Yogyakarta - Indonesia harus mampu mengembangkan teknologi roket secara mandiri, karena negara maju cenderung pelit untuk membagi ilmunya, kata Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Ari Sugeng Budiyanta.
"Indonesia harus mampu bangkit sendiri dalam bidang tersebut dengan ahli-ahli dari negeri ini. Hal itu harus dapat dilakukan Indonesia, karena tidak semua negara maju bersedia untuk diajak bekerja sama dalam bidang tersebut," katanya di Yogyakarta, Selasa.
Di sela lokakarya Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (Komurindo) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), ia mengatakan negara maju tidak akan serta merta mau menyerahkan ilmu roketnya ke Indonesia begitu saja.
"Mau tidak mau kita harus bangkit sendiri, sulit mengharapkan negara lain untuk memberikan pelatihan bagi negara berkembang seperti Indonesia," katanya.
Menurut dia, meskipun berat, penguasaan itu sangat penting bagi negara mana pun seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat saat ini. Indonesia juga harus mampu untuk menguasai teknologi roket karena memiliki banyak manfaat seperti untuk meluncurkan satelit komunikasi sipil maupun untuk kepentingan pertahanan negara.
"Namun, hal itu masih sangat jauh karena saat ini Indonesia belum mampu untuk meluncurkan satelit secara mandiri dan harus menumpang kepada negara lain. Meluncurkan satelit sendiri masih sangat jauh," katanya.
Ia mengatakan Lapan memiliki cita-cita untuk dapat meluncurkan roket pengorbit satelit dan membantu pemenuhan kebutuhan persenjataan TNI.
Oleh karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi gelaran Komurindo. Kompetisi tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan generasi muda khususnya mahasiswa dalam dunia roket.
"Dengan demikian, ke depan para calon ahli roket tersebut dapat mempercepat perwujudan cita-cita Lapan," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar