebutuhan yang terkait dengan perasaannya.
•
Mampu membedakan ekspresi perasaan yang
tepat dan yang tidak tepat, antara jujur dan yang tidak jujur. Seseorang tahu
bahwa ekspresi emosinya jujur atau tidak. Juga tahu orang lain jujur atau
tidak. Begitu juga tahu apakah emosinya dalam suatu situasi tepat atau tidak.
Misalnya tahu bahwa dalam upacara pernikahan tidaklah tepat jika bersedih.
Tahap
2. Fasilitasi emosi untuk berpikir. Tahap kedua ini terdiri dari empat hal
yaitu :
•
Emosi memberikan prioritas pada pikiran
dengan mengarahkan perhatian pada informasi yang penting. Misalnya menghindar
bahaya lebih penting karena itu takut datang.
•
Emosi cukup jelas dan tersedia sehingga
emosi tersebut dapat digunakan sebagai bantuan untuk menilai dan sebagai
ingatan yang berhubungan dengan rasa.
•
Perubahan emosi mengubah perspektif
individu dari optimis menjadi pesimis, mendorong untuk mempertimbangkan
berbagai pandangan.
•
Emosi mendorong adanya pembedaan
pendekatan khusus dalam pemecahan masalah. Misalnya saat bahagia akan mendorong
lebih kreatif.
Tahap
3. Pengertian dan penguraian emosi; penggunaan pengetahuan emosi. Tahap ketiga
ini terdiri dari empat hal, yaitu:
•
Mampu memberikan label emosi dan
mengenal hubungan antara berbagai kata dan emosi itu sendiri. Misalnya hubungan
antara
•
Mampu untuk mengartikan bahwa emosi
berkaitan dengan hubungan. Misalnya marah terkait dengan gangguan, sedih
terkait dengan kehilangan, takut terkait dengan ancaman, dan lainnya.
•
Mampu mengerti rasa yang kompleks.
Misalnya mampu memahami terdapatnya campuran rasa, ada cinta, cemburu, benci
sekaligus, lalu antara terkejut dan takut, dan lainnya.
•
Mampu mengenali perpindahan diantara
emosi. Misalnya dari rasa bangga menjadi malu, dari rasa bahagia menjadi sedih,
dari rasa tersinggung menjadi rasa kagum.
Tahap
4. Pengarahan reflektif emosi untuk mempromosikan pengembangan emosi dan
intelektual. Tahap terakhir ini juga terdiri dari empat hal, yaitu :
•
Mampu untuk tetap terbuka untuk rasa
menyenangkan maupun tidak menyenangkan.
•
Mampu melibatkan diri atau menarik diri
secara reflektif dari suatu emosi dengan mendasarkan pada pertimbangan adanya
informasi atau kegunaan. Mampu memantau emosi secara reflektif dalam hubungan
dengan diri sendiri dan orang lain.
•
Mampu mengelola emosi dalam diri sendiri
dan orang lain dengan mengurangi emosi negatif dan memperbesar emosi positif,
tanpa menambahkan atau melebih-lebihkan informasi yang menyertainya.
Refrensi :
Dimyati,
M Mahmud, 1989, Psikologi Suatu Pengantar,
Jakarta, Departemen dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan.
Sobur,
Alex, 2003, Psikologi Umum, Bandung, Pustaka Setia.
http://www.pmii-ciputat.or.id/sosial-politik/213-persepsi-emosi-intelegensi-dan-memori.html
0 komentar:
Posting Komentar