Home » » Blood Moon Muncul di Langit Indonesia 8 Oktober

Blood Moon Muncul di Langit Indonesia 8 Oktober




Pada pertengahan pekan ini masyarakat dunia akan menikmati fenomena alam dimana bulan akan tampak kemerahan saat gerhana bulan. Media menyebutnya sebagai istilah Blood Moon dan akan terjadi 9 Oktober 2014 waktu Amerika.

Fenomena tersebut merupakan kali kedia, setelah sebelumnya pernah terjadi 15 April lalu. Di Indonesia, Blood Moon diperkirakan akan terjadi 8 Oktober sore.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Profesor Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa Blood Moon sendiri bukanlah istilah astronomi. Dia lebih suka menyebutnya sebagai bulan yang tampak kemerahan saat gerhana bulan total.

"Pukul 16.15 WIB merupakan perkiraan awal peristiwa tersebut, dimana akan memasuki gerhana bulan total pada pukul 17.25 sampai 18.24 WIB," kata Thomas kepada VIVAnews, Senin 6 Oktober 2014.

Thomas melanjutkan, pukul 19.34 WIB menjadi titik terakhir terjadinya gerhana bulan total tersebut. 

Namun sayang, Thomas menjelaskan, tidak semua daerah di Indonesia bisa melihat fenomena alam tersebut, hanya daerah-daerah tertentu saja.

"Untuk daerah Indonesia bagian barat mungkin agak susah, tapi untuk Indonesia bagian timur khususnya Papua akan bisa melihatnya," jelasnya.

Thomas melanjutkan, sekitar pukul 18.15 WIT sudah memasuki gerhana bulan total, yang dimana pada pukul 19.25 WIT sudah mengalami fase setengah bulan, yang akan mencapai akhir pukul 20.24 WIT.

"Dan pada pukul 21.34 WIT tersebut perkiraan waktu terjadinya gerhana bulan total," ucapnya.

Blood Moon sendiri bisa dinikmati oleh masyarakat apabila pada saat terjadinya didukung dengan kondisi langit yang cerah. Thomas menuturkan warna merah yang terjadi, tidak akan selalu sama seperti yang diperkirakan.

"Jadi, tergantung atmosfernya. Kalau cerah maka akan terlihat merah yang berasal dari pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer bumi yang mengenai bulan yang berada di bayangan bumi. Sedangkan, bila terjadinya letusan gunung, maka warnanya akan cenderung gelap," paparnya.

Ahli astronomi itu juga mengatakan bahwa tidak ada dampak apapun terhadap fenomena alam tersebut kepada manusia ataupun lainnya.

"Nggak ada dampak apapun, kayak seperti biasa saja," ungkap dia.

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Country

free counters