Panorama sore hari di Mars yang dikonstruksi Jason Major berdasarkan foto yang diambil kamera Mastcam pada wahana antariksa Curiosity. |
Adakah kehidupan di Mars pada saat ini atau masa lampau? Mungkin saja.
Wahana antariksa Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan ledakan metana di planet merah yang bertahan selama dua bulan. Menariknya, metana itu mungkin menjadi petunjuk adanya kehidupan di Mars.
"Itu salah satu dari sekian hipotesis yang diajukan dan harus dipertimbangkan seiring kita terus meneliti," kata John P Grotzinger, ilmuwan yang memimpin proyek Curiosity, seperti dikutip New York Times, Kamis (18/12/2014).
Temuan metana tersebut signifikan sebab gas itu tidak bisa bertahan dalam waktu lama.
Perhitungan mengindikasikan bahwa cahaya dan reaksi kimia di atmosfer Mars bakal mengurai metana menjadi senyawa yang lebih sederhana dalam ratusan juta tahun. Jadi, metana yang ditemukan saat ini pasti berasal dari masa kini.
Metana merupakan senyawa organik sederhana yang terdiri atas atom karbon dan empat atom hidrogen.
Di Bumi, metana adalah hasil metabolisme mikroba, selain juga menjadi salah satu komponen gas buang pada manusia. Metana pun bisa dihasilkan lewat proses geologi yang disebut serpentinisasi, reaksi yang membutuhkan panas dan air dalam bentuk cair.
Belum jelas dari mana metana di Mars berasal. Namun, temuannya menarik dan perlu dieksplorasi lebih lanjut.
Menurut ilmuwan, bahkan bila metana itu hanya merupakan hasil dari proses geologi, temuannya sangat menarik sebab spot hidrotermal yang menhasilkan metana merupakan tempat yang baik untuk mencari tanda-tanda kehidupan.
Christopher R. Webster dari Jet Propulsion Laboratory, NASA, menyatakan bahwa temuan metana ini sangat mengejutkan.
Pasalnya, pertengahan tahun 2013 lalu, NASA telah menyatakan bahwa tanda-tanda adanya metana di Mars tak ditemukan. Namun, hanya dalam waktu 2 bulan setelah pernyataan itu, metana dideteksi dalam level 10 kali lebih tinggi dari yang diduga.
Sejak saat itu, metana dideteksi tetap bertahan hingga bulan Januari 2014. Kemudian, pelan-pelan metana terdegradasi.
Sepuluh tahun lalu, penelitian dengan wahana Mars Express milik Badan Antariksa Eropa (ESA) juga menemukan tanda-tanda adanya metana di atmosfer Mars. Namun, tanda itu hilang dalam dua tahun.
Saat itu, ilmuwan percaya bahwa solusi dari misteri tersebut adalah kesalahan dalam pengukuran. Tapi sekarang, misteri itu muncul lagi.
Michael J. Mumma dari Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt menyatakan, data baru ini menarik setelah sekian keraguan dan kritik tentang adanya metana di planet merah.
Selain menemukan metana, tim ilmuwan NASA dengan wahana Curiosity juga mengungkap adanya molekul organik di pada batuan Mars.
"Konfirmasi pertama karbon organik pada batu Mars ini menyuguhkan banyak hal menjanjikan," kata Roger Summons seperti dikutip CNN, Kamis lalu.
Karbon organik itu bisa jadi terbentuk di Mars atau dibawa oleh meteorit. Sekaligus, karbon itu juga bisa menjadi tanda adanya kehidupan di Mars.
Meski demikian, semuanya kini masih tanda tanya. Belum ada satu pun bukti nyata adanya kehidupan di planet tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar