Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil mendaratkan robot penyelidik di sebuah komet yang sedang melaju cepat setengah miliar kilometer dari Bumi.
Badan Ruang Angkasa Eropa ESA berhasil mendaratkan sebuah robot untuk menyelidiki sebuah komet berkecepatan tinggi yang meluncur dan berjarak 500 juta kilometer dari bumi. Eksplorasi ruang angkasa pertama yang bersejarah ini merupakan upaya menjawab pertanyaan tentang asal usul alam semesta.
Robot pendarat “Philae” hari Rabu (12/11) mendarat di komet yang dikenal sebagai “Komet 67P – Churyumov-Gerasimenko”, tujuh jam setelah berpisah dari pesawat antariksa Rosetta – kapal induk yang membawa robot “Philae” untuk mencapai tempat-tempat terjauh dalam tata surya.
Ketika memastikan keberhasilan pendaratan itu, Manajer Pusat Antariksa Jerman Stephan Ulamec menggambarkan kepada orang-orang yang berada di markas ESA bagaimana robot “Philae” menggunakan semacam harpun atau alat pencakar untuk menambatkan dirinya pada permukaan komet.
Robot pendarat Philae berhasil mendarat pada sebuah komet yang meluncur dengan kecepatan tinggi (foto: ilustrasi).
“Philae menyampaikan informasi pada kami. Pertama, Philae menyampaikan bahwa harpun-harpunnya sudah ditembakkan dan piranti pendaratan sudah dimasukkan kedalam pesawat, sehingga posisi Philae kini tepat di atas permukaan komet, dan Philae terus mengirim lebih banyak data kepada kami,” papar Stephan Ulamec.
Pendaratan itu merupakan puncak perjalanan selama 10 tahun dari bumi. Pesawat antariksa Rosetta telah mengorbit komet sejak benda angkasa itu masih berada sekitar enam milyar kilometer dari bumi, sejak bulan Agustus lalu. Kini setelah mendarat, Philae akan memulai serangkaian eksperimen ilmiah untuk mengetahui komposisi organik dan non-organik komet tersebut.
Misi itu dinilai beresiko karena belum diketahuinya kondisi permukaan komet dan adanya masalah dengan roket pendorong yang seharusnya menjaga supaya Philae tidak terpantul ke antariksa.
Foto-foto yang dikirim dari Rosetta ke bumi menunjukkan bongkahan-bongkahan kasar batu dan es di permukaan “Komet 67P – Churyumov-Gerasimenko”.
Para ilmuwan berharap Rosetta – nama yang diambil dari batu bertulis yang membantu ilmuwan membaca bahasa Mesir kuno – akan memberi lebih banyak petunjuk tentang komet-komet yang merupakan sisa-sisa pembentukan sistem tata surya kita.
Paolo Ferri – Kepala Misi Operasi Badan Ruang Angkasa Eropa – mengatakan pendaratan “Komet 67P – Churyumov-Gerasimenko” di sasarannya tampaknya mulus.
Badan Ruang Angkasa Eropa ESA merayakan pencapaian kosmik itu setelah bekerja keras melalui masa tegang selama tujuh jam, yang berawal ketika pendarat Philae dilepaskan dari Rosetta, sementara keduanya – Rosetta dan Philae – serta komet tersebut meluncur di antariksa dengan kecepatan 66 ribu km per jam.
Para pejabat ESA bertepuk tangan dan berpelukan di ruang misi tersebut di Darmstadt ketika memperoleh kepastian bahwa pesawat antariksa tidak berawak Rosetta berhasil melepas pendarat Philae yang seukuran mesin cuci, dengan berat mencapai sekitar 100 kilogram.
Kepala ESA menggarisbawahi rasa bangga Eropa yang berhasil mendarat di sebuah lebih dulu dari Amerika. Rosetta dan Philae kini meluncur bersama komet itu untuk melintasi matahari dan mulai meningkat kegiatannya dalam suhu yang semakin hangat.
0 komentar:
Posting Komentar