TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengenang kepergian koleganya, Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo. Widjajono masih terlihat sehat ketika ditemui Dahlan seusai sidang kabinet terbatas di Istana Negara, Kamis lalu. "Ia sehat dan bicara banyak soal rencananya mendaki gunung," kata Dahlan di Jakarta, Sabtu 21 April 2012. "Kami bertemu usai sidang kabinet terbatas membahas pelaksanaan APBN-P yang dipimpin Presiden SBY."
Saat itu Widjajono hadir mewakili Menteri ESDM yang berhalangan hadir. Sebelum sidang, menurut Dahlan, Widjajono sempat berdiskusi serius dengan Wapres Boediono. "Ia lalu mendatangi saya dan menjelaskan hal serupa," kata Dahlan Iskan. "Mendiang minta dukungan untuk idenya mengenai BBM."
Menurut Dahlan, Widjajono menjelaskan bahwa BBM yang diimpor sekarang ini sudah bukan Premium lagi sehingga sebenarnya wajar harganya sedikit lebih tinggi. "Yang diimpor sekarang ini sudah lebih tinggi mutunya dibanding Premium yang lalu. Ini karena Premium model lama sudah tidak diproduksi lagi," kata Dahlan menirukan penjelasan Widjajono.
Widjajono tak lama menjelaskan soal Premiun model lama karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terlihat memasuki ruangan. Pembicaraan lagi-lagi terputus karena jeda makan siang untuk rapat kabinet, Widjajono tak satu meja dengan Dahlan lagi.
Dahlan mengapresiasi sosok Widjajono. Sang Wamen disebutnya sebagai sosok yang memiliki pribadi kuat dan teguh memegang prinsip, terutama soal pekerjaan. "Beliau itu jengkel kalau ada orang yang sok tahu soal perminyakan," kata Dahlan. "Padahal orang yang dimaksud itu tak pernah mendalami soal minyak."
Sebagai guru besar perminyakan, kata Dahlan, Widjajono adalah penulis buku tentang minyak dan ahli yang selalu dipercaya perusahaan-perusahaan minyak kelas dunia. Karena itu, wajar jika Widjajono merasa ilmunya dilecehkan orang-orang yang tiba-tiba saja seperti ahli minyak di layar televisi.
Widjajono, kata Dahlan, juga kukuh menjaga sikap. Misalnya soal mobil dinas, mendiang menuntut karena haknya. Namun dia menolak menerima honor tertentu karena merasa bukan haknya. Terkait hobi almarhum Partowidagdo mendaki gunung, dia mengatakan Widjajono sering cerita sudah mendaki beberapa gunung di Indonesia, termasuk di luar negeri.
0 komentar:
Posting Komentar