Menteri BUMN Dahlan Iskan mengapresiasi kinerja Kertas Leces yang menurutnya berangsur-angsur mulai hidup. Bahkan perusahaan kertas itu mendapat orderan dari Jepang. "sudah mulai ada pesanan dari Jepang sebanyak 60 ton. Membuat pulp (bubur kertas) dari jerami padi sebagai bahan baku uang yen Jepang." ujar Dahlan di Kantor Lementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Desember 2012 malam.
Walaupun jumlahnya tidak banyak, Dahlan mengatakan pesanan Jepang itu dapat menjadi langkah baik untuk ke depannya. "Kalau sudah bisa dipercaya Jepang pesanan itu akan kontinyu dan negara lain juga akan memesannya. Bukti ekspor ke Jepang itu kita jadikan bukti untuk ekpor ke negara lain," kata Dahlan.
Dahlan pun menceritakan bahwa saat ini sudah terdapat tiga orang Jepang mengunjungi Pabrik Leces. "Jadi untuk mensupervisi mengajari bagaimana membuat kertas untuk uang."
Leces merupakan perusahaan pelat merah yang disebut Dahlan termasuk BUMN duafa. Perusahaan ini sempat berhenti beroperasi karena kesulitan pasokan gas dan menunggak utang sebesar Rp 41 miliar. Namun beruntung perusahaan ini masih dapat kembali beroperasi dua tahun kemudian setelah menjual aset di Cibitung, Bekasi.
Pemerintah sempat berinisiatif memberikan penyertaan modal negara sebesar 200 miliar kepada Kertas Leces. Namun, secara mengejutkan perusahaan ini dicoret dari daftar penerima penyertaan modal negara tahun 2012. Ini dilakukan lantaran berdasarkan pengalaman sebelumnya pemberian PMN tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap pabrik kertas tertua nomor dua di Indonesia ini.
0 komentar:
Posting Komentar