Wisata Air Terjun Coban Cangu di Mojokerto


Pacet - Air Terjun Coban Cangu sangat mudah untuk dikunjungi baik dengan kendaraan roda empat ataupun roda dua, hanya berjarak 32 km dari pusat kota Mojokerto. Selama perjalanan menuju lokasi anda akan melihat pemandangan-pemandangan yang begitu indah untuk dilihat seperti panorama alam bernuansa pegunungan. Air terjun coban cangu yang dikelilingi oleh pepohonan yang masih lebat dan alami ini sangat cocok untuk berwisata bersama keluarga atau teman ataupun orang yang tersayang,juga cocok berfoto disekitar air terjun ini. Udara di sekelilingnya terasa sejuk serta panoramanya nampak indah dan masih kelihatan nuansa alami yang akan memberikan pengalaman kesan tersendiri yang tak akan terlupakan.

Lokasi Air Terjun Coban Cangu terletak di Desa Padusan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto

Wisata Candi Bajang Ratu Di Mojokerto




Bajagn Ratu Temple

Candi Bajang Ratu adalah Gapura yang berbentuk PADU RAKSA ini mempunyai tiga bagian : kaki, tubuh, dan atap. Mempunyai sayap dan pagar tembok di kedua sisinya. Ada hiasan pada bagian atap berupa Kepala Kala diapit Singa. Relief Matahari, Naga berkaki, Kepala Garuda, dan Relief bermata satu. Di bagian kaki menggambarkan cerita Sri Tanjung mempunyai fungsi sebagai pelindung atau penolak marabahaya dan pada sayap kanan dihiasi relief cerita Ramayana. Kanan kiri pintu diberi pahatan berupa binatang bertelinga panjang. Gapura ini ada hubungannya dengan Raja Jayanegara. Gapura Bajangratu dibangun dari bata yang direkatkan satu sama lainnya degan sistem gosok, kecuali pada ambang pintu dan anak tangga terbuat dari batu andesit. Denah bangunan berbentuk empat persegi panjang berukuran panjang 11,5 m, lebar 10,5 m. Tinggi bangunan 16,5 m dan lorong pintu masuk lebarnya 1,4 m. Lokasinya berada du Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan.


candi Bajang Ratu

Mengutif dari buku Drs I.G. Bagus L Arnawa, dilihat dari bentuknya gapura atau candi ini merupakan bangunan pintu gerbang tipe “paduraksa” yaitu gapura yang memiliki atap. Secara keseluruhan candi ini terbuat dari Batu Bata Merah, kecuali lantai tangga serta ambang pintu yang dibuat dari batu andesit. Bangunan ini berukuran panjang 11,5 m dan lebar 10,5 m, tingginya 16,5 m dan lebar lorong pintu masuk 1,4 m.

Sejenak bila kita melihat candi ini, secara vertikal dapat dibagi tiga bagian yaitu kaki, tubuh, dan atap. Selain itu gapura mempunyai sayap dan pagar tembok di kedua sisinya. Pada bagian kaki gapura ada hiasan yang mengambarkan cerita “Sri Tanjung”, di bagian tubuh diatas ambang pintu ada hiasan kala dengan hiasan sulur suluran, dan bagian atapnya terdapat hiasan berupa kepala kala diapit singa, relief matahari, naga berkaki, kepala garuda, dan reliaef bermata satu atau monocle cyclops. Fungsi relief sebagai pelindung dan penolak mara bahaya. Pada sayap kanan ada relief cerita ramayana dan pahatan binatang bertelinga panjang.

Candi Bajangratu diduga sebagai pintu masuk ke sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara pada tahun Saka 1250 atau tahun 1328 Masehi. Bajangratu sendiri dalam bahasa jawa kuno berarti kecil, naik tahta menjadi raja waktu masih kecil, dan konon itu terjadi pada Raja Jayanegara.

Pendirian Candi Bajangratu sendiri tidak diketahui dengan pasti, namun berdasarkan relief yang terdapat di bangunan, diperkirakan candi ini dibangun pada abad 13 – 14, dan selesai dipugar pada tahun 1992.

Lokasi berdirinya Candi Bajangratu ini letaknya relatif jauh (2 km) dari dari pusat kanal perairan Majapahit di sebelah timur,saat ini berada di dusun Kraton, desa Temon 0,7 km dekat dari candi Tikus. Alasan pemilihan lokasi ini, mungkin untuk memperoleh ketenangan dan kedekatan dengan alam namun masih terkontrol, yakni dengan bukti adanya kanal melintang di sebelah depan candi berjarak kurang lebih 200 meter yg langsung menuju bagian tengah sistem kanal Majapahit, menunjukkan hubungan erat dengan daerah pusat kota Majapahit.

Keberadaan candi ini juga tak lepas dari sebuah kepercayaan yang masih melekat dibenak masyarakat setempat. Adalah suatu pamali bagi seorang pejabat pemerintahan untuk melintasi atau memasuki pintu gerbang Candi Bajangratu ini, karena dipercayai hal tersebut bisa memberikan nasib buruk. Boleh percaya atau tidak, namun mungkin ada baiknya untuk dicoba.

Seni Bantengan di Mojokerto


Seni Bantengan. Kesenian rakyat Bantengan berasal dari Kecamatan Pacet tepatnya di desa Made yang dahulunya merupakan desa yang berdekatan dengan lereng Gunung Welirang. Konon kawasan hutan tersebut banyak hidup bermacam-macam hewan liar termasuk diantaranya Banteng yang saat ini sudah punah. Pada saat itu, seorang penduduk desa Made yang bernama Paimin tengah memasuki hutan dan mendapatkan seonggok kerangka Banteng yang masih lengkap. Kerangka Banteng itu dengan susah payah dibawah pulang dan dibersihkan kemudian ditempatkan di salah satu tempat rumahnya.

Dari kejadian itu Paimin mendapat inspirasi untuk mengenang satwa Banteng dengan sebuah atraksi Atraksi itu dimainkan dua orang, 1 orang didepan memainkan kepala dan sekaligus sebagai kaki depan dan 1orang dibelakang sebagai pinggul sekaligus sebagai kaki belakang. Antraksi gerakannya menggambarkan, gerakan - gerakan dan sikap banteng sewaktu sedang berkelahi. Untuk menyemarakkan atraksi itu dilengkapi dengan musik terbang dan jidor. Dalam atraksi ditampilkan banteng sedang berlaga dengan satwa lain seperti harimau, kera dab burung bahkan mulai dikembangkan dengan kesenian pencak silat dan barongsai.

Wisata Candi Tikus Kab. Mojokerto

Candi Tikus Mojokerto



Candi Tikus merupakan replika atau lambang Mahameru. Candi ini disebut Candi Tikus karena sewaktu ditemukan merupakan tempat bersarangnya tikus yang memangsa padi petani.

Di tengah Candi Tikus terdapat miniatur empat buah candi kecil yang dianggap melambangkan Gunung Mahameru tempat para dewa bersemayam dan sumber segala kehidupan yang diwujudkan dalam bentuk air mengalir dari pancuran-pancuran/jaladwara yang terdapat di sepanjang kaki candi. Air ini dianggap sebagai air suci amrta, yaitu sumber segala kehidupan.

Arsitektur bangunan melambangkan kesucian Gunung Mahameru sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Menurut kepercayaan Hindu, Gunung Mahameru merupakan tempat sumber air Tirta Amerta atau air kehidupan, yang dipercaya mempunyai kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan, dari mitos air yang mengalir di Candi Tikus dianggap bersumber dari Gunung Mahameru. Lokasinya berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Tikus Temple Mojokerto

Wisata Candi Wringin Lawang Kab. Mojokerto

Candi Wringin Lawan, Wisata Kabupaten Mojokerto, Trowulan

Wisata Candi Wringin Lawang atau Gapura Wringin Lawang merupakan bangunan kuno bentuk Gapura Belah yang tidak memiliki atap (Tipe Candi Bentar). Gapura ini diperkirakan sebagai pintu gerbang masuk salah satu kompleks bangunan yang berada di kota Mojopahit. Lokasinya berada di dukuh Wringin Lawang, Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan. Mudah dijangkau dengan berbagai kendaraan.

Wingin Lawang Temple, Trowulan Temple, Kabupaten Mojokerto

Wisata Kolam segaran Kab. Mojokerto

Kolam Segaran Peninggalan Kerajaan Majapahit, Kabupaten Mojokerto

Kolam segaran merupakan bangunan kolam kuno terbesar yang mencerminkan kemampuan Kerajaan Mojopahit beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut cerita kolam ini digunakan untuk rekreasi dan menjamu tamu-tamu Kerajaan Mojopahit. Orang yang pertama kali menemukan kolam ini adalah Ir. Henry Maclain Pont pada tahun 1926. Bentuk denah kolam empat persegi panjang berukuran panjang 375 m dan lebar 125 m. Dinding kolam setinggi 3,16 m, sementara lebarnya 1,6 m. Lokasinya berada di Dukuh Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan.

Segaran Pool, Majapahit temple


Wisata Pendopo Agung Kab. Mojokerto

The Great Building Majapahit






Pendopo Agung Mojokerto adalah sebuah bangunan khusus khas nuansa Mojopahit dan sering difungsikan sebagai tempat pertunjukan kesenian, studi tour, lomba, tempat pertemuan dengan suasana yang teduh dan nyaman juga sebagai tempat untuk istirahat/rekreasi. Lokasinya berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan. Tempat tersebut diyakini sebagai pusat kerajaan Majapahit. Bagian bangunan asli yang masih tersisa dari Pendopo Agung hanya 26 buah umpak (batu penyangga tiang) saja, sedangkan bangunan Pendopo Agung yang sekarang berdiri merupakan bangunan baru. Di pendopo ini pula, diyakini Mahapatih Gajah Mada dahulu mengikrarkan Sumpah Palapa (Palapa kemudian dipakai sebagai nama satelit komunikasi pertama yang ‘menyatukan’ komunikasi di seluruh Indonesia). Di depan Pendopo Agung, di sebelah kiri, terdapat patung sang Mahapatih, dan di depan pendopo terdapat patung Raden Wijaya.


Gambar Dalam Pendopo Mojokerto

Wisata Reco Lanang Kab. Mojokerto





Reco Lanang, Peninggalan kerajaan majapahit, Mojokerto


Reco Lanang adalah Arca yang terbuat dari batu andesip dengan ukuran tinggi 5,7 meter ini merupakan gambaran dari perwujudan salah satu Dhani Budha yang disebut Aksobnya yang menguasai arah mata angin sebelah timur. Agama Budha Mahayana mengenal adanya beberapa bentuk kebudhaan yaitu Dhyani Bodhisatwa dan manusi Budhi. Dhyani Budha digambarkan dalam perwujudan Budha yang selalu bertafakur dan berada di langit. Dengan kekuatannya ia memancarkan seorang manusi Budha yang bertugas mengajarkan dharma di dunia. Tugas manusi budha berakhir setelah wafat dan kembali ke Nirwana. Demi kelangsungan ajaran dharma, Dhyani Budha memancarkan dirinya lagi ke dunia yaitu ke Dhyani Boddhisatwa. Setiap jaman mempunyai rangkaian Dhyani Budha, Boddhisatwa dan Manusi Budha. Di wilayah Trowulan sekarang sudah banyak pemahat-pemahat yang membuat arca seperti peninggalan kerajaan Majapahit,sehingga tidak sedikit orang dari luar daerah bahkan luar negeri yang memesan patung-patung seperti patung peninggalan dari kerajaan Majapahit.

Lokasi : Desa Kemloko Kecamatan Trawas 40 km dari Kota Mojokerto.

Wisata Religius Makam Troloyo Kab. Mojokerto








Wisata Religius Makam Troloyo - Dari puluhan situs yang ada di Kab. Mojokerto, ada situs yang dari tahun ke tahun semakin ramai dikunjungi peziarah, yakni Makam Troloyo. Situs ini letaknya di kompleks pemakaman Islam zaman kerajaan Mojopahit di Desa Sentonorejo Kecamatan Trowulan Kab. Mojokerto.

Obyek utamanya adalah Makam Sayyid Muhammad Jumadil Qubro (Syech Jumadil Kubro). Syech Jumadil Kubro adalah kakek dari Sunan Ampel. Beliau adalah ulama dari Persia yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Makamnya pertama kali diberi cungkup oleh tokoh masyarakat setempat bernama KH Nawawi pada tahun 1940. Di kompleks makam troloyo terdapat dua kelompok makam, yaitu kelompok makam bagian depan, terdiri dari makam Wali Songo dan Kelompok Makam Syech Jumadi Kubro. Kelompok makam inilah yang paling banyak dikunjungi peziarah. Dan kelompok makam bagian belakang terdiri dari dua cungkup, yaitu cungkup pertama makam Raden Ayu Anjasmara dan makam Raden sering disebut sebagai kubur pitu.


Makam Troloyo Mojokerto peninggalan kerajaan Majapahit

Para peziarah itu datang dari dalam da luar Mojokerto, serta ada pula yang datang dari luar Jawa. Peziarah datang ke makam itu berbagai tujuan. Ada yang datang ingin tahu keberadaan Makam Troloyo, ada pula yang datang untuk memberikan doa kepada leluhur Walisongo dengan membacakan ayat-ayat suci Al Quran. Ada pula pezirah yang datang untuk mendapat ilmu relijius dari para leluhur yang berada di makam itu.

Kahumas Pemkab Mojokerto Dra Hj Alfiah Ernawati MM di kantornya mengatakan, Makam Troloyo memang menjadi andalan Kab. Mojokerto sebagai wisata relijius. Semakin tahun jumlah peziarah yang datang ke lokasi itu semakin banyak. Untuk memberikan kenyamanan pada peziarah, Pemkab Mojokerto dan Pemprop Jatim merenovasi komplek makam dan tempat parkir yang ada di kawasan itu.

Menata stan PKL juga telah dilakukan oleh Pemkab Mojokerto, sehingga kondisi itu bisa membuat para peziarah di komplek makam itu terasa nyaman, dan aman. Sehingga peziarah bisa menjalankan ritual religiusnya dengan khusuk.

Pemkab berharap dengan terciptanya kawasan yang nyaman ini nantinya bisa semakin meningkatkan kunjungan wisata di Makam Troloyo terus berlanjut. “Dengan kondisi yang kondusif, nyaman tentu wisatawan akan tertarik kembali mengunjungi Makam Troloyo di lain hari nanti,” katanya.

Sekilas Tentang Kabupaten Mojokerto



Lambang Kabupaten Mojokerto.png

Locator kabupaten mojokerto.png

ProvinsiJawa Timur
Dasar hukum-
Tanggal-
Ibu kotaMojosari
Pemerintahan
 - BupatiMustofa Kamal Pasha
 - DAURp. 598.971.886.000,-(2011)[1]
Luas835,93 km2
Populasi
 - Total969.000 jiwa (2003)
 - Kepadatan1.159,19 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon0321
Pembagian administratif
 - Kecamatan18
 - Kelurahan-




Kabupaten Mojokerto, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia kota Mojokerto. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik di utara, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupatenn Pasuruan di timur, Kabupaten Malang dan Kota Batu di selatan, serta Kabupaten Jombang di barat.
Kabupaten Mojokerto terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kini banyak gedung dan kantor pemerintahan yang dipindahkan ke Kota Mojosari, sebelah timur Kota Mojokerto.
Bagian selatan Kabupaten Mojokerto berupa pegunungan, dengan puncak Gunung Welirang (3.156 m) dan Gunung Anjasmoro 

Flag Country

free counters