KOMPAS.com — Wahana antariksa Curiosity kini memasuki babak baru misinya. Kendaraan itu kini memulai operasi di wilayah Mars yang bernama "Kimberly", wilayah yang dinamai berdasarkan nama daerah di Australia Barat.
Memotret lingkungan Kimberly dengan kamera Navcam, Curiosity mengungkap beberapa fenomena menarik tentang Mars. Salah satunya, Kimberly ternyata "lebih Australia" daripada yang diduga. Pasalnya, di sana rupanya terdapat batu yang bentuknya mirip benua Australia.
Fenomena yang juga dilihat adalah titik terang dalam salah satu foto hasil jepretan. Titik terang itu memicu kehebohan dan diduga adalah cahaya artifisial yang bersumber dari makhluk cerdas yang ada di Planet Merah.
Soal batu yang mirip dengan Australia, seperti diuraikanDiscovery, Senin (7/4/2014), adalah salah satu bentuk fenomenapareidolia. Manusia memang cenderung mengaitkan obyek yang dilihat dengan sesuatu yang sudah dikenalnya.
Memotret lingkungan Kimberly dengan kamera Navcam, Curiosity mengungkap beberapa fenomena menarik tentang Mars. Salah satunya, Kimberly ternyata "lebih Australia" daripada yang diduga. Pasalnya, di sana rupanya terdapat batu yang bentuknya mirip benua Australia.
Fenomena yang juga dilihat adalah titik terang dalam salah satu foto hasil jepretan. Titik terang itu memicu kehebohan dan diduga adalah cahaya artifisial yang bersumber dari makhluk cerdas yang ada di Planet Merah.
Soal batu yang mirip dengan Australia, seperti diuraikanDiscovery, Senin (7/4/2014), adalah salah satu bentuk fenomenapareidolia. Manusia memang cenderung mengaitkan obyek yang dilihat dengan sesuatu yang sudah dikenalnya.
Cahaya misterius yang diklaim merupakan tanda adanya makhluk cerdas di Mars.
Sementara itu, dugaan soal "cahaya" yang diduga berasal dari makhluk cerdas yang hidup di Mars berasal dari Scott Waring, bloger di UFO Sighting Daily. Diberitakan Daily Mail, Senin, Waring mengklaim bahwa titik terang dalam foto itu adalah cahaya artifisial.
"Ini mengindikasikan adanya makhluk cerdas di bawah tanah Mars, dan mereka menggunakan cahaya seperti halnya kita. Ini bukan pantulan cahaya Matahari, bukan juga artefak dari proses foto," katanya.
NASA belum merespons klaim Waring. Namun, Ben Biggs, editorAll About Space, mengungkapkan, "Cahaya putih itu belum bisa dijelaskan, terlalu melompat kalau itu dikatakan berasal dari makhluk hidup di Mars," ungkapnya.
Misi Curiosity telah dimulai sejak Agustus 2012, saat wahana itu mendarat di Planet Merah. Tujuan Curiosity adalah gunung Mars. Selama hampir dua tahun, Curiosity telah mengungkap sejumlah fakta tentang Mars, di antaranya adalah jejak keberadaan air dan senyawa organik.
"Ini mengindikasikan adanya makhluk cerdas di bawah tanah Mars, dan mereka menggunakan cahaya seperti halnya kita. Ini bukan pantulan cahaya Matahari, bukan juga artefak dari proses foto," katanya.
NASA belum merespons klaim Waring. Namun, Ben Biggs, editorAll About Space, mengungkapkan, "Cahaya putih itu belum bisa dijelaskan, terlalu melompat kalau itu dikatakan berasal dari makhluk hidup di Mars," ungkapnya.
Misi Curiosity telah dimulai sejak Agustus 2012, saat wahana itu mendarat di Planet Merah. Tujuan Curiosity adalah gunung Mars. Selama hampir dua tahun, Curiosity telah mengungkap sejumlah fakta tentang Mars, di antaranya adalah jejak keberadaan air dan senyawa organik.
0 komentar:
Posting Komentar