WASHINGTON, KOMPAS.com — Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merencanakan misi robot untuk ke bulan Planet Yupiter yang diduga berair, Europa. Para astronom berspekulasi, di sana terdapat beberapa bentuk kehidupan.
NASA menyiapkan dana senilai 15 juta dollar AS, setara lebih dari Rp 172,5 miliar dalam anggaran 2015, sebagai tahap awal misi tersebut. Belum ada rincian lebih lanjut, tetapi kepala layanan keuangan NASA, Elizabeth Robinson, pada Selasa (4/3/2014) mengatakan bahwa peluncuran misi itu ditargetkan terlaksana pada 2020-an.
Robinson mengatakan, lingkungan beradiasi tinggi di sekitar Yupiter, dan jarak dari Bumi, akan menjadi tantangan dalam misi ini. Ketika NASA mengirimkan misi Galileo ke Yupiter pada 1989, pesawat ruang angkasa tersebut butuh waktu enam tahun untuk sampai ke planet yang berada di urutan kelima dari matahari itu.
Astronom dari Rensselaer Polytechnic Institute, Laurie Leshin, mengatakan bahwa rencana NASA ini dapat disebut sebagai sebuah misi berani untuk mengetahui kondisi obyek yang memang sangat menarik dalam sistem tata surya Bimasakti.
Misi-misi NASA sebelumnya ke Europa, terutama misi Galileo, tak satu pun yang benar-benar terkonsentrasi pada satu dari puluhan satelit yang mengorbit mengitari Yupiter ini. Para astronom sudah sejak lama berupaya melobi misi khusus untuk Europa, tetapi terkendala biaya yang diperkirakan mencapai miliaran dollar AS.
Pada 2013, para ilmuwan mendapati semburan air melalui permukaan es Europa. "Mendekati permukaan satelit tersebut, melalui jalur semburan itu, bakal memangkas biaya eksplorasi. Biayanya lebih murah dibandingkan berputar-putar mengitari "bulan" itu ataupun mendarat di atas permukaan es-nya," kata ilmuwan NASA yang menangani Europa, Robert Pappalardo.
Banyak ide akan dikembangkan terkait rencana misi ke Europa. Robinson pun mengakui bahwa banyaknya ide itu menyebabkan biaya yang dibutuhkan untuk misi tersebut belum dapat diperkirakan untuk saat ini. Menurut dia, misi utama ke Europa adalah mencari jejak kehidupan di cairan yang diduga ada di bawah lapisan es.
Astronom dari Harvard University, Avi Loeb, mengatakan bahwa misi ke Europa akan lebih menarik daripada menjelajahi Mars yang kering. "Mungkin ada ikan di bawah es (Europa)," ujar dia.
0 komentar:
Posting Komentar