Di internet dan jejaring sosial beredar kabar bahwa akan ada bulan kembar di langit pada Kamis (28/8/2014) pukul 00.30. Selain Bulan satelit Bumi, satu bulan lagi adalah Planet Mars yang terlihat sebesar dan secerah Bulan. Kondisi itu terjadi karena jarak Mars hanya 34,65 juta mil dari Bumi. Fenomena itu akan terjadi lagi tahun 2287. Itu adalah hoax alias kabar bohong.
Entah dari mana sumbernya, isu itu muncul tiap tahun pada Agustus sejak peristiwa oposisi Mars, 27 Agustus 2003. Saat itu, Mars yang berjarak 55,8 juta kilometer (km) diisukan akan terlihat sebesar Bulan. Ternyata Mars tetap terlihat sebagai bulatan merah kecil di langit malam.
Sejak saat itu, kabar terlihatnya Mars sebesar Bulan terus direplikasi. Dari tahun ke tahun isinya sama, mulai dari jarak Mars ke Bumi, jam kejadian, hingga waktu terulangnya fenomena itu. Bahkan, susunan pesan serta ajakan melihat fenomena itu pun sama. Hal yang berbeda hanya tanggal terjadinya, 26-28 Agustus.
Setiap isu ini muncul, kehebohan sama kembali berulang. Masyarakat dengan sukarela akan menyebarkan isu tersebut karena pada bagian terakhir isu terdapat iming-iming bahwa mereka yang hidup sekarang tidak akan pernah melihatnya lagi. Ditulis, peristiwa serupa baru akan terjadi tahun 2287.
Pembina Himpunan Astronomi Amatir Jakarta Widya Sawitar, Selasa, mengatakan, Mars tidak akan pernah terlihat sebesar Bulan.
Diameter sudut (diameter obyek berdasarkan pandangan pengamat, tidak memperhitungkan jarak sesungguhnya) terbesar Mars pada jarak terdekat dengan Bumi adalah 25,113 detik busur atau 0,007 derajat. Adapun diameter sudut terbesar Bulan pada jarak terdekat dengan Bumi adalah 34,1 menit busur atau 0,57 derajat.
”Artinya, pada jarak Mars terdekat dengan Bumi pun, besar piringan Mars hanya satu per 81 dari diameter Bulan. Tidak akan pernah menyamai besar Bulan,” kata Widya. Pada jarak rata-rata Mars dan Bulan terhadap Bumi, Mars hanya akan terlihat satu per 141 kali dari ukuran Bulan.
Jarak
Diameter Mars sesungguhnya adalah dua kali diameter Bulan. Namun, karena jarak Mars ke Bumi 593 kali jarak Bulan ke Bumi, walaupun ukuran sebenarnya lebih besar, Mars tetap akan terlihat lebih kecil.
Isu yang beredar, jarak Mars pada Kamis besok disebut 34,65 juta mil atau 55,76 juta km. Jarak itu sebenarnya masih lebih jauh dibandingkan jarak terdekat Mars ke Bumi, 54,6 juta km.
Jarak Mars dan Bumi bervariasi, tergantung posisi di antara keduanya terhadap Matahari sebagai pusat edar keduanya. Kecepatan keduanya bergerak di lintasan elipsnya pun berbeda, tergantung jarak ke bintang induknya, Matahari.
Posisi terdekat Bumi dan Mars terjadi pada saat keduanya pada sisi yang sama terhadap Matahari atau ketika terjadi oposisi. ”Oposisi Mars dan Bumi terjadi tiap 26 bulan sekali,” tambah Widya.
Komunikator astronomi sekaligus pengelola situs astronomi populer Langitselatan.com, Avivah Yamani, mengatakan, untuk melihat Mars sebesar Bulan, Mars harus ”diletakkan” pada dua kali jarak Bumi-Bulan atau sekitar 780.000 km. ”Namun, 'pendekatan' Mars hingga jarak sedekat itu dengan Bumi akan menimbulkan gangguan sebagai akibat interaksi kedua planet,” ujarnya.
Risiko dari gangguan itu adalah Mars akan tertarik ke Bumi sebagai planet yang lebih besar dan jatuh ke Bumi. Risiko lain, Mars sebagai planet yang lebih kecil dari Bumi akan tertendang dari orbitnya, bahkan bisa terlontar keluar dari tata surya.
Bulan mati
Isu tentang dua bulan itu juga tak benar karena Bulan satelit Bumi memang tidak akan tampak di langit malam pada Kamis dini hari. Saat ini, Bulan dalam fase bulan baru atau bulan muda.
Konjungsi atau kesegarisan Matahari-Bulan-Bumi yang menandai fase bulan baru terjadi pada Senin (25/8/2014) pukul 21.13 WIB. Dalam kalender Hijriah, itu menandai masuknya bulan kalender baru. Saat ini, bulan berganti dari Syawal ke Zulkaidah.
Oleh karena berada pada fase bulan muda, Bulan akan terlihat sebagai bulan sabit, bukan bulan purnama seperti citra tentang fenomena bulan kembar yang tersebar di sejumlah jejaring sosial.
Sebagai bulan muda, Bulan akan tenggelam sesaat sesudah Matahari terbenam. Bulan sabit sudah tenggelam enam jam sebelum waktu kejadian bulan kembar yang diisukan. Itu berarti Bulan dalam bentuk apa pun, apalagi purnama, tidak akan terlihat pada Kamis dini hari.
Oleh karena itu pula, masyarakat tak perlu khawatir akan ketinggalan melihat bulan kembar. Sebab, fenomena itu memang tidak akan pernah ada.
Avivah berharap masyarakat cermat memilih informasi yang ada di internet ataupun jejaring sosial dan tidak mudah percaya karena banyak yang tidak didasari bukti. Nama institusi besar bisa jadi hanya tempelan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, ”Jangan malas mengecek ulang setiap informasi yang diterima,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar