Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) membuktikan keseriusannya untuk mengantarkan manusia menuju Mars. Kali ini, untuk memenuhi hasrat tersebut, NASA akan membangun proyek roket terbesar yang pernah ada di dunia.
Meskipun untuk mewujudkannya Nasa masih diselimuti kekhawatiran, terkait kemampuan membayar mega proyek itu. Namun, para pejabat NASA mengatakan mereka telah menyelesaikan kajian ketat pada Space Launch System (SLS), yang tak lain adalah roket raksasa tersebut.
Roket yang menjulang tinggi itu akan dibuat berukuran 384 meter dan berat sekitar 6,5 juta pon, atau 294.835,041 kilogram.
"Kami berada di perjalanan eksplorasi ilmiah dan berkomitmen untuk membangun kendaraan peluncuran, serta sistem pendukungnya yang akan membawa kita pada perjalanan itu (ruang angkasa)," ujar Administrator NASA, Charles Bolden seperti yang diberitakan Daily Mail, Kamis 28 Agustus 2014.
Menurut NASA, roket raksasa itu akan memiliki kapasitas angkat awal sekitar 70 metrik ton dan akan ditingkatkan menjadi 130 metrik ton. Hal itu akan memungkinkan untuk menjalankan misi yang lebih jauh lagi, menjelajahi tata surya seperti asteroid dan Mars.
Pembuatan SLS itu muncul, setelah melewati kajian menyeluruh di Key Decision Point C (KDP-C), yang menyediakan biaya dasar untuk pengembangan verin 70 ton metrik sekitar US$7,021 triliun, atau Rp82 triliun sejak Februari 2014. SLS itu sendiri dijadwalkan akan ke ruang angkasa paling lambat November 2018.
Roket raksasa ini sudah menjadi perhatian NASA selama tiga tahun terakhir, agar tercapainya proyek ambisius mereka.
"Setelah diperiksa ketat, kita hari ini akan memikirkan pendanaan dan kesiapan tanggal untuk pengiriman manusia ke Mars tahun 2030-an. Kami berusaha untuk mewujudkan komitmen itu," ungkap Asosiasi Administrator Robert Lightfoot, yang mengawasi proses pemeriksaan tersebut.
Sebelumnya, NASA menguji SLS ke dalam skala lebih kecil untuk mengantisipasi segala kemungkinan terburuk. Hal ini, disebabkan roket raksasa itu berpotensi merusak bangunan di dekatnya. Bahkan, efek terburuk lainnya bakal dirasakan pada pendengaran astronot yang terganggu ketika lepas landas.
"Sebuah model skala lima persen, termasuk motor roket padat. SLS dinyalakan untuk menguji seberapa rendah, atau tinginya gelombang frekuensi yang akan mempengaruhi roket di landasan peluncuran," kata NASA.
Bila itu sudah terlaksana,tidak dipungkiri lagi SLS akan menjadi roket terbesar yang pernah dibuat. Diperkirakan ukurannya melebihi roket yang pernah membawa manusia ke bulan yang menjadikannya pembuka misi ke planet merah itu.
0 komentar:
Posting Komentar