KOMPAS.com — Badan antariksa Amerika, NASA, akan menghentikan sebagian besar kegiatannya dengan program antariksa Rusia, tidak lama setelah aksi-aksi Rusia di Ukraina.
Namun, NASA menyatakan kedua negara akan terus bekerja bersama di Stasiun Antariksa Internasional, ISS. Awak ISS yang berada di orbit sekarang ini di antaranya adalah astronot Amerika dan Rusia.
Para pegawai NASA tidak dapat bepergian ke Rusia atau menerima kunjungan sampai pemberitahuan berikutnya. Mereka juga dilarang saling berkirim surat elektronik atau melakukan konferensi jarak jauh dengan mitra di Rusia karena tindakan Rusia di Ukraina, menurut sebuah memo yang dikirim pada para pekerja.
Aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan stasiun antariksa dikecualikan dari larangan tersebut. NASA dan badan luar angkasa Rusia akan "terus bekerja sama untuk menjaga keselamatan dan kesinambungan operasi" dari stasiun antariksa, menurut pernyataan NASA, Rabu.
Dalam keterangan kepada wartawan, Rabu (2/4/2014), para pejabat NASA mengeluh karena pemangkasan anggaran telah menunda program memulai kembali peluncuran pesawat Amerika untuk membawa wisatawan antariksa ke orbit rendah bumi.
Sejak "memensiunkan" pesawat ulang aliknya, NASA telah bergantung pada Rusia untuk menumpang pergi ke stasiun luar angkasa tersebut, membayar hampir 71 juta dollar AS untuk satu kursi di Soyuz.
Sebuah roket Rusia minggu lalu mengirim tiga astronot, termasuk Steve Swanson dari Amerika. Laboratorium tersebut adalah kemitraan antara AS, Rusia, Eropa, Jepang, dan Kanada. Astronot-astronot AS berlatih di Rusia sebelum terbang ke stasiun antariksa dan arahan baru tersebut diperkirakan tidak akan memengaruhinya.
Badan antariksa AS itu mengatakan tidak akan bergantung pada Rusia untuk terbang ke luar angkasa jika pendanaan dari kongres tidak dipotong. NASA mengatakan sedang mencari perusahaan roket swasta untuk mengirim astronot pada 2017.
0 komentar:
Posting Komentar