Home » » SpaceX: Mimpi Membangun Koloni di Mars

SpaceX: Mimpi Membangun Koloni di Mars




Jakarta -Elon Musk, pengusaha muda kelahiran Pretoria (Afrika Selatan), bisa jadi adalah orang yang agak “gila” atau justru revolusioner. Laki-laki berusia 47 tahun ini merupakan saalah seorang pendiri PayPal, perusahaan pembayaran online kelas kakap. Namun sekarang dia malah bermimpi membangun peradaban di luar angkasa.

Pada 2002, PayPal dijual ke eBay dengan nilai yang cukup fantastis yaitu US$ 1,5 miliar (Rp 18 triliun). Dari transaksi tersebut, Musk mengantongi US$ 165 juta atau sekitar Rp 2 triliun.

Dengan modal penjualan PayPal (dan perusahaan lainnya seperti Zip2) Musk mendirikan SpaceX pada 2002. Bukan sekedar jasa wisata luar angkasa, perusahaan ini punya visi agar manusia mampu membangun koloni di luar bumi.

Saat ini, SpaceX memiliki roket peluncur sendiri yang diberi nama Falcon 9. SpaceX juga memiliki pesawat kargo luar angkasa bernama Dragon, yang menjadi pesawat swasta pertama yang mengunjungi International Space Station (ISS). Sejak kedatangan pertamanya pada 2010, Dragon rutin bolak-balik bumi-ISS untuk membawa logistik.

Dragon memang belum bisa membawa penumpang. Namun dengan beberapa penyesuaian, diharapkan 2-3 tahun lagi pesawat ini bisa ditumpangi manusia.

Membangun koloni manusia di luar bumi memang menjadi obsesi Musk. Pada 2012, dia mengemukakan sebuah ide untuk membangun koloni di Mars dengan populasi lebih dari 80 ribu orang.

“Anda bisa membangun kebudayaan, dan itu akan berkembang menjadi sangat besar. Koloni ini bisa memulainya dengan alat-alat pertanian dan kubah transparan,” kata Musk, seperti dikutip dari Forbes. Nantinya, dia memperkirakan 8 miliar penduduk bumi akan bermigrasi ke Mars setelah koloni baru ini siap menampung.

Membangun koloni di Mars, lanjut Musk, memang masih menjadi rencana jangka panjang. Proyek ini diperkirakan menelan dana sekitar US$ 36 miliar (432 triliun). “Setiap orang bisa membeli tiketnya seharga US$ 500 ribu (Rp 6 miliar),” ujar laki-laki yang sudah dinaturalisasi menjadi warga negara Amerika Serikat ini.

Menurut Musk, proyek ke luar angkasa bukan sekedar hitung-hitungan bisnis. Memupuk kekayaan bukan menjadi tujuan para manusia visioner ini.

“Kalau bicara investasi, ini bukanlah cara mengakumulasi profit. Risikonya sangat besar dibanding keuntungannya. Namun perjalanan ke luar angkasa harus terjadi, ini yang ada di pikiran saya dan semua orang. Luar angkasa adalah tujuan kita, dan harus ada kemajuan ke arah sana,” papar Musk.

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Country

free counters