KOMPAS.com — Tahun 1781, ilmuwan memperkirakan adanya planet X, planet gas raksasa yang lebih besar dari Jupiter dan menghuni bagian luar Tata Surya.
Dugaan adanya planet X bermula dari penemuan Uranus. Planet itu punya orbit yang khas, ireguler. Ilmuwan menduga bahwa hal itu mungkin terjadi karena adanya planet besar yang belum ditemukan.
Upaya menemukan planet X pun dilakukan. Namun, dengan teleskop yang semakin maju, astronom belum bisa membuktikan keberadaannya.
Usaha untuk menemukan planet X justru membuahkan penemuan Neptunus pada 1846 dan Pluto pada 1930.
Baik Neptunus maupun Pluto tak bisa dikatakan sebagai planet X yang dicari karena punya massa yang lebih kecil dari Jupiter. Planet X diperkirakan empat kali massa Jupiter.
Walau tak pernah ditemukan buktinya, banyak kalangan tetap memercayai adanya planet misterius tersebut.
Keberadaannya bahkan dikaitkan dengan kecenderungan asteroid menghantam Bumi dan ikut menjadi sebab punahnya dinosaurus 65 juta tahun lalu.
Sekali lagi ingin membuktikan keberadaan planet itu, Kevin Luhman, astronom dari University of Pennsylvania, melakukan riset dengan instrumen Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) NASA.
Sementara beberapa orang mungkin berharap akan ada bukti planet X, yang terjadi justru sebaliknya.
Luhman lewat risetnya tidak menemukan tanda adanya planet X. Luhman tak bisa menemukannya dalam citra hasil pengamatannya.
"Bagian luar Tata Surya mungkin tidak punya planet gas raksasa (planet X) atau bintang kecil teman Matahari (Nemesis)," kata Luhman seperti dikutip AFP, Senin (17/3/2014).
Hasil studi Luhman dipublikasikan di Astrophysical Journal. Mencari bukti planet X, Luhman dan tim riset dengan instrumen WISE justru menemukan 3.525 bintang dan bintang katai.
0 komentar:
Posting Komentar