Seperti Apa Bau Bulan Saturnus? Ilmuwan Mengungkapnya




Menggunakan data yang telah dikumpulkan oleh wahana antariksa Cassini, ilmuwan berhasil mengungkap bau Titan, bulan Saturnus.

Tim yang dipimpin oleh Joshua Sebree, asisten profesor di University of Iowa, mengatakan bahwa Saturnus berbau "manis, aromatik, dan seperti bahan bakar".

Untuk mengungkap bau Planet Saturnus, Sebree dan timnya mencampur beberapa macam gas utama yang terdapat di Titan, yakni nitrogen, metana, dan benzena.

Mereka juga menambahkan gas-gas minor lain dan mencoba terus-menerus sehingga komposisinya mirip seperti data yang diambil Cassini.

Setelah mencoba-coba, ilmuwan akhirnya menemukan formula yang mirip dengan data Cassini. Mereka mengungkap bahwa Saturnus punya bau manis dan aromatik.

"Ini yang terdekat yang pernah dicapai, setahu kami, untuk membuat eksperimen laboratorium dengan data Cassini," kata Sebree seperti dikutip Science Alert, Senin (16/6/2014).

Melissa Trainer dari Goddard Center di NASA mengatakan, bau aromatik disebabkan oleh adanya molekul hidrokarbon, yakni benzena.

Ilmuwan akan terus mengungkap bau planet-planet lain sehingga pada kemudian hari bisa menyusun profil bau planet-planet selain Bumi.

Program Antariksa AS Diminta Fokus pada Mars




Laporan Dewan Riset Nasional AS, yang ditugasi oleh NASA, merekomendasikan pendekatan batu loncatan ke arah Mars. Amerika Serikat seharusnya meninggalkan "pendekatan fleksibel" untuk misi manusia di luar Bumi, menetapkan Mars sebagai tujuan akhir dan membuka pintu kepada China sebagai salah satu mitra potensial, menurut sebuah kajian program penerbangan antariksa manusia, Rabu (4/6).

Laporan Dewan Riset Nasional AS, yang ditugasi oleh badan antariksa Amerika NASA, merekomendasikan pendekatan batu loncatan menuju Mars yang membangun pengetahuan teknologi melalui serangkaian misi-misi awal yang terdefinisikan dengan baik.

Semua opsi dimulai dengan Stasiun Antariksa Internasional, sebuah kompleks riset berbiaya US$100 miliar yang melayang 400 kilometer di atas Bumi, menurut laporan setebal 286 halaman yang dirilis Washington, D.C.

Salah satu jalurnya termasuk rencana NASA baru-baru ini untuk menangkap asteroid dengan robot, mengalihkannya ke orbit tinggi sekitar bulan dan mengirim astronot ke sana untuk menjelajah. Laporan itu menyarankan langkah itu dilanjutkan dengan misi-misi ke bulan-bulan Mars, lalu ke orbit Mars dan akhirnya ke permukaan planet merah itu.

NASA dapat mengikuti program Stasiun Antariksa Internasional, yang saat ini menghabiskan anggaran AS sebanyak $3 miliar per tahun, dengan serangkaian program ke bulan sebelum ke Mars, menurut laporan tersebut.
  
NASA mengatakan mendukung penemuan-penemuan panel tersebut.

"Ada konsensus bahwa tujuan kita haruslah sebuah misi manusia ke Mars," ujar badan tersebut dalam pernyataan tertulis.

Panel tersebut tidak memberikan estimasi spesifik mengenai biaya misi Mars, namun berdasarkan inisiatif-inisiatif luar angkasa sebelumnya, publik akan mendukung upaya itu. (Reuters)

Perusahaan Swasta Beri NASA Pilihan Lebih Murah Kirim Manusia ke Antariksa




Laporan Dewan Riset Nasional AS, yang ditugasi oleh NASA, merekomendasikan pendekatan batu loncatan ke arah Mars. Pimpinan eksekutif SpaceX, Elon Musk hari Kamis memperkenalkan pesawat kapsul baru yang disebut Dragon Two di markas perusahaan itu di Hawthorne, California. Ia mengatakan pesawat antariksa baru itu bisa mengakhiri monopoli Russia sekarang ini dalam peluncuran roket ke antariksa.

“Rusia tidak hanya mengejek Amerika Serikat karena kurangnya peralatan untuk penerbangan ke antariksa. Tapi, mereka juga memungut biaya berlebihan dan saya rasa bahkan di atas 70 juta dolar untuk satu penumpang.  Kami menawarkan kepada NASA biaya per astronot bisa kurang dari 20 juta dolar dan itu dengan asumsi tingkat penerbangan rendah.  Jadi kalau jumlah penerbangan tinggi kemungkinan hanya beberapa juta dolar per penumpang,” kata Elon Musk.
Sejak pesawat ulang alik dipensiunkan tahun 2011, NASA bergantung pada roket-roket Rusia untuk membawa para astronot ke Stasiun Antariksa Internasional dan pulang kembali.
NASA sebelumnya menghendaki perusahaan-perusahaan Amerika mengisi kekosongan itu menjelang 2017 dan telah memberikan dana bantuan untuk memacu inovasi.
Elon Musk juga menekankan kemampuan pendaratan pesawat antariksa baru itu dimana ia mengatakan dengan mesin yang lebih kuat dan peralatan pendaratan khusus, pesawat itu bisa mendarat di mana saja seperti helikopter.
SpaceX telah menerbangkan kapsul tak berawak ke Stasiun Antariksa Internasional, tetapi kapsul-kapsul itu mendarat di laut sewaktu kembali.
Musk mengatakan Dragon Two memungkinkan penggunaan ulang dengan cepat, dan pesawat antariksa itu bisa dengan cepat diisi bahan bakar dan dikirim kembali ke antariksa.
Ia mengharapkan penerbangan percobaan pertama tanpa awak pesawat itu akan dilakukan sekitar tahun depan dan penerbangan dengan awak sekitar tahun 2016.


Sumber

Bumi Punya Cadangan Air Tiga Kali Lautan



Peneliti Northwestern University, Amerika Serikat, menemukan cadangan besar air tersembunyi di bawah permukaaan Bumi. Besarnya cadangan air itu disebutkan tiga kali dari volume lautan yang ada di permukaan Bumi. 

Melansir Guardian, Jumat 13 Juni 2014, temuan itu berhasil usai peneliti bekerja keras mendalami selama satu dekade terakhir. Penantian peneliti terbayarkan dengan temuan tersebut. 

Disebutkan, cadangan air raksasa itu terjebak dalam ratusan mil di bawah permukaan Bumi. Temuan ini membuka wawasan baru atas pemahaman bagaimana Bumi terbentuk di masa lalu. 

Peneliti mengatakan, cadangan air itu terjebak dalam sebuah mineral yang disebut  ringwoodite yang berada di kedalaman 660 kilometer di bawah kerak Bumi. 

Pakar geofisika universitas itu, Steve Jacobsen, yang juga memimpin studi mengatakan, penemuan itu menunjukkan air Bumi kemungkinan muncul ke permukaan didorong oleh aktivitas geologi. Teori ini berbeda dengan asumsi air di permukaan Bumi muncul dari simpanan beberapa komet es licin yang menabrak pembentukan Bumi. 

"Proses geologi pada permukaan Bumi, misalnya gempa bumi atau letusan gunung berapi merupakan ekspresi bagian dalam Bumi, yang tak terlihat lagi oleh kita," jelas Jacobsen.

Jacobsen merasa puas riset timnya akhirnya mampu membuktikan adanya siklus seluruh air Bumi. Temuan itu juga dapat menjelaskan bagaimana cadangan air raksasa yang ada di permukaan planet yang dapat dihuni. 

Temuan soal cadangan besar itu sebenarnya diawali oleh temuan sebuah wilayah luas di bawah tanah yang membentang di dalam perut Bumi di Amerika Serikat. 

Atas fenomena itu, tim Jacobsen kemudian ingin membuktikan langsung ada air dalam area mantel Bumi yang disebut zona transisi. Ringwoodite berfungsi bunga karang karena struktur kristal mampu menarik hidrogen dan menjebak air.

Ditambahkan Jacobsen, satu persen bobot mantel batuan yang terletak di zona transisi merupakan air, dan itu setara hampir tiga kali dari jumlah air yang ada di lautan permukaan Bumi. 

Untuk kedalaman cadangan air besar memang berada di kedalaman lebih dari 600 km. Itu kolaborasi data dari USArray, jaringan pengukuran seismometer untuk gempa di seluruh wilayah AS dengan data laboratorium pengujian simulasi batuan bertekanan tinggi besutan Jacobsen. 

Data itu menghasilkan bukti pencairan dan gerakan batuan dalam zona transisi menyebabkan air menyatu dan terjebak dalam batu. 

Temuan ini telah memberi terobosan, sebab sebelumnya diyakini pencarian batuan terjadi pada kedalaman 80 km. 

Mengenai fungsi air cadangan di bawah permukaan Bumi, menurut Jacobsen, berfungsi sebagai penyangga lautan di permukaan. Itulah sebabnya, alasan cadangan air berada di dalam perut Bumi dalam jutaan tahun.

Ledakan Misterius Bintang Ini Sejuta Kali Kilau Matahari



Ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil menangkap citra ledakan salah satu bintang terbesar, V838 Monocerotis. Bintang ini merupakan bintang merah yang terletak di konstelasi Manoceros. 

Sebelum meledak, V838 telah tumbuh menjadi salah satu bintang terbesar yang pernah diamati oleh para astronom. Kemampuan bintang ini disebutkan mampu menghasilkan cahaya 600 ribu kali lebih banyak dari matahari, Daily Mail, Senin 16 Juni 2014. 

Ledakan bintang yang direkam dari kumpulan data teleskop Hubble mulai 2002 hingga 2006 itu menunjukkan fenomena yang berbeda. Bila biasanya ledakan supernova--ledakan sebuah bintang dalam sebuah galaksi-- diikuti dengan lontaran material di antariksa, namun ledakan dari V838 tidak.

Alih-alih menghalangi pandangan, bintang V838 justru menampilkan kilau cahaya yang sangat terang, disebutkan satu juta kali lebih kilau matahari. Tak heran, saat meledak, V838 mampu menciptakan gema cahaya berkembang yang menerangi debu kosmik di sekitar bintang itu. 

Astronom mengaku sebelumnya belum pernah melihat ledakan seterang dan sekilau ledakan V838.

NASA menganalisis kedahsyatan cahaya dari kilau ledakan itu. Luas ledakan itu sampai di sekitar lapisan bintang besar itu. Struktur mirip pusaran air pada bintang V838, kemungkinan dihasilkan oleh efek medan magnet dalam ruang angkasa diantara bintang-bintang tersebut. 

Masih misterius

Sejauh ini ledakan bintang itu masih menyisakan misteri. Para ilmuwan tidak mengetahui apa yang menyebabkan bintang raksasa itu meledak. Ilmuwan awalnya memperkirakan ledakan adalah hasil dari supernova atau denyut panas dari bintang yang tengah sekarat. 

Namun asumsi itu telah dikesampingkan usai temuan bintang V838 yang diprediksi merupakan bintang muda. 

"Saat dikombinasikan dengan kilau tinggi dan perilaku ledakan yang tak biasa, karakteristik itu mengindikasikan binatang V838 mewakili jenis ledakan bintang yang belum diketahui," tulis laporan paper dari US NAVAL Observatory, University of Arizona dan Badan Antariksa Eropa (ESA). 

Paper kolaborasi itu menyatakan peneliti belum mendapatkan penjelasan fisik yang benar-benar memuaskan. 

Posisi V383 terletak sekitar 20 ribu tahun cahaya arah konstelasi Monoceros, sedangkan gema cahaya dalam gambar terletak berdiamater sekitar 6 tahun cahaya.

Jejak Planet Lain Ditemukan di Bulan




GOTTINGEN -- Peneliti menemukan bukti adanya sesuatu yang jatuh ke bumi miliaran tahun yang lalu dan membentuk bulan. Analisa dari bebatuan bulan yang dibawa kembali oleh para astronot Apollo menunjukkan jejak dari 'planet' yang disebut Theia.

Menurut peneliti utama dari Universitas Goettingen, Dr Daniel Herwartz, seperti dilansir BBC, Jumat (6/6), hingga kini belum ditemukan bukti-bukti definitif tentang teori tersebut. Para peneliti berpendapat penemuan mereka menegaskan teori bahwa bulan diciptakan oleh sebuah tabrakan dahsyat.Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Science.

Teori yang berlaku sejak 1980-an adalah bulan muncul sebagai hasil dari tabrakan antara bumi dan Theia sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Theia dinamai dari dewi dalam mitologi Yunani yang mengatakan Theia adalah ibu Selene, dewi bulan.

Ia diperkirakan telah hancur dan menghasilkan puing-puing yang berbaur dengan bumi dan melebur menjadi bulan. Ini adalah penjelasan yang paling sederhana atas pembentukan bulan dan cocok dengan penghitungan komputer. Kelemahan utama teori ini tidak ada yang pernah menemukan bukti dari Theia dalam sampel batuan bulan.

Google Akuisisi Perusahaan Citra Satelit

Google.



JAKARTA -- Google pada Selasa mengumumkan rencana untuk membeli kelompok satelit Skybox Imaging seharga 500 juta dolar AS, dalam sebuah langkah untuk meningkatkan pemetaan dan layanan lainnya yang menggunakan data geospasial.

"Kami telah setuju untuk mengakuisisi Skybox Imaging, dan kami berharap untuk menyambut mereka untuk Google," kata sebuah pernyataan dari raksasa internet.

"Satelit mereka akan membantu menjaga peta kami akurat dengan citra terbaru. Seiring waktu, kami juga berharap bahwa tim dan teknologi Skybox akan dapat membantu meningkatkan akses internet dan bantuan bencana -- bidang-bidang yang Google telah lama tertarik."

Skybox mengatakan dalam sebuah "posting blog" bahwa tujuan dari perusahaan berusia lima tahun itu adalah "untuk merevolusi akses ke informasi tentang perubahan yang terjadi di seluruh permukaan bumi."

"Kami telah membangun dan meluncurkan satelit pencitraan resolusi tinggi terkecil di dunia, yang mengumpulkan gambar indah dan berguna serta video setiap hari . Waktu yang tepat untuk bergabung dengan sebuah perusahaan yang dapat menantang kami untuk berpikir lebih besar dan lebih berani, dan yang dapat mendukung kami dalam mempercepat visi ambisius kami."

Berita itu muncul dua bulan setelah Google mengumumkan kesepakatan untuk membeli Titan Aerospace, pembuat pesawat terbang tanpa awak (drone) bertenaga surya yang dapat digunakan untuk meningkatkan akses internet ke daerah-daerah terpencil.

Google juga sedang bekerja sama pada Project Loon, yang menggunakan balon besar untuk transmisi sinyal internet ke daerah yang sekarang tidak terhubung. Demikian laporan AFP.

Flag Country

free counters