KOMPAS.com — Upaya pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang belum membuahkan hasil membuat pihak Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tergerak.
Untuk membantu memecahkan misteri pesawat yang sudah seminggu hilang itu, NASA akan menggunakan citra Bumi yang diambil dari antariksa sebagai sumber data.
"Aktivitas yang akan dilakukan mencakup memanen data satelit yang diperoleh sebelumnya dengan aset yang berbasis di antariksa, seperti satelit Earth-Observing-1 (EO-1) dan kamera ISERV di Stasiun Luar Angkasa Internasional, guna mencari kemungkinan lokasi kecelakaan," kata Allard Brutel, Juru Bicara NASA.
"Resolusi dari citra yang dihasilkan instrumen ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi obyek yang ukurannya sekitar 98 kaki (30 meter)," imbuhnya seperti dikutip Space.com, Kamis (13/3/2014).
NASA juga akan berbagi data dengan Badan Geologi Amerika Serikat. Kedua badan itu menyusun dan berbagai informasi manakala International Charter on Space and Major Disaster, piagam khusus yang menangani bencana keantariksaan, diaktifkan.
International Charter on Space and Major Disaster sendiri diaktifkan pada Selasa (11/3/2014) atas permintaan Badan Meteorologi China.
"Baik armada laut maupun udara dari 10 negara berpartisipasi dalam pencarian. Citra satelit sekarang digunakan untuk melacak pesawat baik sebelum atau sesudah hilang," demikian dinyatakan dalam catatan International Charter on Space and Major Disaster.
MH370 hilang setelah 50 menit terbang dari Bandara Internasional Kuala Lumpur. Pesawat bertujuan Beijing, China, itu membawa 239 orang di kabinnya.
Informasi terbaru seperti dilaporkan Wall Street Journal, Kamis, menyatakan bahwa pesawat sempat terbang 4 jam setelah hilang kontak. Namun, informasi tersebut dibantah oleh Malaysia.
China sempat merilis citra yang diduga merupakan puing pesawat. Namun, Malaysia juga menyatakan bahwa citra itu bukan milik MH370. Sejauh ini, pencarian belum membuahkan hasil.
0 komentar:
Posting Komentar