Salah satu ciri kemajuan adalah ketika seseorang dari sebuah komunitas melayangkan pendapat,kemudian anggota yang lain dari komunitas tersebut senantiasa bekerjasama dan membantu untuk merealisasikannya. Kemungkinan besar sebagian dari mereka meragukan, tak peduli atau bahkan menganggap bahwa pendapat orang tersebut adalah mustahil untuk menjadi nyata. Kini teori kemustahilan nyaris tak pernah terdengar lagi dalam dunia teknologi, ribuan ‘pemikir’ berkiprah dalam dunia teknologi dan merubah kata ‘mustahil’ menjadi kata ‘pasti bisa’. Seperti halnya ketika teori heliosentris dan geosentris terpatahkan kemudian manusia tertarik dengan dunia di luar atmosfir Bumi dengan mengandalkan intelektualnya membangun koneksi dan perangkat canggih hingga mampu meluncur ke langit yang minim gravitasi.
Satelit dan stasiun ruang angkasa adalah teknologi tingkat tinggi yang merupakan buah hasil pemikiran panjang dan tentunya telah melalui pro-kontra masyarakat. Namun, pada akhirnya teknologi asing –di awal kemunculannya-ini dapat diterima dengan baik di tengah masyarakat dunia. Manfaat dari satelit dapat dinikmati setiap orang, namun tidak demikian dengan stasiun ruang angkasa yang saat ini hanya dapat menampung beberapa orang astronot dan belum dapat menampung manusia dalam jumlah banyak. Satelit dan stasiun ruang angkasa tidak menimbulkan radiasi berbahaya maupun pencemaran terhadap lingkungan, sehingga dapat dikatakan aman terhadap kelangsungan hidup biodiversity di Bumi.
Adalah hal biasa yang sering kita dengar ketika seorang astronot pergi ke ruang angkasa dan melakukan perjalanan ruang angkasa. Namun, jika hal tersebut dilakukan oleh sekelompok orang bukan astronot dengan tujuan bertamasya, apakah hanya bayangan kemustahilan yang muncul di benak Anda? Bagaimana jika suatu hari, stasiun ruang angkasa masa depan dapat mencakup seluruh komunitas dan menjadi pelabuhan tempat para penumpang menunggu penerbangan menuju ke planet lain? Percayakah akan ada satu jenis satelit yang dapat membuat perjalanan ke ruang angkasa jauh lebih mudah? Minimalnya, sejenak kita gunakan perspektif ‘pasti bisa’ untuk memahami kemungkinan yang terjadi mengenai koneksi masyarakat Bumi dan ruang angkasa dengan lebih masuk akal.
Stasiun adalah sebuah tempat yang menjadi titik acuan alat transportasi darat, yaitu kereta api. Di masa depan, kata ‘stasiun’ dapat berlaku di ruang angkasa sebagai benda yang mengorbit mengelilingi Bumi, yang menjadi titik awal perjalanan ke ruang angkasa, dan tempat mengisi bahan bakar pesawat ruang angkasa –yang akan dirakit-. Sebuah stasiun ruang angkasa telah dirancang oleh NASA, ia akan berputar dan dilengkapi panel surya sangat besar. Dengan menggunakan tenaga tata surya juga, pesawat Pathfinder dapat membawa satelit tinggi dan diluncurkan di ruang angkasa.
Adapun beberapa ilmuwan berpendapat bahwa akan lebih baik jika mendirikan pangkalan di permukaan Bulan daripada membangun stasiun ruang angkasa yang besar dari awal. Bahkan ilmuwan NASA memperkirakan adanya sekitar 300 juta ton air di Bulan. Layaknya kegunakan air pada umumnya, air ini juga dapat digunakan untuk air minum, mencuci dan bahkan untuk membuat bahan bakar roket. Hebatnya lagi air tersebut juga dapat menjadi bahan bakar bagi pesawat ruang angkasa yang membawa pemukim ruang angkasa ke Mars. Pemanasan global semakin merajalela di Bumi kita.
Hingga puluhan terobosan di banyak sektor berusaha memecahkan masalah ini. Namun apa daya jika hal itu tidak selaras dengan gaya hidup masyarakat zaman sekarang yang seringkali menjadi pemicu keadaan menjadi semakin kritis. Bahkan beberapa pemuka mengatakan bahwa sekitar 50-100 tahun yang akan datang, sebagian besar daratan akan tenggelam, hingga terulang kembalilah nuansa es seperti ratusan juta tahun yang lalu. Dengan kacamata yang kita gunakan saat ini, hal itu terlalu jauh untuk difikirkan, buktinya kita selalu merasa masih dalam keadaan yang baik-baik saja tanpa ancaman berarti. Gunakanlah kacamata lainnya yang membuat kita berpandangan bahwa segala hal yang ekstrim sekalipun dapat terjadi tiba-tiba, ditambah lagi gejala-gejala yang memang telah menguap dari setiap celah bumi ini.
Hal-hal itu mengusik perhatian para ilmuwan yang berfikir kritis, mereka berpendapat bahwa kita harus menyiapkan suatu tempat yang benar-benar aman yang tentunya diiringi teknologi mutakhir, dengan cara mengalihkan habitat kehidupan manusia ke sebuah ruang di luar Bumi, yaitu ruang angkasa. Mungkinkah sebagian orang menertawai pendapat tersebut? Itu adalah kemungkinan besar. Apakah ada yang meresponnya dengan respon positif? Tentu tak sedikit, buktinya para jenius telah menyiapkan planning pengalihan habitat manusia ke ruang angkasa dengan tanpa mengusik lingkungan alam di Bumi.
Sebelumnya, harapan dan impian tinggal di stasiun ruang angkasa adalah hal yang terlampau tinggi dan sangat merepotkan karena mereka harus memiliki tingkat intelektual tinggi untuk menjadi astronot. Lalu bagaimana jika tinggal di ruang angkasa menjadi sebuah kebutuhan nantinya? Kita akan membutuhkan stasiun ruang angkasa yang sangat berbeda dari Mir atau stasiun ruang angkasa internasional. Bukanlah kehidupan melayang tanpa gravitasi. Masalah keadaan tanpa bobot akan diatasi dengan memutar stasiun tersebut untuk menghasilkan gravitasi buatan yang tidak lagi bernilai nol. Bumi dijadikan objek yang sangat membantu dalam pengorbitan. Para penghuni dapat menanam makanan mereka sendiri dan tidak bergantung kepada Bumi. Sebuah riset pada tanamantanaman dalam rumah kaca raksasa di Arizona membuktikan bahwa tanaman dapat tumbuh di stasiun ruang angkasa yang menjadi kota ruang angkasa nantinya. Hingga akhirnya stasiun ruang angkasa yang mengorbit dilengkapi dengan perumahan dan pertanian seperti di Bumi.
Bayangkanlah sebuah pesawat jauh di atas ekuador bumi dan ditambatkan ke tanah oleh kabel yang kuat. Ini adalah gagasan yang dapat terwujud di masa depan. Kabel tersebut dapat digunakan untuk mengirim informasi atau mengalirkan listrik dari panel surya raksasa yang akan memasok tenaga bagi orang-orang di bumi. Elevator magnetik khusus dapat menarik kabel sehingga awak bisa menuju ke ruang angkasa tanpa roket. Meskipun belum ada tindak lanjut dalam pemanfaatan terhadap material yang sangat kuat untuk membuat kabel tambatan satelit, namun suatu hari, perkembangan masa depan membuatnya dapat terjadi.
Di antara Mars dan Yupiter,terdapat ribuan pecahan batuan yang tak asing lagi kita sebut asteroid. Daerah ini disebut sebagai sabuk asteroid. Meskipun asteroid berukuran kecil jika dibandingkan dengan Bumi, beberapa asteroid memiliki garis tengah ratusan kilometer. Jika asteroid besar dipindahkan dari sabuk asteroid menuju ke orbit mengelilingi bumi, stasiun ruang angkasa dapat dibangun di atasnya. Mineral-mineral yang berharga di dalam asteroid juga dapat ditambang dan dikirimkan ke Bumi, jikalau barang tambang di Bumi sudah dalam batas yang minim.
Dunia ini akan berlangitkan sebuah kubah besar bagaikan atmosfer yang mengandalkan panas matahari, tetapi suhunya dapat diatur menjadi standar suhu ruangan seperti di Bumi. Seperti sebuah sarang lebah dan company-nya yang jauh dari sumber sari makanan, bumi ini sudah banyak kehilangan madunya. Ada dua pilihan yang harus diambil ratu lebah, yaitu mereka harus berhijrah ke tempat yang dikelilingi sari makanan atau mereka harus mengerahkan pasukan agar dapat menambang kebutuhan mereka di tempat yang lebih jauh. Itulah keadaan yang akan ataubahkan sedang terjadi dalam kehidupan manusia saat ini.
Tak ada salahkan manusia bermimpi,memunculkan ide, dan berinovasi. Asalkan tak keluar dari kerasonalitasan, meskipun memang banyak hal yang tidak rasional malah terjadi, seperti saat orang belum mempercayai akan adanya benda besar berkomposisi logam berat yang dapat terbang di langit Bumi dan menampung puluhan bahkan ratusan manusia melintasi benua. Dulu hal tersebut absurd. Kini menjadi kenyataan dan sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. “Sebuah ide jika awalnya tidak absurd, maka tidak ada harapan untuk ide tersebut” demikian kata Albert Einstein. Artinya, sebuah ide mula-mula memang tampak aneh, tetapi justru keanehan itulah yangmembuat manusia berpikir keras untuk mewujudkannya.
Kini, tinggal bagaimana secara dewasa kita tanggapi segala kemungkinan dengan fikiran yang jernih dan kritis. Sebagai warga Indonesia maupun warga dunia, kita adalah bagian dari kehidupan, meskipun tidak semua dari kita yang dapat merealisasikan mimpi-mimpi, namun tak ada salahnya menjadi cahaya yang memotivasi. Meskipun kita bukan bagian dari para ilmuwan-ilmuwan hebat itu, namun kita dapat memendam semua rasa ragu untuk memberikan gagasan.
sumber : http://kao.akprind.ac.id/sites/kao.akprind.ac.id/files/Ruang%20Angkasa.pdf
0 komentar:
Posting Komentar