Dalam merencanakan penyusunan instrumen tes prestasi siswa yang berdimensi afektif (ranah rasa) jenis-jenis prestasi internalisasi dan karakterisasi seyogyanya mendapat perhatian khusus. Alasannya, karena kedua jenis prestasi ranah rasa itulah yang lebih banyak mengendalikan sikap dan perbuatan siswa.
Salah satu bentuk tes ranah rasa yang populer adalah “skala likert”. Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernytaan dan diikuti oleh lima respon yang menunjukan tingkatan. Misalnya:
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TB = Tidak berpendapat
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
Skala ini bertujuan untuk mengidentifikasi kecendrungan sikap orang (Reber, 1988). Bentuk skala ini menampung pendapat yang mencerminkan sikap sangat setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Rentang skala ini diberi skor 1sampai 5 atau 1 sampai 7 bergantung kebutuhan dengan catatan skor-skor itu dapat mencerminkan sikap-sikap mulai sangat “ya” sampai “sangat tidak”. Perlu pula dicatat, untuk memudahkan identifikasi jenis kecendrungan afeksi siswa yang representatif, item-item skala sikap sebaiknya dilengkapi identitas sikap yang meliputi: doktrin, komitmen, penghayatan, wawasan.
Hal lain yang perlu diingat guru yang hendak menggunakan skala sikap ialah bahwa dalam evaluasi ranah rasa yang dicari bukan benar atau salah, melainkan sikap atau kecendrungan setuju atau tidak setuju. Jadi, tidak sama dengan evaluasi ranah cipta yang secara prinsipal bertujuan mengngkapkan kemampuan akal dengan batasan salah dan benar.
Bagaimana cara mengetahui hasil atau prestasi ranah rasa yang diukur denga skala-skala sikap diatas? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat menemukan jawabannya dengan mempelajari buku-buku khusus mengenai evaluasi dan statistik pendidikan. Dari buku itu kita akan tahu bagaimana cara mengolah, menganalisis, dan menafsirkan serta menyimpulkan data hasil evaluasi ranah rasa para siswa.
0 komentar:
Posting Komentar