Misteri penampakan wajah manusia di bulan sudah lama menjadi 'pemanis' kisah di antara para astronom maupun kalangan pemerhati antariksa. Berbagai teori tentang penampakan manusia itu sudah mengemuka sejak 1959 sejak usai pesawat ruang angkasa Soviet Luna 3 memotret bulan saat kembali ke bumi.
Salah satu teori mengkaji penampakan manusia itu muncul karena perbedaan waktu pembentukan bulan atau dikenal dengan teori Gian Impact.
Sementara teori lain menganggap penampakan manusia itu karena cekungan di permukaan bulan yang merupakan dampak serangan asteroid. Batu antariksa membentuk cekungan kawah dan tampak lebih gelap dari bumi.
Namun teori itu mendapatkan bantahan dari data Badan Antariksa AS (NASA). Penampakan manusia itu bukan akibat dari cekungan bekas asteroid. Penyebab wajah manusia itu akibat gumpalan magma bulan.
Melansir Cnet, Kamis 2 Oktober 2014, hal itu dibuktikan oleh gabungan peneliti Institut Teknologi Massachusetts (MIT), Colorado School of Mines dan lembaga lain yang menggunakan data pesawat antariksa GRAIL milik NASA yang mengorbit bulan sejak 2012 silam.
Dengan data itu, ilmuwan memetakan bagian yang tampak gelap dari bulan atau dikenal wilayah Procellarum. Data peta menunjukkan cekungan yang membentang berdiameter hampir 1.800 mil itu cenderung lebih sudut. Bukan berbentuk melingkar atau elips, yang menjadi dasar ide dampak serangan asteroid.
"Kami melihat fitur pada Procellarum ini linear membentuk persegi panjang yang besar. Bentuk ini secara kuat menunjukkan asal usul bagian dalam dan menegaskan kekuatan dalam bulan," terang Jim Head, profesor Ilmu Geologi Universitas Brown, yang merupakan salah satu peneliti dalam studi ini.
Kekuatan internal itu, jelas Head, bisa memunculkan segumpal magma yang naik ke permukaan, yang kemudian didinginkan dan akhirnya mengeras menciptakan formasi yang dengan mudah disalahartikan sebagai kawah, padahal itu bukan dari serangan asteroid.
"Bagaimana gumpalan itu muncul memang masih misteri, bisa disebabkan peluruhan radioaktif dari unsur penghasil panas di dalam bulan, atau dampak besar asteroid pada masa sangat awal yang memicu gumpalan," kata Head menjelaskan.
Namun, ia melanjutkan, semua bukti menunjukkan dugaan dampak besar asteroid telah gugur.
"Orang yang berpikir semua vulkanik bulan terkait degan dampak asteroid harus dipikirkan lagi," tegas dia.
0 komentar:
Posting Komentar