Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan. Karena semakin membengkaknya jumlah siswa di sekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatan hampir tak pernah digunakan lagi. Alasan lain mengapa tes lisan khususnya kurang mendapat perhatian ialah karena pelaksanaannya yang face to face(berhadapan langsung).
Dampak negatif yang tak jarang muncul akibat tes yang face to face itu, ialah sikap dan perlakuan yang subjektif dan kurang adil, sehingga soal yang diajukan pun tingkat kesukarannya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Di satu pihak ada siswa yang diberi soal yag mudah dan terarah (sesuai dengan topik) sedangkan di pihak lain adapula siswa yang ditanyai masalah yang sukar bahkan terkadang tidak relevan dengan topik.
Untuk mengatasi masalah subjektifitas itu, semua jenis tes tetuis baik yang berbentuk subjektif maupun yang berbentuk objektif (kecuali tes B-S), seyogianya dipakai sebaik-baiknya oleh para guru. Namun demikian,apabila anda enghendaki informasi yang lebih akurat mengenai kemampuan kognitif siswa, selain tes B-S, tes pilihan berganda sebaiknya tidak digunakan. Sebagai gantinya, anda sangat dianjurkan untuk menggunakkan tes pencocokan (matchig test), tes isian, dan tes esai. Khusus untuk mengukur kemampuan analisis dan sintesis siswa, anda lebih dianjurkan untuk menggunakan tes esai, karena tes ini adalh satu-satunya ragam instrumen evaluasi yang paling tepat untuk mengevaluasi dua jenis kemampuan akal siswa tadi.
0 komentar:
Posting Komentar