Macam-Macam Meteor yang jatuh di permukaan Bumi







Meteor adalah benda langit yang bergerak memasuki angkasa bumi, disebut bintang  kelarat atau bintang beralih, atau bintang jatuh, meteor sewaktu berada di atmosfer bumi  bercahaya, karena adanya gesekan dengan atmosfer bumi sehingga panas, dan dari panas  menyebabkan berpijar (bercahaya). Meteorit adalah meteor yang sampai dipermukaan  bumi. Ada dua macam meteor:

a. Meteor besi, yaitu meteor yang mengandung nikel dan besi.
b. Meteor batu, yaitu meteor yang mengandung silium, magnesium, dan alumunium.

Meteor dan Meteorit


Komet yang terpecah-pecah membentuk meteor, pecahannya bisa mencapai jutaan. Kelompok meteor dari pecahan komet ini beredar mengikuti orbit yang tetap di angkasa. Pada umumnya meteor berukuran sangat kecil. Massa partikel-partikel meteor kurang dari 1 gram. Tetapi ada juga meteor dengan berat beberapa ton. Sebelum mencapai permukaan bumi meteor bergesekan dengan angkasa bumi atau atmosfer sehingga menghasilkan panas yang akan membakar habis benda itu. Peristiwa itu yang sering kita kenal bintang beralih, bintang jatuh atau meteor.

Pada umumnya meteor hancur karena suhu panas pada saat mencapai atmosfer bumi. Meskipun jarang terjadi tetapi ada pula meteor yang mencapai permukaan bumi. Jika ada meteor yang mencapai permukaan bumi pastilah ukurannya besar. Meteor yang mencapai permukaan bumi itulah yang dinamakan meteorit. Contohnya seperti kawah Arizona yang diakibatkan jatuhnya meteor, tepatnya di Winslow, Arizona dan Kawah Deep Bay di Saskatchewan, Kanada yang berdiameter ± 12 km.


Meteorit terdiri atas dua jenis yaitu:

1. Meteorit logam (metalik) Meteorit ini terdiri atas nikel.

2. Meteorit batu-batuan Meteorit ini terdiri atas mineral dan menyerupaibatuan beku.


Apakah meteoroid, meteor, dan meteorit ?




Meteoroid merupakan benda-benda langit baik yang berukuran kecil maupun  besar yang berada dalam ruang antarplanet. Meteoroid-meteoroid ini sebagian  besar berasal dari komet dan asteroid. 

Meteor merupakan meteoroid yang memasuki atmosfer bumi dengan  kelajuan sangat tinggi, karena terkena gesekan dengan atmosfer sehinnga timbul  panas dan pijar pada bagian luar meteoroid, dan kita melihatnya berupa garis cahaya di langit. 

Meteorit merupakan meteoroid berukuran kecil yang terbakar habis di  atmosfer, sehingga menjadi sisa-sisa batuan dan dapat mencapai di bumi.  Meteoroid berukuran besar ada kemungkinan tidak terbakar habis .

Susunan Tata Surya



Tata surya (Solar System) terdiri dari matahari, planet, serta benda-benda langit  lainnya seperti satelit, komet, meteor, dan  asteroid. Tata surya dipercaya terbentuk  sejak 4.600 juta tahun yang lalu, yang merupakan hasil penggumpalan gas debu di  angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet-planet yang mengelilingi  matahari. Matahari mengandung sekitar 99,87% bahan pembentuk seluruh tata surya.  Ada dua paham yang berhubungan dengan tata surya, yaitu paham geosentris dan  paham heliosentris. Paham geosentris  dikembangkan oleh Claudius Ptolemaeus  (Ptolemy) sekitar tahun 150 T.M. Menurut paham geosentris, bumi merupakan pusat  dari jagad raya. Bulan berputar mengelilingi bumi dengan orbit yang paling dekat,  sementara bintang-bintang terletak pada bulatan angkasa yang besar dan berputar  pada orbit yang paling jauh.


Paham geosentris bertahan hingga abad ke-16. Baru pada sekitar tahun 1543  terjadi revolusi ilmiah besar-besaran yang dilakukan oleh Copernicus. Copernicus  menggantikan paham geosentris dengan paham baru yang disebut paham  heliosentris. Menurut paham heliosentris,  yang menjadi pusat jagat raya bukanlah  bumi, melainkan matahari. Matahari berada pada pusat alam semesta, sedangkan  bumi beserta planet-planet yang lainnya  bergerak mengelilingi matahari pada  orbitnya masing-masing. Paham heliosentris mendapat dukungan dari Kepler.   Pada tahun 1609 Kepler mendukung gagasan tersebut dengan mengemukakan  tiga hukumnya yang selain menyebutkan bahwa  matahari sebagai pusat dari tata  surya, juga memperbaiki orbit planet menjadi elips. Pada tahun yang sama Galileo  menemukan teleskop. Melalui pengamatan dengan teleskop Ia menarik kesimpulan bahwa yang menjadi pusat tata surya bukan bumi, melainkan matahari. Penemuan  teleskop oleh Galileo tidak hanya menguatkan paham heliosentris dari Cpernicus,  tetapi membuka lembaran baru dalam perkembangan ilmu astronomi. 


Flag Country

free counters