Satu program evaluasi yang baik dapat diketahui dan ciri-cirinya yang ter: tu. Beberapa yang dapat dianggap sebagai ciri pokok untuk menilai sampai rriana suatu program evaluasi di suatu sekolah dikatakan baik, antara lain:
1. Desain atau rancangan program evaluasi itu komprehensif
Tujuan-tujuan umum yang akan dinilai hendaknya mencakup tidak hanya konsep, keterampilan, dan pengetahuan, tetapi juga apresiasi, sikap, minat, pemikiran kritis, dan penyesuaian diri yang bersifat personal dan sosial.
Suatu desain evaluasi dikatakan komprehensif jika ia mencakup nilai-nilaian dan tujuan-tujuan pokok yang akan dicapai oleh sekolah itu bagi setiap individu murid. Guru-guru harus melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing pertumbuhan dan perkembangan anak tidak hanya dalam hal pengetahuan-pengetahuan akademis, tetapi juga dalam hal-hal yang menyangkut pertumbuhan kepribadian siswa seperti minat, sikap, apresiasi, dan penyesuaiannya secara emosional dan sosial. Dengan kata lain, guru sebagai pendidik hendak nya memfokuskan tugasnya terhadap anak didik sebagai keseluruhan pribadi:
intelektual, mental, emosional, dan sosial.
intelektual, mental, emosional, dan sosial.
Tentu saja, untuk menilai aspek-aspek yang bersift komprehensif dan suatu individu tidaklah mudah. Untuk itu diperlukan bermacam-macam alat evaluasi yang sesuai bagi setiap aspek yang akan dinilai disertai kemampuan dan kecakapan guru dalam melaksanakan alat evaluasi itu.
2. Perubahan-perubahan tingkah laku individu harus mendasari penilaian perumbuhan dan perkembangannya
Tingkah laku total dan suatu individu-intelektual, fisik, emosional, dan sosial harus menjadi perhatian guru dan supervisor di dalam setiap situasi belajar. Jika siswa belajar berhitung, atau IPA, atau sejarah, atau pelajaran apa saja, dia pada saat itu juga belajar mengubah sikap, mengembangkan minat, dan membuat penyesuaian secara emosional maupun sosial. Jika ia merasa kecewa karena tugas-tugas yang terlalu sukar, atau jika ia bosan terhadap tugas-tugas yang terlalu mudah, maka sikapnya serta penyesuaian emosional dan sosial nya akan tampak menolak atau membenci, dan selanjutnya mempengaruhi si A uasi belajarnya.
Olehk arena itu, guru harus tetap menyadari bermacam-macam aspek dan tingkah laku murid meskipun tujuan pokok dan pengalaman belajar itu mungkin untuk menguasai dalil-dalil yang diperlukan dalam pemecahan soal kimia, misalnya. Tiap-tiap situasi belajar mencakup multiple learning yang menyangkut tidak hanya konsep-konsep intelektual dan skills, tetapi juga penyesuaian fisik, emosional, dan sosial. Oleh sebab itu, tingkah laku total dan seorang siswa dalam tingkat tertentu dipengaruhi oleh pengalaman belajarnya.
Jika suatu kurikulum direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang luas, ini berarti pula bahwa tingkah laku siswa harus dievaluasi menurut tujuan dan nilai-nilai yang luas pula seperti yang dimaksud dalam kurikulum tersebut.
3. Hasil-hasil evaluasi harus disusun dan dikelompok-kelOmPokkafl sedemik lan rupa sehingga metnudahkan interpretasi yang berarti
Hasil-hasil kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dan program evaluasi harus disimpulkan ke dalam pola penskoran yang jelas, secara statistik, grafik, ataupun secara verbal, sehingga dan data evaluasi itu gambaran atau lukisan individu dapat dilihat dan dipahami dengan mudah, dan dapat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Dengan demikian, dapat dilihat bagaimana atau ke mana arah perkembangan individu tersebut.
Di dalam interpretasi ini hendaknya dilihat pula bagaimana hubungan antara skor-skor yang diperoleh siswa dalam tes-tes, dengan catatan-catatan kualitatif yang dibuat guru (anecdotal records) tentang anak tersebut, sehingga dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan total siswa tersebut dapat di imbing sebaik-baiknya.
Di dalam interpretasi ini hendaknya dilihat pula bagaimana hubungan antara skor-skor yang diperoleh siswa dalam tes-tes, dengan catatan-catatan kualitatif yang dibuat guru (anecdotal records) tentang anak tersebut, sehingga dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan total siswa tersebut dapat di imbing sebaik-baiknya.
Hal mi berarti pula bahwa data tentang kesehatan fisik, penyesuaian emosional dan sosial, minat-minatnya, sikapnya, dan hasil-hasil achievement test dan berbagai mata pelajaran tidak dipisahkan satu sama lain, tetapi harus dikorelasikan dan diintegrasikan ke dalam deksripsi yang merupakan kesatuan atau kebulatan dan individu
4. Program evaluasi haruslah berkesinambungan dan saling berkaiwn (interr elated) dengan kurikulum
Di sekolah-sekolah modern, evaluasi dipandang sebagai suatu proses yang berkesinambungan, dilakukan terus-menerus. Observasi, penilaian, dan tes-tes yang di1akukan dari hari kehari hendaknya direncanakan secara teratur sehingga guru dapat benar-benar mengevaluasi dan membimbing pertumbuhan siswa seacara positif. Konsep ini berbeda dengan konsep tradisional yang memandang atau menganggap tes itu sebagai hasil akhir, dan bukan sebagai suatu alat unk membimbing pertumbuhan.
Suatu program evaluasi haruslah erat berkaitan (interrelated) dengan kurikulum sekolah karena Ia merupakan bagian yang integral dengan pembimbingan pengalaman-pengalaman belajar siswa. Tes, kuesioner, dan alat-alat evaluasi yang lain bersama-sama merupakan dasar untuk menilai pertumbuhan ke arah tujuan-tujuan kurikulum. Dengan kata lain, tercapai-tidaknya tujuan-tujuan trikulum itu tercermin di dalam hasil-hasil penilaian terhadap pencapaian belajar perubahan-perubahan tingkah laku pada muri-murid. Dengan demikian, program evaluasi menjadi berarti tidak hanya untuk membimbug pertumbuhan siswa, tetapi juga bagi pembinaan dan perkembangan kunikulum serta metode-metode mengajar yang sesuai.
0 komentar:
Posting Komentar