Satelit Mangalyaan sukses mengorbit di Planet Mars dan menempatkan India sejajar dengan AS, Rusia, dan Eropa.
Dalam misinya tersebut, India hanya menggelontorkan dana yang cukup murah dibandingkan dengan satelit Maven dari NASA yakni hampir 10 kali lipatnya.
Melansir BBC, Jumat 26 September 2014, India hanya menganggarkan sekitar US$74 juta (Rp982 miliar) untuk satelit Mangalyaan, sedangkan NASA harus mengeluarkan setidaknya US$671 juta (Rp8 triliun). Jelas, menurut standar negara barat hal itu sangat mengejutkan.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, bahkan begitu bangga dengan kehematannya dan sempat menyindir bahwa misi Mars itu lebih murah, ketimbang anggaran film petualangan yakni Gravity, sekitar Rp1 triliun. Bahkan, kata Modi, anggaran untuk Mangalyaan hanya setengah dari film Bollywood, Ra.One.
Kunci murahnya biaya misi Mars itu, karena India mengutamakan komponen hingga teknologi dari dalam negeri, ketimbang impor yang mahal harganya.
"Bahkan, dari berat muatannya (Mangalyaan) hanya sekitar 15 kilogram. Bandingkan dengan berat muatan di Maven yang membengkak," ungkap Prof. Andrew Coates, yang akan menjadi peneliti utama pada kendaraan penjelajah Mars milik Eropa pada 2018.
Coates menambahkan, India mampu menunjukkan komponen yang penting saat menjelajahi ruang angkasa, sehingga mengurangi kompleksitas.
Meskipun memiliki muatan yang sangat kecil, para ilmuwan barat tak lantas segera mengacuhkannya. Malah, mereka sangat antusias melihat penyelidikan India.
Satelit Mangalyaan tak dapat dianggap enteng, sebab satelit ini telah dilengkapi teknologi yang dapat mengukur gas metana di atmosfer. Atmosfer bumi banyak mengandung miliaran ton metana yang sebagian besarnya merupakan dampak dari mikroba dan hasil dari kotoran hewan.
Metana ini diyakini para peneliti ada di Planet Merah, sehingga perlu adanya penelitian tersebut apabila manusia akan tinggal di Mars.
Antariksa untuk masa depan
Bidang antariksa merupakan investasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat menunjang bagi pertumbuhan ekonomi dan masyarkat.
Banyak negara berkembang yang mempunyai banyak industrinya, berduyun-duyun untuk mengembangkan bidang antariksa, karena mereka mengetahui investasi yang dikeluarkan akan seimbang dengan hasil yang akan didapatkan nantinya.
Seperti yang dilakukan Inggris, yang beberapa tahun terakhir banyak menggeluarkan anggaran untuk kegiatan antariksa. Negari Ratu Elizabeth itu mencantumkan bahwa satelit merupakan salah satu dari delapan teknologi yang dapat membantu menyeimbangkan dan mendorong perekonomian Inggris di masa depan.
0 komentar:
Posting Komentar