Kesulitan yang harus diderita pengamatan optik adalah absorpsi antarbintang. Jumlah absorpsi dapat diperoleh dengan menentukan jumlah pemerahan (reddening), ditentukan caranya dengan:
1. Perbandingan warna teramati dari bintang yang memiliki kelas spektral sama.
2. Fotometri multiwarna.
Untuk kedua metode, harus diketahui rasio antara absorpsi terhadap pemerahan. Metode kedua bergantung pada sifat bulir-bulir debu, namun ternyata sifatnya sangat seragam, kecuali pada tempattempat yang anomalis, seperti di Nebula Orion.
Menentukan rasio absorpsi terhadap pemerahan tidak mudah, namun dapat ditentukan dalam dua cara:
1. Digunakan fakta bahwa absorpsi mendekati nol pada panjang gelombang yang sangat tinggi. Dipilih dua bintang dengan kelas spektrum yang sama namun memiliki warna tampak yang berbeda. Keduanya kemudian dibandingkan pada panjang gelombang yang berbeda. Perbandingan pada panjang gelombang terpanjang akan akan memberitahukan perbandingan sejati magnitudo-nya, namun pada panjang gelombang yang lebih pendek perbedaan magnitudo akan berbeda-beda untuk setiap panjang gelombang.
2. Melakukan pengamatan bintang deret utama kelas awal dalam gugus atau asosiasi, dan dibandingkan secara serempak perbedaan warna dan magnitudonya.
Apabila tidak dapat dilakukan pengukuran pemerahan, sebagaimana dalam kasus medan lintang-tinggi, dimungkinkan untuk menggunakan kopel dari gas dan debu. Dapat dikalibrasikan kerapatan kolom dari HI pada 21 cm terhadap jumlah serapan. Metode ini dapat digunakan digunakan untuk menentukan seberapa besar pemerahan antara kita menuju gugus bola atau galaksi, di mana objek-objek ini dapat diyakini terletak di luar seluruh materi antar bintang yang berkontribusi pada kerapan kolom
0 komentar:
Posting Komentar