Titan, Satelit alam beratmosfer
Titan ditemukan oleh astronom Belanda Christian Huygens pada tahun 1655. Titan merupakan satelit alam Saturnus yang terbesar. Diameter Titan mencapai 5.150 kilometer. Titan lebih besar daripada Merkurius dan Pluto. Titan mengorbit Saturnus pada jarak 1.221.830 kilometer.
Titan memiliki atmosfer seperti Bumi. Atmosfer Titan sebagian besar tersusun atas Nitrogen. Titan merupakan satelit alam yang memiliki atmosfer yang tebal. Tekanan atmosfer Titan kira-kira 60 persen lebih banyak daripada tekanan atmosfer Bumi di atas permukaan laut, kira-kira sama dengan tekanan di dasar kolam renang. Permukaan Titan cukup dingin. Suhunya mencapai 178 derajat celcius di bawah nol.
Tethys
Tethys ditemukan oleh Giovanni Cassini pada tahun 1864. Tethys memiliki kepadatan 1,2 gram/cm3. Kepadatan ini menandakan hampir seluruhnya Tethys tersusun dari air beku (es). Permukaan Tethys dipenuhi kawah dan rekahan-rekahan yang merupakan patahan es. Di pemukaan Tethys terdapat palung yang panjangnya mencapai 65 kilometer. Suhu permukaan Tethys mencapai 187 derajat di bawah nol.
Rhea
Rhea ditemukan pada tahun 1672 oleh Giovanni Cassini. Rhea tidak memiliki atmosfer dan permukaannya diselimuti es. Dengan kepadatan hanya 1,33 gram/cm3, menandakan Rheaa terususun sebagian besar atas air beku atau es. Susunan Rheaa hampir sama dengan Dionee. Suhu permukaan Rheaa yang menghadap Matahari sebesar 174 derajat celcius di bawah nol, sedangkan permukaan yang tidak terkena cahaya Matahari 200 derajat celcius di bawah nol.
Dione
Dione ditemukan pada tahun 1684 oleh Giovanni Cassini. Sebagian besar tubuh Rhea tersusun atas es. Kepadatannya hanya sekitar 1,43 gram/cm3. Beberapa daratan Rhea dipenuhi kawah dan beberapa tidak. Permukaan Rhea yang dipenuhi kawah memiliki kawah dengan garis tengah lebih dari 30 kilometer.
0 komentar:
Posting Komentar