Bintang-bintang yang berukuran lima kali atau lebih daripada matahari (diameter matahari 1,4 juta kilometer) kita mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat spektakuler; mereka bersupernova. Itu terjadi ketika bahan bakar bintang untuk melakukan reaksi fusi di dalam intinya sudah habis. Proses fusi sendiri berperan menciptakan tekanan ke arah luar untuk mengimbangi gaya tarik dari massanya yang besar.
1. Membengkak :
Bintang membengkak menjadi sebuah red super giant (membengkak karena mengeluarkan inti heliumnya ke permukaan). Di bagian dalam, inti bintang takluk kepada gaya tarik dan mulai menyusut. Seiring dengan penyusutan itu, bintang semakin panas dan padat.
2. Inti Besi:
Ketika di inti hanya tertinggal unsur besi (struktur nuklir besi tidak memungkinkan atomatomnya untuk reaksi fusi menjadi elemen yang lebih berat), kurang dari satu detik
kemudian, bintang memasuki fase final dari kehancurannya.
3. Meledak:
Suhu pada inti berkembang menjadi 100 miliar derajat. Energi dari inti ditransfer menyelimuti bintang, yang lalu meledak dan menyebarkan gelombang kejut. Begitu gelombang menerpa material di lapisan luar bintang, material menjadi panas, berfusi menjadi elemen-elemen baru dan isotop-isotop radioaktif.
4. Lontaran:
Gelombang kejut lalu melontarkan material itu ke ruang angkasa. Bahan-bahan ledakan itu kini dikenal sebagai bekas-bekas supernova.
Fenomena supernova sangat penting bagi kita untuk dapat memahami galaksi. Energi yang dilepaskan sebuah bintang massif yang meledak akan memanaskan medium antar bintang, mendistribusikan sejumlah besar elemen ke seluruh galaksi, dan mempercepat laju sinar kosmis.
Selain melalui ledakan bintang massif, fenomena supernova dapat terjadi karena transfer massa bintang putih kecil dalam sistem bintang kembar.
"Mereka meledak setara dengan gabungan kekuatan satu triliun bom hidrogen, dan apabila mereka lebih dekat-katakanlah beberapa ratus tahun cahaya-mereka akan menyapu kehidupan dari bumi," kata Evans.
Berdasar waktu geologis saat ini, supernova-supernova yang telah ditemukan berjarak ribuan atau jutaan tahun cahaya dari bumi. "Terlalu jauh untuk menyebabkan kerusakan, meski telah berkembang spekulasi bahwa supernova inilah yang menyebabkan kontaminasi di bumi yang memusnahkan dinosaurus," kata dia.
Terpisah dari ancaman yang mungkin dibawanya, Evans menyatakan supernova telah menjadi subyek oleh keseluruhan industri astronomi profesional, sebagai sebuah indikator penting dari "melarnya" jagat raya.
Sebagian ilmuwan meyakini, siraman (shower) mineral-mineral atom ke jagat raya yang dihasilkan supernova mungkin menjadi pangkal penyebab dinamika besar dalam penciptaan kehidupan di bumi.
"Ledakan-ledakan supernova menghasilkan dan mendistribusikan elemen-elemen kimia yang menyusun segala sesuatu di jagat raya yang tampak-terutama kehidupan," ujar seorang pakar internasional, Stephen Smart dari Cambridge University.
"Akan sangat penting bagi kita untuk mengetahui bintang-bintang seperti apa yang memproduksi building blocks ini kalau kita memang ingin memahami asal-muasal kita."
Sumber : Koran Tempo (27 Juli 2004)
0 komentar:
Posting Komentar