Foto Autopsi Alien Diklaim Asli

Foto Autopsi Alien Diklaim Asli

Dipotret pada tahun yang sama dengan insiden Roswell pada 1947.


Pakar UFO, Tom Carey, mengklaim diberi foto-foto otentik alien oleh seorang agen intelijen Amerika Serikat (AS). Foto-foto itu diduga diambil setelah proses autopsi di Area 51, sebuah wilayah rahasia militer AS.

Laman Mirror, Sabtu 22 November, menyebut foto-foto yang dikirimkan dalam bentuk film itu telah diverifikasi oleh perusahaan Kodak, dibuat pada 1947, tahun yang sama terjadinya insiden Roswell di New Mexico.

Insiden Roswell merujuk pada kejadian jatuhnya sebuah balon udara pengintai milik Angkatan Udara AS, pada sebuah peternakan dekat Roswell di New Mexico. Seorang petugas humas Pangkalan Udara Militer Roswell, Walter Haut, mengeluarkan keterangan pers pada 8 Juli 1947.

Disebut bahwa personel dari Kelompok Operasi 509, telah menemukan sebuah piring terbang yang jatuh dekat Roswell. Tapi, belakangan militer memutuskan untuk menutupi temuan, dan mengatakan bahwa yang jatuh adalah sebuah balon pengintai milik angkatan udara.

Carey mengatakan kini telah menghubungi ahli sejarah Kodak, untuk mencari konfirmasi lebih lanjut dan mencari tanggal pengambilan foto. "Apa yang menarik adalah film itu diproduksi pada 1947," katanya.

"Itu adalah citra asli. Berdasarkan emulsi pada film, itu bukan sesuatu yang bisa disebut sebagai rekayasa photoshop seperti foto-foto modern," tambahnya.

Astronom Menduga Alien Ada di Galaksi Bimasakti

TEXAS--Para ilmuwan astronomi sejak lama memburu planet-planet yang mampu mendukung kehidupan. Salah satu syarat kondisi itu adalah keadaan ideal planet dari bintang induknya dan juga tersedianya air.

Dalam pencarian planet-planet di galaksi lain, para ilmuwan mulai beralih ke galaksi Bimasakti. Dengan jutaan planet yang ada di galaksi Bimasakti terbuka kemungkinan masing-masing dipenuhi dengan bentuk-bentuk kehidupan yang kompleks.

"Di satu sisi, tampaknya sangat tidak mungkin kita sendirian. Namun pertemuan dengan bentuk (alien) tersebut mungkin tidak dalam waktu dekat ini," kata Louis Irwin, profesor emeritus di University of Texas di El Paso, seperti dimuat rt, (1/6).

Tim peneliti tiba pada kesimpulan itu setelah memeriksa lebih dari 1.000 eksoplanet terkait karakteristik tertentu seperti usia, komposisi kimia, kepadatan, suhu dan jarak dari bintang induknya.

Dari informasi yang tersedia, peneliti membuat ukuran "indeks kompleksitas biologis" (BCI) yang berkisar antara 0 - 1,0. Agka indeks ditentukan oleh jumlah dan tingkat karakteristik penting untuk mendukung berbagai bentuk kehidupan multisel.

"Planet dengan nilai BCI tertinggi cenderung lebih besar, lebih hangat , dan lebih tua dari Bumi," tambah Irwin.

Ada sekitar 10 miliar bintang di Bimasakti, dan rata-rata bintang memiliki planet, yang berarti ada sekitar 100 juta planet kemungkinan memiliki beberapa bentuk kehidupan yang kompleks.

Hambatan utama bagi para astronom dalam membuktikan teori mereka adalah jarak yang jauh antara bumi dan tata surya berikutnya . Yang paling dekat adalah sistem Gliese 581, berjarak 20 tahun cahaya. Satu tahun cahaya adalah jarak yang diperlukan seberkas cahaya berjalan dalam satu tahun.

Kapteyn b, Diduga Planet Alien Terdekat Bumi



Temuan astronom terbaru mengungkapkan sebuah planet tertua di tata surya yang diduga merupakan tempat hidup alien. Dideteksi ada air di permukaan planet itu, sehingga manusia pun bisa hidup di sana.

Terdapat dua planet luar yang ditemukan para astronom dengan jarak yang dekat ke Bumi. Lokasinya berada di sebelah selatan konstelasi Pictor, berjarak 13 tahun cahaya dari Bumi. 

Dua planet itu berada mengitari sebuah bintang induk bernama Kapteyn. Planet pertama diberi nama Kapteyn b dengan ukuran lima kali lebih besar dari Bumi. Orbit Kapteyn b selesai setiap 48 hari sekali, sehingga suhu dalamnya cukup hangat dan bisa menampung air di permukaan.

Planet kedua adalah Kapteyn c, sebuah super-Bumi yang mampu mengitari bintang setiap 121 hari sekali. Kecepatan orbit Kapteyn c membuat suhu planet dingin dan terlalu dingin untuk bisa menyimpan air. 

"Hangatnya suhu di planet tersebut pasti membuat Anda bertanya-tanya, kira-kira makhluk apa dan kehidupan apa yang mampu bertahan di planet tersebut dalam waktu lama," ujar astronom dari Queen Mary University London, Guillem Anglada-Escude, seperti dikutip Space.com, Rabu 4 Juni 2014.

Data Anglada-Escude menunjukkan, Kapteyn b berjarak 13 tahun cahaya dan berumur 11,5 miliar tahun cahaya. Itu artinya, usia Kapteyn b lebih tua 2,5 kali dari Bumi, dan hanya terpaut usia 2 miliar tahun lebih muda dari alam semesta itu sendiri.

Seperti diketahui, alam semesta mengalami ledakan dahsyat, yang dinamai BigBang, sejak 13,8 miliar tahun lalu. Ledakan itu mengakibatkan terpecahnya alam semesta menjadi seperti sekarang.

Temuan ini, yang dipublikasikan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society Letters, menggunakan data spectometer Harps yang terletak di European Southern Observatory untuk mengukur perubahan-perubahan kecil dalam pergerakan bintang induk kedua planet itu.

Induk Kapteyn merupakan bintang tercepat kedua di langit yang berada di galaksi Halo. Halo merupakan sekumpulan bintang yang mengorbit di bima sakti. Kapteyn dinamai dari nama astronom penemu planet itu, Jacobus Kapteyn, pada abad ke-19.

"Kami terkejut karena menemukan ada planet yang mengorbit pada bintang Kapteyn ini. Kami sedang meneliti bintang Kapteyn ini dan menemukan adanya dua planet yang mengitarinya. Ini merupakan cita-cita kami untuk bisa menemukan sistem planet yang memiliki habitat dan berjarak tidak jauh dari bintang dan Bumi," ujar Anglada-Escude. Kemungkinan makhluk luar angkasa berdiam di planet tersebut. Adanya air dan kondisi planet yang hangat memberikan keyakinan para astronom.

Astronom Menduga Alien Ada di Galaksi Bimasakti



TEXAS--Para ilmuwan astronomi sejak lama memburu planet-planet yang mampu mendukung kehidupan. Salah satu syarat kondisi itu adalah keadaan ideal planet dari bintang induknya dan juga tersedianya air.
Dalam pencarian planet-planet di galaksi lain, para ilmuwan mulai beralih ke galaksi Bimasakti.  Dengan jutaan planet yang ada di galaksi Bimasakti terbuka kemungkinan masing-masing dipenuhi dengan bentuk-bentuk kehidupan yang kompleks.

"Di satu sisi, tampaknya sangat tidak mungkin kita sendirian. Namun pertemuan dengan bentuk (alien) tersebut mungkin tidak dalam waktu dekat ini," kata Louis Irwin, profesor emeritus di University of Texas di El Paso, seperti dimuat rt, (1/6).

Tim peneliti tiba pada kesimpulan itu setelah memeriksa lebih dari 1.000 eksoplanet terkait karakteristik tertentu seperti usia, komposisi kimia, kepadatan, suhu dan jarak dari bintang induknya.
Dari informasi yang tersedia, peneliti membuat ukuran "indeks kompleksitas biologis" (BCI) yang berkisar antara 0 - 1,0. Agka indeks ditentukan oleh jumlah dan tingkat karakteristik penting untuk mendukung berbagai bentuk kehidupan multisel.

"Planet dengan nilai BCI tertinggi cenderung lebih besar, lebih hangat , dan lebih tua dari Bumi," tambah Irwin.
Ada sekitar 10 miliar bintang di Bimasakti, dan rata-rata bintang memiliki planet, yang berarti ada sekitar 100 juta planet kemungkinan memiliki beberapa bentuk kehidupan yang kompleks.

Hambatan utama bagi para astronom dalam membuktikan teori mereka adalah jarak yang jauh antara bumi dan tata surya berikutnya . Yang paling dekat adalah sistem Gliese 581, berjarak 20 tahun cahaya. Satu tahun cahaya adalah jarak yang diperlukan seberkas cahaya berjalan dalam satu tahun.



Siapkah Manusia Bertemu Makhluk Luar Angkasa?




WASHINGTON -- Apakah kita sendirian di alam semesta yang maha luas ini? Adakah bentuk kehidupan dan peradaban di luar sana untuk ditemukan? Apakah kita siap untuk pertemuan itu?

Jawabannya adalah tidak, menurut sebuah studi baru yang dilakukan oleh seorang psikolog khusus syaraf asal Spanyol, yang menemukan bahwa manusia tidak cukup cerdas dan terlalu dipengaruhi agama, untuk dapat menghadapi kontak semacam itu.

Studi tersebut, yang diterbitkan dalam Acta Astronautica, dilakukan oleh Gabriel G. de la Torre, seorang profesor Departemen Psikologi di University of Cádiz di Spanyol, yang juga bekerja dalam proyek-proyek untuk Badan Antariksa Eropa dan Yayasan Sains Eropa.

Untuk studinya, de la Torre menganalisa implikasi-implikasi sosiologis dan etis dari kemungkinan interaksi manusia-makhluk luar angkasa (ET).

"Dapatkah keputusan itu diambil atas nama seluruh planet? Apa yang akan terjadi jika hal itu berhasil dan seseorang menerima sinyal kita? Apakah kita siap untuk kontak semacam ini?" de la Torre bertanya-tanya.

Untuk mendapatkan jawaban-jawaban atas pertanyannya, de La Torre mengirimkan daftar pertanyaan kepada 116 mahasiswa/i di Amerika, Italia dan Spanyol. Survei itu dirancang untuk mempelajari pengetahuan astronomi responden, tingkat persepsi mereka mengenai lingkungan fisik, opini mereka mengenai tempat yang dihuni di alam semesta, kemungkinan kontak dengan makhluk ekstraterestrial maupun pertanyaan religius seperti "Apakah Anda percaya Tuhan menciptakan semesta?"

Jawaban-jawaban mereka mengindikasikan bahwa pengetahuan publik secara umum mengenai alam semesta dan posisi manusia di dalamnya, bahkan di tingkat universitas, masih buruk.

"Terkait hubungan kita dengan kemungkinan kehidupan ekstrateresterial, kita seharusnya tidak bergantung pada cara berfikir dengan referensi moral, karena sangat dipengaruhi agama," ujar de la Torre.

"Mengapa makhluk-makhluk yang lebih intelijen harus 'baik'?" tambahnya.

Rasa penasaran de la Torre mengenai kemungkinan pertemuan manusia dan ET memuncak akibat proyek yang saat ini sedang dipertimbangkan oleh Search for Extraterrestrial Intelligence Institute (SETI) di California. Proyek SETI ini mulai pada akhir 1960an dan awal 1970an dengan sebuah misi untuk memburu sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh intelijen ekstraterestrial.


Peneliti: Agama adalah penyebab alien tidak dapat ditemukan




Penelitian dan pencarian makhluk hidup di luar bumi terus dilakukan sejak bertahun-tahun lalu dengan hasil nol besar. Tidak ada hasil apapun dari penelitian dengan dana yang tidak sedikit itu.

Menurut seorang profesor dari University of Cadiz, Spanyol bernama Gabriel De la Torre, mungkin ada baiknya apabila manusia tidak akan dapat menemukan alien atau makhluk hidup di luar bumi ini.

Dikutip dari Daily Mail (07/05), menurut De la Torre, ada beberapa faktor kenapa makhluk asing itu tidak dapat ditemukan. Faktor-faktor tersebut adalah karena kurangnya pengetahuan akan hal-hal yang menyangkut antariksa termasuk alien, manusia masih terlalu sibuk mengurusi kehidupan sendiri dan juga faktor agama yang menjadi unsur terkuatnya.

Sebelum menelurkan pernyataan ini, De la Torre mengambil data survei dari 116 pelajar dari Amerika Serikat, Italia dan Spanyol. Beragam jawaban yang diperoleh dari survei yang dilakukan. Namun, 2 hal terbesar yang akhirnya dijadikan kesimpulan oleh De la Torre adalah unsur ketidaktahuan manusia itu sendiri dan agama.

"Kita (manusia) belum siap untuk bertemu dan berkomunikasi dengan makhluk asing karena kesadaran secara global masih belum terbentuk. Orang-orang di bumi ini terlalu sibuk dengan urusan sehari-harinya dan pemerintah juga tidak menaruh perhatian khusus terhadap masalah ini. Kita tidak peka terhadap sekeliling (planet lain dan antariksa termasuk kemungkinan keberadaan alien). Pengaruh dari kepercayaan dan agama juga menjadi salah satu faktor kenapa saya katakan bahwa manusia belum siap apabila harus bertemu dengan alien atau juga menemukannya," jelas De la Torre.

Dia juga menjelaskan bahwa ada kemungkinan makhluk asing itu ada di luar sana dan berbeda dari sisi fisik, mental, sosial bahkan moralnya dari manusia.

"Mereka mungkin saja tidak seperti manusia yang memiliki tubuh dengan unsur biologi, tidak menutup kemungkinan mereka adalah robot," lanjutnya.

De la Torre yang selama ini bekerja untuk proyek Mars 500 ini juga menjelaskan tentang Active SeTI (Search for Extraterrestrial Intelligence) atau proyek pencarian makhluk luar angkasa.

"Apa yang akan terjadi apabila proyek ini (Active SeTI) berhasil dan 'sesuatu' menerima sinyal kita. Apakah kita sudah siap akan hal itu?" jelasnya.

NASA Teliti Dunia Alien di Luar Sistem Tata Surya

WASHINGTON - Kehidupan alien (makhluk asing di angkasa luar) boleh jadi bukan sekadar karangan atau isapan jempol. Badan Aeronautika dan Angkasa Luar AS (NASA) terus menelusuri kemungkinan adanya kehidupan alien tersebut. Itu terjadi setelah lembaga tersebut menemukan dunia baru yang punya tanda-tanda kehidupan dan bisa ditinggali seperti bumi.

Teleskop milik NASA yang berada di orbit (garis bumi di tata surya) menemukan 54 planet potensial yang tampaknya berada dalam zona hunian. Planet-planet itu berada di luar tata surya kita selama ini.

Setelah selama setahun mengamati gugusan kecil sebuah galaksi, teleskop Kepler milik NASA berhasil menemukan 1.235 planet di luar tata surya kita. "Yang menakjubkan, 54 di antara planet-planet itu agaknya berada dalam zona yang ramah kehidupan. Tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin," terang William Borucki, kepala ilmuwan Kepler, Kamis lalu (3/2).

Hingga saat ini, hanya ada dua planet di luar tata surya kita yang dianggap berada di zona kehidupan (goldilocks zone). Tapi, temuan dua planet itu masih diperdebatkan.

Borucki memang belum memastikan bahwa 1.235 benda angkasa yang baru ditemukan tersebut adalah planet. Tapi, dia menyatakan bahwa planet-planet itu telah diverifikasi 80 persen. Seorang astronom malah meyakini bahwa temuan Kepler bisa 90 persen akurat.

Selanjutnya, diperlukan langkah besar lain untuk membuktikan bahwa planet-planet tersebut memiliki kondisi-kondisi dasar yang mendukung kehidupan. Misalnya, ukuran yang tepat, komposisi, temperatur, dan jarak dari bintang. Yang lebih detail dari tanda-tanda kehidupan itu adalah kondisi atmosfer serta adanya air dan karbon.

Menurut Borucki, meski sebuah planet berada di zona kehidupan, tidak berarti ada kehidupan di sana. Planet Mars bisa menjadi contoh. Bahkan, jika memang ada kehidupan di planet tersebut, kemungkinannya bukan makhluk yang pintar. Namun, bisa berupa bakteri, jamur, atau bentuk kehidupan lain yang belum pernah dibayangkan orang.

Semua benda angkasa yang ditemukan teleskop Kepler itu berada dalam galaksi Milky Way, tapi jaraknya memang sangat jauh. Butuh berjuta-juta tahun perjalanan ke sana dengan memakai teknologi saat ini.

Kendati begitu, kata astronom, temuan Kepler tersebut bisa diaplikasikan untuk mengkaji bintang-bintang yang lebih dekat dengan bumi atau tata surya. "Anak cucu kita yang kelak harus memutuskan langkah berikut. Apakah mereka ingin ke sana" Atau cukup mengirimkan robot," papar Borucki dalam jumpa pers di markas NASA.

Sebelumnya, planet di luar sistem tata surya berjumlah 519 buah. Itu berarti Kepler mampu menemukan jumlahnya lipat tiga. Temuan tersebut diperoleh setelah teleskop Kepler memantau sekitar seperempat ratus langit malam. "Planet-planet itu juga diperkirakan beberapa ratus kali lebih besar (daripada bumi)," terang Borucki.

Astronom Yale University Debra Fischer, yang tidak termasuk tim Kepler tapi pakar lain NASA, menilai informasi tersebut bisa memberikan pijakan lebih kuat terkait dunia lain yang punya kehidupan. "Saya merasakan hal yang berbeda saat ini, setelah mengetahui temuan Kepler, dibandingkan sepekan lalu," katanya.

Astronom lain, Lisa Kaltenegger dari Harvard University, menyebut temuan tersebut sebagai kabar yang bagus. Kepler juga menemukan bahwa ada banyak planet yang relatif lebih kecil dibanding planet raksasa. Para astronom berpendapat bahwa sebuah planet harus solid "berbatu seperti bumi atau Mars" agar kehidupan dapat berkembang. Planet-planet yang sangat besar mungkin tidak solid dan sangat rawan terhadap gas yang sangat besar seperti Jupiter.

Sebanyak 68 planet yang ditemukan Kepler punya ukuran sama dengan bumi. Sebanyak 288 planet tak sampai dua kali lipat ukuran bumi sehingga dianggap masih berada di zona kehidupan optimal. Hanya 54 planet yang berada di zona kehidupan yang mendekati ukuran bumi. "Sisanya mendekati ukuran Neptunus atau Jupiter," jelas Borucki.

Planet yang termasuk dalam zona kehidupan dan zona hunian harus berjarak cukup jauh dari bintang. Jadi, planet tersebut bisa memiliki cairan atau air di permukaannya. NASA berpendapat, suhu zona hunian berkisar 0 derajat hingga 200 derajat Fahrenheit (-17 derajat hingga 93 derajat Celsius).

Teleskop Kepler diluncurkan pada 2009 dan berada di orbit di antara bumi dan Mars. Teleskop itu memerlukan waktu untuk menemukan planet-planet baru dan mengidentifikasi mereka. Para ilmuwan Kepler sangat ketat serta teliti dalam memastikan benda angkasa sebagai planet. Di antara 400 kandidat planet yang diumumkan tahun lalu, hanya sembilan temuan Kepler yang dikonfirmasi sebelum Kamis lalu.

NASA Mengonfirmasi Keberadaan 715 Planet Alien

TRIBUNSUMSEL.COM - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengonfirmasi keberadaan 715 planet alien atau planet di luar Tata Surya.
Planet yang ditemukan lewat riset dengan wahana antariksa Kepler itu menambah jumlah planet alien menjadi 1.700 buah.
"Kami hampir melipatgandakan jumlah planet yang diketahui manusia pada hari ini," kata Jack Lissauer, ilmuwan dari NASA, seperti dikutip AP, Rabu (26/2/2014).
Seluruh planet yang terkonfirmasi berada pada tata surya yang multiplanet. Sejumlah 715 planet itu ditemukan lewat pengamatan pada 305 bintang.
Empat dari sejumlah planet yang ditemukan berada pada zona yang mendukung kehidupan, wilayah yang tak terlalu panas maupun dingin, memungkinkan keberadaan air dalam bentuk cair.
Douglas Hudgins, ilmuwan program penemuan planet ekstrasurya mengatakan bahwa pengumuman pada Rabu kemarin merupakan langkah baik dalam misi Kepler untuk menemukan Bumi kedua.
Lisa Kaltenegger, astronom Harvard University dan Max Planck Institute of Astronomy, mengatakan bahwa ini juga langkah baik dalam mengungkap kemungkinan adanya kehidupan di tempat lain.
Empat planet yang berada di zona layak huni belum bisa diharapkan. Ukurannya paling tidak dua kali Bumi sehingga kemungkinan besar merupakan planet gas, tak bisa mendukung kehidupan.
Salah satu planet itu adalah Kepler 296f, mengorbit bintang yang ukurannya setengah Matahari. Kecerlangannya juga hanya setengah Matahari.
Hingga saat ini, astronom telah menemukan 9 planet ekstrasurya yang dikonfirmasi berada di zona layak huni.
Dalam pemahaman ilmuwan saat ini, planet layak huni biasanya terletak agak jauh dari bintangnya. Jarak yang terlalu dekat membuat planet cenderung panas.
Kaltenegger menambahkan, planet yang mendukung kehidupan biasanya juga berukuran lebih kecil. Temuan Kepler kali ini mengonfirmasi bahwa "dunia kecil" di alam semesta umum.
Misi Kepler diluncurkan pada tahun 2009. Sejauh ini, Kepler telah menemukan 3.600 kandidat. Sebelumnya, jumlah planet yang telah terkonfirmasi keberadaannya adalah 961 buah.

Hantaman Asteroid Mungkin Jadi Sebab Adanya "Alien"



TRIBUNNEWS.COM - Sebuah asteroid ditemukan tepat pada 1 Januari 2014 waktu Indonesia dan jatuh ke Samudera Atlantik lebih kurang sehari semalam setelah penemuannya.
Asteroid yang kemudian dinamai 2014 AA tersebut ditemukan oleh Richard Kowalski ketika melakukan survei benda langit dekat Bumi dengan teleskop 60 inci di fasilitas observasi di Mount Lemmon, Arizona.
Saat pengamatan, Rabu (1/1/2014) sekitar pukul 08.16 WIB atau Selasa (31/12/2013), ia menjumpai obyek redup dengan magnitudo 19 melewati rasi Orion.
Dengan pengamatan lebih lanjut, diketahui kemudian bahwa asteroid ini memiliki perihelion (jarak terdekat dengan Matahari) 138 juta km dan aphelion (jarak terjauh dengan Matahari) 211,5 juta km.
Terungkap pula, periode revolusi asteroid itu 1,26 tahun sementara diameternya sekitar 2,7 meter.
Menurut Sky and Telescope, Rabu, saat ditemukan, asteroid itu sedang berada pada jarak 500.000 km dari Bumi. Namun, asteroid itu bergerak cepat sehingga pada Kamis (2/1/2013) pukul 10.00 WIB asteroid itu memasuki atmosfer Bumi, jatuh di wilayah Atlantik.
Posisi jatuhnya asteroid sekitar 40 derajat Bujur Barat dan 12 derajat Lintang Utara, kira-kira sebelah timur Caracas, Venezuela, di Samudera Atlantik, antara Afrika dan Amerika Selatan.
Peter Brown dari University of Western Ontario mengatakan bahwa energi akustik akibat ledakan kecil. Sementara itu, energi ledakannya sebenarnya cukup besar untuk ukuran manusia, 500 - 1.000 TNT.
Astronom amatir Ma'rufin Sudibyo mengatakan, berdasarkan analisis kasarnya, asteroid itu 38 ton dan masuk ke dalam atmosfer Bumi dengan kecepatan 15 km/detik. Saat memasuki atmofer, asteroid menjelma menjadi meteor yang seterang bulan pada fase separuh.
"Meteor terang ini nampaknya mulai terpecah-belah di ketinggian sekitar 45 km dpl (dari paras laut rata-rata) dan selanjutnya meledak di atas ketinggian 37 km dpl," katanya.
Karena terpecah, asteroidnya terlalu kecil untuk jatuh ke muka Bumi dengan ukuran yang signifikan. Meski mekanisme jatuhnya sama dengan asteroid penyebab ledakan Chelyabinsk, Rusia, 15 Februari 2013 lalu, karena ukurannya kecil, dampak ledakan tak signifikan.
"Dengan energi 'sekecil' itu, tak ada dampak signifikan yang terjadi di Samudera Atlantik di lokasi titik ledaknya, apalagi di daratan terdekat," kata Ma'rufin.

Pria Ini Tuntut NASA Karena Publikasikan Alien



TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria menuntut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) terkait publikasi citra yang ditangkap wahana Opportunity yang dirilis pertengahan Januari 2014 lalu.
Citra yang dirilis berupa obyek yang tiba-tiba muncul di mukaOpportunity kala wahana itu menjelajah Mars pada sol (ukuran hari diMars) ke 3.540 atau pada 8 Januari 2014. Obyek itu belum ditemukan kala Opportunity menjelajah Mars pada sol ke 3.536.
NASA dan Steve Squyres dari Cornell University yang terlibat misiOpportunity mengatakan bahwa obyek yang dipotret adalah batu. Kemungkinan, batu yang kemudian dinamai Pinnacle Island itu terlempar ketika Opportunity membelok.
Namun, seorang pria bernama Rhawn Joseph percaya bahwa obyek yang dipotret Opportunity itu adalah makhluk hidup di Mars alias alien. Ia kemudian menggugat NASA ke pengadilan distrik California bagian utara.
Dalam petisinya, Joseph meminta Opportunity memotret obyek tersebut 100 kali lebih dekat, dengan citra beresolusi tinggi dan dari berbagai angle. Ia meminta semua gambar hasil jepretan itu dipublikasikan dan ia harus mendapat akses langsung.
Joseph dikenal sebagai penulis buku tentang UFO, alien, tragedi 11 September 2001, dan neuropsikologi. Cara pandangnya tentang asal usul kehidupan dikenal eksentrik serta telah memublikasikan tulisan di Journal of Cosmology.

Eks Menteri Kanada: Ada 85 Spesien Alien di Bumi, Mereka Marah




UFO, alien, piring terbang. Apa yang dianggap sebagai pseudosains atau ilmu semu--dianggap ilmiah namun tak punya pembuktian ilmiah--bukan hanya ada di benak orang awam. 

Ada astronot Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA),  Edgar Mitchell yang percaya keberadaan makhluk ekstreteresterial. Atau Miyuki Hatoyama, istri mantan PM Jepang Yukio Hatoyama yang mengaku pernah diculik alien. Bahkan, 2 Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter dan Ronald Reagan mengklaim pernah melihat UFO. 

Dan baru-baru ini, pengakuan mengejutkan terucap dari bibir mantan Menteri Pertahanan Kanada, Paul Hellyer--yang mengendalikan angkatan bersenjata negaranya di masa Perang Dingin. Ia mengaku punya bukti ada sekitar 80 spesies alien di Bumi--beberapa menyaru sebagai manusia. Dan, mereka tak terlalu senang dengan kita. 

"Mereka tak mau memberitahu kita bagaimana cara menjalankan urusan kita, mereka telah menerima kenyataan bahwa ini adalah planet kita, dan manusia berhak mengelolanya. Tapi mereka prihatin," kata Hellyer, seperti Liputan6.com kutip dari Huffington Post, 7 Januari 2014. 

Dalam wawancara dengan media Rusia, Russia Today, Hellyer juga mengatakan, keprihatinan para alien terkait cara manusia memperlakukan Bumi. "Mereka tidak menganggap kita pelayan yang baik dari planet ini," kata dia. "Kita membabat hutan, mencemari sungai serta danau, dan kita membuang limbah ke lautan. Mereka tak suka itu. Jelas-jelas tak suka." 

Makhluk ekstraterresterial, dia menambahkan, telah memberi kita peringatan. "Bahwa kita telah  merusak planet kita dan fakta bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi jika kita tidak menjadi cerdas dan mengubah cara kita," kata dia. "Kita menghabiskan banyak waktu untuk bertarung satu sama lain, menghabiskan banyak uang untuk pengeluaran militer, tak cukup memberi makan mereka yang miskin, dan mengabaikan mereka yang tak punya tempat tinggal dan sakit."

Itulah mengapa, kata dia, alien tak mau membagi teknologi unggulnya pada manusia. 

Dia menggambarkan hubungan manusia dan alien mirip dengan hubungan orangtua - remaja bermasalah. Sebagai orang tua, alien tertarik sekaligus takut dengan potensi kita. Mereka ingin membantu, tapi tidak dalam cara yang akan membawa kehancuran pada kita.

Namun nada bicara Hellyer agak tak yakin saat mendeskripsikan pengalamannya dengan UFO. Ia mengklaim pernah melihat satu. Namun, saat ditanya seperti apa bentuknya, ia hanya berujar: "Bentuknya seperti bintang." 

Lalu, pria sepuh berusia 91 tahun itu menambahkan, "Bintang Betlehem atau Bintang Natal adalah salah satu piring terbang Tuhan."

Sejumlah orang meragukan pernyataan Hellyer. Mempertanyakan apakah panasnya Perang Dingin yang diwarnai perlombaan nuklir dan pemanasan global akhir-akhir ini membuat imajinasinya tak terkendali.

Sebelumnya, ada juga Simon Parkes, anggota dewan kota di Inggris juga punya pendapat yang sama. Bahwa alien benar adanya dan telah bertamu ke Bumi. 

Parkes, kepada Northern Echo, bahkan mengaku ia menjadi ayah dari anak yang terlahir dari rahim alien. Ia mengaku berhubungan seksual dengan makhluk ekstrateresterial yang ia sebut sebagai 'Cat Queen' 4 kali dalam setahun. Anak itu, kata dia, bernama Zarka. 

Parkes juga mengaku, hubungannya dengan sang alien membuat hubungannya dengan istrinya yang manusia diwarnai ketegangan. Percaya? Itu terserah Anda. 

2 Presiden AS dan UFO
 
Tak banyak yang tahu, dari beberapa orang mengklaim pernah melihat UFO, dua di antaranya adalah Presiden Amerika Serikat: Jimmy Carter dan Ronald Reagan.

Data itu tercantum dalam laporan 17 halaman berjudul "Peran CIA dalam penyelidikan UFO tahun 1940-an hingga 1990-an" karya sejarawan, Gerald K Haines. Laporan itu dimuat dalam laman resmi CIA. 

Dalam bagian awal laporan dijelaskan bahwa 95 persen orang Amerika setidaknya pernah mendengar sesuatu tentang UFO. 57 persen di antaranya yakin bahwa UFO benar-benar nyata.

"Bahkan, mantan Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter dan Ronald Reagan mengklaim pernah melihat UFO," kata Gerald K. Haines seperti dimuat laman CIA.

Ronald Reagan mengaku melihat UFO di sebuah malam di tahun 1974 dari sebuah pesawat Cessna. Saat itu dia menjabat sebagai Gubernur California. Reagan tak sendirian di pesawat itu. Ada tiga orang lainnya yakni pilot, Bill Paynter dan dua pengawalnya.

Ketika pesawat mendekati Bakersfield, California, para penumpang terkejut melihat benda aneh di belakang mereka--yang jaraknya ratusan meter.

Sementara, Jimmy Carter yang menjabat presiden 1977 sampai 1981 mengaku melihat UFO saat berada di  Leary, Georgia in 1969.

Suatu sore di tahun 1969, dua tahun sebelum menjadi Gubernur Georgia, Carter bersiap berpidato di acara Lions Club. Sekitar pukul 19.15, salah seorang tamu berteriak dan meminta semua orang melihat  ke arah barat.

Di sana terlihat objek aneh sekitar 30 derajat di atas horizon. Kata Carter, benda tersebut sangat terang, seterang Bulan.

Ada Planet Alien Raksasa di Pusat Galaksi Kita




KOMPAS.com — Tim astronom menemukan planet alien raksasa berukuran empat kali Yupiter, planet terbesar di Tata Surya, di wilayah pusat galaksi Bimasakti yang sering disebut "Milky Way bulge". 

Planet alien itu ditemukan dengan metode yang disebutgravitational microlensing. Dengan metode itu, astronom memanfaatkan dua bintang yang terletak segaris dari sudut pandang Bumi serta menggunakan salah satunya sebagai lensa untuk memperbesar cahaya dari bintang yang jauh.

Dengan teknik tersebut, ditambah dengan adanya distorsi cahaya, astronom bisa menemukan planet-planet yang mengitari sebuah bintang, memperkirakan ukurannya, sekaligus jaraknya, apakah berada di zona yang tepat untuk mendukung kehidupan.

Planet alien di pusat Bimasakti yang ditemukan kali pertama ini masih disebut dengan kodenya, yakni MOA-2011-BLG-293Lb atau belum dinamai. Meski demikian, astronom berhasil menguak beberapa fakta tentangnya.

Astronom, seperti diberitakan Physorg, Kamis (17/10/2013), mengungkapkan bahwa planet itu berada di zona layak huni. Namun, manusia tak bisa berharap menghuninya sebab planet itu ternyata planet gas raksasa.

Temuan ini merupakan temuan planet alien pertama di zona layak huni di pusat Bimasakti. Planet ini berjarak sekitar 25.000 tahun cahaya dari Bumi. Sementara itu, jarak planet dari bintangnya adalah 164,5 juta kilometer. 

Penelitian yang membuahkan penemuan planet alien ini dipimpin oleh V Battista dari Departemen Astronomi di University of Ohio. Planet alien sendiri bukan dimaknai sebagai planet milik alien, melainkan planet yang letaknya di luar Tata Surya.

Inikah Bulan Alien Pertama di Alam Semesta?



KOMPAS.com - Astronom telah lama menduga bahwa bulan alien alias bulan yang berada di luar Tata Surya juga ada. Namun, hingga saat ini, belum ada satu publikasi pun yang mengonfirmasi adanya bulan alien tersebut.

Satu publikasi penelitian kemudian muncul di arXiv 13 Desember 2013. Publikasi itu memuat temuan obyek yang mungkin bulan alien. Tim astronom yang dipimpin David Bennet dari University of Notre Dame di Indiana adalah penulis dari publikasi tersebut.

"Ini adalah kandidat bulan alien paling serius pertama dari penelitian-penelitian yang saya ketahui," kata David Kipping dari Harvard Smithsonian Center for Astrophysics yang tak terlibat studi.

Bennet menemukan kandidat bulan alien itu lewat pengamatan dengan teleskop di Selandia Baru dan Keck Observatory di Hawaii pada Juni 2011. Ia menggunakan metode pengamatan yang dikenal dengan gravitational microlensing.

Prinsip metode gravitational microlensing adalah, ketika suatu obyek melintasi muka suatu bintang, gravitasi obyek itu membiaskan cahaya bintang, memfokuskannya seperti lensa, dan membuat bintang lebih cerlang dari sudut pandang tertentu. 

Biasanya, bila ada suatu planet, astronom akan melihat satu puncak penambahan kecerlangan cahaya. Namun, seperti diwartakan Nature, Minggu (23/12/2013), Bennet melihat dua puncak penambahan kecerlangan cahaya.

Adanya dua puncak penambahan kecerlangan membuat astronom menyimpulkan bahwa mereka telah menemukan dua obyek. Namun, jenis obyek yang ditemukan belum bisa dipastikan sebelum penelitian untuk mengonfirmasikan dilakukan.

Astronom punya dua hipotesis terkait obyek yang ditemukan. Hipotesis pertama, dua obyek itu berjarak dekat dengan Tata Surya, sekitar 1.800 tahun cahaya. Bila demikian, maka dua obyek itu bisa jadi adalah sebuah planet dan bulan.

Namun, bila dua obyek itu berjarak jauh dari Tata Surya, kemungkinan keduanya adalah bintang dan sebuah planet yang mengorbitnya. Bintang yang dimaksud bisa jadi merupakan bintang jenis katai coklat sementara planetnya punya massa yang tak jauh beda dengan Neptunus.

Bisa juga, 2 obyek itu adalah planet dan bulan alien massif yang "mengapung" di semesta. Riset telah mengungkap adanya planet yang tidak mengorbit bintang. Bulan serupa mungkin juga ada. Bisa jadi, dua obyek yang ditemukan ini tadinya mengorbit bintang tapi lalu terlempar keluar.

Terkait skenario terakhir, Bennet mengatakan, "Planet yang mengapung bebas di alam semesta dan bulan massif yang massanya setengah Bumi adalah sistem baru yang belum pernah dikenal dalam astronomi."

"Temuan seperti itu harus butuh bukti yang kuat. Jadi, model yang paling mungkin menurut kami akan hasil penelitian ini adalah bahwa dua obyek itu mungkin merupakan bintang bermassa rendah atau katai coklat dengan planet bermassa setara Neptunus," imbuhnya.

Bennet boleh pesimis dengan hasil studinya sendiri. Namun, Kipping yang tekun mempelajari kemungkinan adanya bulan alien di alam semesta mengatakan bahwa ada kemungkinan dua obyek yang ditemukan merupakan planet dan bulan alien.

Dari 3.500 kandidat planet alien yang ditemukan wahana Kepler, 300 diantaranya memiliki karakter orbit yang mampu memiliki bulan. Dari data tersebut, setidaknya 150 diantaranya bisa punya bulan.

Sayangnya, untuk membuktikan kebenaran adanya bulan alien cukup sulit. Tak ada cara untuk mengulang observasi. "Sepertinya memalukan karena kita mungkin tak akan pernah tahu jawabannya," kata Kipping.

Manusia sudah punya teknologi untuk temukan alien



Selama ribuan tahun lamanya manusia membayangkan apakah ada kehidupan di alam semesta sana, tapi kini, teknologi untuk menemukan itu akhirnya tersedia.

"Setelah 50 tahun, kemanusiaan kini berada pada satu era yang bisa memberikan data mengenai apakah ada kehidupan lain di alam semesta," kata Mary Voytek, Kepala Astrobiologi Badan Ruang Angkasa AS (NASA), kepada Kongres AS.

Untuk menemukan kehidupan ekstraterestrial --entah mikroba atau kehidupan cerdas-- para ilmuwan memerlukan teleskop yang mampu mendeteksi planet-planet seperti Bumi yang bertetangga dengan Bumi. Selain itu juga memerlukan cara untuk mendeteksi tanda biologis kehidupan atau tanda-tanda teknologis makhluk asing.

4 Desember lalu para pakar astrobiologi telah meminta Kongres AS untuk berinvestasi untuk babak berikutnya pencarian kehidupan di luar Bumi.

"Ini pertama kali dalam sejarah umat manusia kita memiliki jangkauan teknologis dalam menemukan kehudupan di planet-planet lain," kata Sara Seager, ilmuwan keplanetan pada MIT, kepada Komisi Sains, Ruang Angkasa dan Teknologi DPR AS. 

"Manusia akan mengenang kita sebagai (generasi) yang menemukan dunia-dunia seperti Bumi," sambung dia. 


Asrobiologi --ilmu yang mempelajari asal, evolusi, distribusi dan masa depan kehidupan di alam semesta-- telah mencapai kemajuan pesar dalam beberapa tahun terakhir. 

"Astrobiologi telah menjadi sebuah tema besar dalam semua usaha sains luar angkasa NASA dan penting untuk terus mendanainya," kata anggota Kongres dari Demokrat, Eddie Bernice Johnson.

Misi Kepler telah mengidentifikasi lebih dari 3.500 planet potensial di luar sistem tata surya, termasuk 10 yang seukuran Bumi dan berada di zona bisa ditempati kehidupan dalam bintangnya. 

Teleskop ruang angkasa Hubble dan Spitzer baru-baru ini secara langsung merekam gambar atmosfer sebuah eksoplanet, sementara penjelajah Mars, Curiosity, menemukan bukti kondisi masa silam Planet Merah itu bisa ditempati kehidupan. 

Di Bumi sendiri, para ilmuwan menemukan contoh-contoh mikroba yang bisa hidup dalam lingkungan-lingkungan paling ekstrem, dari danau vulkanik sampai gletser. 

Bagian kunci dari upaya ini akan menyelidiki tanda biologis dalam atmosfer planet lain.  Contohnya, oksigen tak berdiri sendiri, sehingga keberadaan oksigen menunjukkan organisma hidup yang memproduksinya.

Bagian penting lainnya dari kehidupan di Bumi adalah air, dan para ilmuwan telah menemukan bentuk air pada atmosfer lima planet kendati planet-planet ini sangat panas dan seukuran Jupiter.

Teleskop TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) milik NASA yang akan diluncurkan 2017, akan mencari eksoplanet-eksoplanet dengan menggunakan metode perjalanan yang digunakan misi Kepler dalam mendeteksi planet-planet yang melintasi muka bintang yang diorbitnya. 

Teleskop Ruang Angkasa James Webb yang akan diluncurkan pada 2018, akan memotret lebih dekat beberapa planet yang dideteksi TESS.

Akhirnya para ilmuwan ingin langsung mencitrai planet-planet, namun upaya ini membutuhkan pemblokiran cahaya satu bintang sehingga sebuah planet bisa terlihat.

Caranya adalah dengan menggunakan penyerta teleskop bernama koronograf internal dan membuat bayangan bintang yaitu objek raksasa seperti bunga yang bisa dipindah-pindah di ruang angkasa.  Para ilmuwan perlu mencoba kedua metode ini untuk membutkikan salah satunya bekerja, kata Seager.

Estimasi paling optimistis untuk menemukan kehidupan dalam satu dekade ini mungkin adalah teleskop James Webb, kata Seager.

Namun dia mengatakan pendekatan yang lebih realistis dibutuhkan, termasuk teleskop generasi mendatang untuk menggantikan teleskop James Webb. Lalu didapatlah prospek kehidupan cerdas.

Sejarawan ruang angkasa Stephen Dick menyerukan pembaruan upaya mencari kehidupan berkecerdasan melalui pencarian berkecerdasan ekstraterestial (SETI). "Tak ada isyarat biologi yang akan lebih penting daripada sinyal radio," kata Dick seperti dikutip space.com.

Bus & truk tersesat di hutan Mbogan, kasus Alien abduction?

Di penghujung bulan Juni 2012, muncul berita mengejutkan mengenai tersesatnya satu buah bis Pahala Kencana berpenumpang 33 orang, dan dua buah truk Hino Ranger tronton pengangkut semen Jaya Mix milik PT Varia Usaha, Gresikdi hutan jati Gadogan, daerah Mbogan, desa Kedungbacin, kecamatan Todanan, Blora, Jawa Tengah. 

Hal yang janggal adalah lokasi ditemukannya konvoi kendaraan ini adalah jauh di tengah hutan, diantara rimbunnya pepohonan jati di lahan hutan Perhutani, dengan akses jalan masuk rusak parah dan memiliki lebar hanya sekitar 1.5 meter, serta di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak ditemukan jejak ban kendaraan keluar/masuk TKP.




Menurut keterangan saksi, hal yang terakhir mereka ingat adalah sedang melaju di jalanan mulus lebar, berpapasan dengan becak, kendaraan umum, supermarket, kota, dan berhenti di sebuah persimpangan dengan lampu lalu-lintas yang terus menyala merah.

Adapun saksi lain mengaku terakhir kali berada dalam perjalanan mendaki sebuah tanjakan curam, lalu bus nya kehilangan tenaga dan mundur, lalu terdengar suara benturan keras dan mendadak mesin mati dan semua gelap. Saat kernet turun untuk memeriksa, ternyata mereka sudah tidak berada lagi di jalan tanjakan, namun di tengah hutan jati, pada dini hari sekitar pukul 02:30 WIB.

Pagi harinya korban berhasil mencapai pemukiman terdekat, dan polisi yang dikirimkan untuk meninjau lokasi baru berhasil sampai ke tempat kejadian pada sekitar siang hari karena rusaknya medan jalan. Konvoi kendaraan ini sendiri baru bisa dievakuasi pada hari yang sama di sore hari. Untuk mengeluarkan konvoi kendaraan ini sendiri, tim evakuasi harus menebang beberapa pohon dan mengurug sawah karena jalan masuk yang tersedia tidak bisa dilalui kendaraan-kendaraan besar ini dalam kondisi normal.
Dalam wawancaranya dengan HU Suara Merdeka, Sekdes Jarwi menceritakan, Kamis (21/6) malam lalu sebuah PO bus ternama yang didalamnya berisi 33 orang terdiri atas penumpang dan awak bus dalam perjalanan dari Jakarta menuju Madura. Bus iring-iringan dengan dua truk tronton bermuatan semen dengan Nopol W 8397 UC dan W 8568 UC. ''Tidak diketahui pasti asal muasal kendaraan besar itu bisa nyasar di sebuah tempat di Desa Kedungbacin,'' jelasnya. (1)
Jarwi menambahkan, dari cerita yang berkembang di masyarakat, sebelum nyasar di Kedungbacin, awak bus seolah-olah melewati jalan Pantura yang jalannya sangat lebar, lampu kota juga terang benderang. ''Kata awak bus, dalam perjalanan itu juga berpapasan dengan becak, dan mobil lain. Hingga akhirnya tiba-tiba lampu mati. Tahu-tahu truk tronton berikut bus terperosok di gorong-gorong. ''Kejadiannya Jumat (22/6) dinihari menjelang Subuh. Kendaraan bus baru bisa dievakuasi Jumat malam sekitar pukul 22.00,'' tambah Sekdes Jarwi. (1)
Namun demikian diluar segala keanehan yang terjadi, pihak kepolisian dalam komentar resminya menyatakan ini murni kasus kesalahan sopir semata:
Sementara dari pihak kepolisian Polsek Todanan menganggap peristiwa tersebut adalah murni akibat sopir yang salah jalur hingga akhirnya tersesat didalam hutan. Hal ini disampaikan oleh Aipda Suyadi, Kanit Reskrim yang mewakili Kapolsek Todanan, AKP Daryoto. Di duga, sopir tak paham kondisi medan saat mengambil jalan pintas untuk menghindari kemacetan di jalur  Juwana-Rembang. “Sopir sudah kami mintai keterangan. Yang bersangkutan dalam keadaan sadar dan tak terpengaruh narkoba atau alkohol. Polisi menyimpulkan peristiwa itu murni karena sopir yang salah jalan,” kata Suyadi. (7)
Senada dengan kesimpulan polisi, menurut analisis dari bidang parapsikologi, kasus ini terjadi semata akibat kelelahan supir bus:
"Tidak, kecil kemungkinan ada dunia lain, sopir sering begitu dia halusinasi, pikirnya ada jalan," kata Ahli Parapsikologi, Masrukhan kepada Tribunnews.com, Minggu(24/6/2012). Masrukhan menjelaskan kejadian masuknya bus Pahala Kencana ke hutan jati di wilayah Blora, Jawa Tengah lebih disebabkan karena faktor kelelahan dan menumpuknya beban pikiran sang sopir, sehingga sering menghayal dan batinnya tidak tenang. "Kelelahan, banyak masalah jadi sering menghayal, tidak jelas realitas, karena ketidaktenangan batin," ujarnya.(9)
Adapun berdasarkan penelusuran di Google Map, TKP diketahui berada sejauh 50 Km dari jalur normal, dan walaupun diatas kertas jalur ini bisa ditempuh dalam waktu 40 menitan, namun berdasar pada perjuangan keras tim evakuasi untuk menuju TKP, serta mengeluarkan konvoi kendaraan dari TKP, menunjukkan kalau lokasi yang dimaksud hanya mungkin ditempuh dalam waktu beberapa jam, itupun dalam kondisi siang hari.


View UFO Sighting Indonesia in a larger map

Belum lagi kenyataan bahwa jalan menuju lokasi sangat sempit untuk bisa dilalui oleh kendaraan besar seperti bus dan truk tronton, sehingga di beberapa bagian jalan harus diurug dan pohon ditebang agar supaya konvoi kendaraan bisa dikeluarkan.


Kemudian dari dalamnya mereka terjebak di dalam hutan mengindikasikan kecil kemungkinannya supir baru menyadari kalau mereka salah jalan, setelah puluhan menit menembus hutan.

Jadi apakah sebenarnya yang terjadi? Berikut ini beberapa pendapat umum yang beredar:

Lorong Waktu & Tipuan Jin

Sejauh ini pihak media massa cenderung menduga konvoi kendaaan ini menemui nasib nahas masuk ke lorong waktu dan dipindahkan dari lokasinya semula. Adapun masyarakat setempat lebih percaya kalau insiden ini adalah buah karya mahluk halus yang mendiami hutan sekitar, apalagi ini bukan kejadian pertama ada kendaraan tersesat di hutan tersebut, walaupun biasanya hanya kendaraan kecil seperti motor dan mobil. 

Namun demikian menurut para pengamat di BETA-UFO, istilah yang lebih tepat sebenarnya bukan lorong waktu tapi portal teleportasi: suatu portal teleportasi muncul di jalan tempat konvoi kendaran melaju, dan mengeluarkan mereka di portal lainnya di tengah hutan jati tersebut. Adapun portal ini diduga tidak terjadi secara alamiah melainkan dengan campur tangan pihak ketiga dan bersifat artifisial/buatan.

Di sisi lain dari sudut pandang supranatural, lokasi tempat ditemukannya konvoi kendaraan ini sendiri diketahui merupakan tempat pesugihan dari mereka yang berusaha mencari kekayaan dengan cara meminta bantuan mahluk halus, seperti diterangkan salahsatu penduduk:
Sesepuh desa Kedungbacin, Kasbi mengakui hutan Bonggan merupakan tempat favorit untuk mencari kekayaan dengan jalan pintas, ilmu pesugihan. Ia menunjukkan banyak pakaian anak anak, terpasang di ranting pohon jati. Pakaian dibawa oleh orang tua, kalau keinginan berhasil, biasanya mereka datang lagi membawa aneka jajanan sebagai bentuk “persembahan”. (5)
Adapun tokoh paranormal setempat berpendapat kalau konvoi kendaraan ini sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju alam gaib tempat mahluk halus berada, namun terselamatkan karena mendengar kokok ayam dan suara adzan:
“Itu jelas ulah makhluk halus. Kendaraan itu sebenarnya masuk ke dalam sebuah terowongan gaib yang entah kemana tembusnya. Beruntung sopir segera tersadar setelah mendengar suara kokokan ayam dan suara adzan,” kata Mbah Kesi, sesepuh desa setempat yang juga spiritualis kepada Tribun, Selasa (26/5/2012). Ia mengetahui cerita soal kokokan itu setelah si sopir truk bercerita banyak padanya saat meminta terapi akibat trauma berat. (6)

UFO & Alien Abduction

Diluar dari pendapat umum yang beredar, jika dilihat dari sisi Ufologi, peristiwa ini menurut penulis sebenarnya memiliki beberapa karakter khas dari Alien abduction, diantaranya:
  1. Pemindahan lokasi dari jalan raya ke tengah hutan
  2. Saksi kehilangan orientasi waktu, dan tidak tahu apa yang terjadi antara posisi terakhir yang diingat, dengan posisi tempat mereka ditemukan
  3. Mesin kendaraan mati secara tiba-tiba 
  4. Terdengar suara benturan keras, tanpa asal-usul yang jelas
  5. Berdasarkan catatan peristiwa Alien abduction, diketahui terkadang korban penculikan Alien dikembalikan ke daerah yang berbeda dengan tempat mereka diculik
  6. Lokasi berdekatan dengan danau: salahsatu tempat favorit penampakan UFO
Namun demikian dugaan ini hanyalah salahsatu asumsi awal, dan untuk memastikannya maka perlu diadakan rangkaian investigasi lebih lanjut terhadap hal-hal berikut ini:
  1. Jejak fisik:
    1. Apakah terdapat jejak anomali medan Elektromagnetik (EM) baik di TKP maupun pada badan kendaraan?
    2. Apakah terdapat jejak anomali radiasi radioaktif baik di TKP maupun pada badan kendaraan, atau saksi?
    3. Adakah ditemukan jejak pendaratan benda berat, atau tanaman yang layu terkena panas, di sekitar TKP?
    4. Adakah jejak fisik selain goresan ranting pada badan bus dan truk?
  2. Informasi setempat:
    1. Adakah saksi yang menyaksikan kemunculan cahaya-cahaya asing pada malam kejadian, atau beberapa hari sekitar waktu kejadian?
    2. Adakah saksi yang menyaksikan kemunculan cahaya-cahaya asing di sekitar TKP di waktu lain?
  3. Kondisi saksi:
    1. Adakah ditemukan bekas-bekas luka tak terjelaskan pada tubuh sopir, kernet, maupun penumpang bus?
    2. Adakah saksi yang merasa bermimpi bertemu dengan Alien, atau hal yang ia anggap biasa tapi terasa agak ganjil?
    3. Adakah saksi setelah kejadian ini memiliki peningkatan ketertarikan terhadap suatu hal tertentu?
    4. Adakah saksi setelah kejadian ini memiliki peningkatan ketertarikan terhadap UFO & Alien?
    5. Adakah saksi setelah kejadian ini mengalami sakit dengan gejala mirip keracunan radioaktif?
Jika kemudian terdapat tanda-tanda positif atas ciri-ciri yang dituliskan di sini, maka bisa jadi kita tidak berurusan dengan mahluk gaib, supir tidak hapal jalan, tapi dengan mahluk cerdas dengan teknologi sangat canggih, yang selama ini kita kenal sebagai Alien & UFO.

Adapun bus Pahala Kencana yang terlibat dalam insiden ini, saat ini disimpan di Pool sekaligus kantor pusat PO Pahala Kencana, di Jl. Pegangsaan II, Jakarta. (byms)
Referensi:
(3) http://jogja.tribunnews.com/2012/06/27/inilah-keanehan-kawasan-hutan-jaken-blora
(4) http://id.berita.yahoo.com/menyusuri-hutan-gaib-tempat-nyasar-bus-pahala-kencana-154205141.html
(5) http://radior2b.com/2012/06/28/menjawab-penasaran/
(6) http://id.berita.yahoo.com/beruntung-sopir-dengar-kokokan-ayam-153403127.html
(7) http://id.berita.yahoo.com/hutan-tempat-bus-pahala-kencana-nyasar-dulunya-kota-161606278.html
(8) http://www.tribunnews.com/2012/06/25/bus-pahala-kencana-kesasar-di-hutan-blora
(9) http://www.tribunnews.com/2012/06/24/parapsikologi-tak-ada-unsur-mistis-sopir-hanya-kelelahan


Read more: http://ufosiana.blogspot.com/2012/07/bus-truk-tersesat-di-hutan-mbogan-kasus.html#ixzz2TaycSwZs

Flag Country

free counters