TEMPO.CO, Seoul - Produsen otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Group, menargetkan penjualan hanya akan tumbuh 4,1 persen tahun ini menjadi 7,4 juta unit secara global. Hal itu terjadi karena penguatan nilai mata uang won menurunkan daya saing mobil Korea itu. Proyeksi pertumbuhan itu merupakan yang terendah sejak 2007, ketika perseroan berhasil membukukan penjualan global tumbuh 3,9 persen.
“Pasar domestik dan ekspor di 2013 akan sangat sulit bagi kami akibat lamanya dampak krisis Eropa dan pelambatan ekonomi global,” ujar Presiden Direktur Hyundai Group, Chung Mong-koo, seperti dikutip dari AFP.
Menurut dia, Hyundai harus berjuang mengatasi dampak penguatan nilai tukar mata uang won yang telah mengakibatkan harga per unit mobil Hyundai jadi melambung di pasar ekspor. Situasi serupa dialami oleh kompetitornya dari Jepang, seperti Honda dan Toyota, yang juga terhambat masalah penguatan nilai tukar mata uang yen.
Chun mengatakan Hyundai akan meningkatkan investasi untuk mengembangkan mobil ramah lingkungan dan teknologi elektronik agar bisa tetap tumbuh pada masa mendatang. Dia juga menekankan, jaringan 30 pabrik Hyundai di sembilan negara di dunia akan membantu perseroan tetap tumbuh. Dua pabrik terbaru dibangun di Cina dan Brasil, tahun lalu. “Untuk mencapai target penjualan 7,41 juta unit, kami harus merespons perubahan pasar secara lebih aktif,” ucapnya.
Pada 2012, Hyundai berhasil menjual 7,12 juta unit mobil secara global atau naik 8 persen dari realisasi 2011. Bersama perusahaan afiliasinya, KIA, Hyundai merupakan pabrikan otomotif terbesar kelima di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar